Sultan Agung dari Mataram: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Almarko (bicara | kontrib)
Pranala
Tag: VisualEditor Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler
Inayubhagya (bicara | kontrib)
k Membalikkan revisi 19000674 oleh Almarko (bicara), dimohon tidak merubah isi kutipan
Tag: Pembatalan
Baris 122:
 
== Gelar ==
Di awal pemerintahannya, Raden Mas Jatmika bergelar Susuhunan Anyakrakusuma dan dikenal juga sebagai Panembahan Anyakrakusuma atau Prabu Pandita Anyakrakusuma. Setelah menaklukkan [[Madura]] pada tahun [[1624]], ia mengubah gelarnya sebagai ''Susuhunan Agung Adi Prabu Anyakrakusuma'', atau ''Sunan Agung''. Gelar sultan, baru didapatkan Sunan Agung ketika ia mengirim utusan kepada [[Syarif Mekkah|Syarifsyarif Makkah]].<ref name ="rick08">{{cite book|author=Ricklefs, M.C. |year=2008|title=A History of Modern Indonesia Since c. 1200|publisher=Palgrave}}</ref>
 
Pada 1641, setelah utusan Sunan Agung tiba di Mataram, mereka menganugrahkan gelar sultan melalui perwakilan [[Syarif Mekkah|Syarif]]syarif [[Makkah]], [[:en: Zaid binibnu Muhsin|Zaid bin Muhsin]] [[Bani Hasyim|Al Hasyimi]]. Gelar tersebut adalah ''Sultan Abdullah Muhammad Maulana MataramiMatarani al-Jawi'',<ref>{{cite book|author=Ooi, Keat Gin|year=2004|title=Southeast Asia: A Historical Encyclopedia|publisher=ABC-CLIO}}</ref><ref name ="rick08"/> disertai kuluk untuk mahkotanya, bendera, pataka, dan sebuah guci yang berisi air zamzam. Guci yang dulunya berisi air zamzam itu kini ada di makam Astana Kasultan Agungan di [[Imogiri]] dengan nama Enceh Kyai Mendung.
 
== Pemerintahan ==