Sejarah Indonesia: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
k Suntingan Mike herlin (bicara) dibatalkan ke versi terakhir oleh Rahmatdenas
Tag: Pengembalian
Mike herlin (bicara | kontrib)
k Membalikkan revisi 19033237 oleh Rahmatdenas (bicara)
Tag: Pembatalan Dikembalikan pranala ke halaman disambiguasi
Baris 19:
Para cendekiawan [[India]] telah menulis tentang [[Dwipantara]] atau kerajaan [[Hindu]] [[Jawa Dwipa]] di Pulau [[Jawa]] dan [[Sumatra]] atau Swarna Dwipa sekitar [[200 SM]]. Bukti fisik awal yang menyebutkan mengenai adanya dua kerajaan bercorak [[Hinduisme]] pada [[abad ke-5]], yaitu Kerajaan [[Tarumanagara]] yang menguasai [[Jawa Barat]] dan [[Kerajaan Kutai]] di pesisir [[Sungai Mahakam]], [[Kalimantan]]. Pada tahun [[425]] ajaran [[Buddhisme]] telah mencapai wilayah tersebut.
 
[[Nusantara]] telah mempunyai warisan peradaban berusia ratusan tahun dengan dua imperium besar, yaitu [[Sriwijaya]] di [[Sumatra]] pada [[abad ke-7]] hingga [[abad ke-14|ke-1411]] dan [[Majapahit]] di [[Jawa]] pada [[abad ke-13]] sampai [[abad ke-16|ke-16]], ditambah dengan puluhan kerajaan kecil yang acap kali menjadi vasal tetangganya yang lebih kuat atau saling terhubung dalam semacam ikatan perkawinan dan perdagangan (seperti di [[Maluku]]). Hal tersebut telah terjadi sebelum [[Eropa Barat]] mengalami masa [[Abad Renaisans|Renaisans]] pada [[abad ke-16]].
 
=== Kerajaan Hindu-Buddha ===
Baris 36:
[[Kerajaan Islam di Indonesia|Kesultanan Islam]] kemudian semakin menyebarkan pelbagai ajarannya ke penduduk dan melalui pembauran, menggantikan Hindu dan Buddha sebagai kepercayaan utama pada akhir [[abad ke-16]] di [[Jawa]] dan [[Sumatra]]. Hanya [[Bali]] yang tetap mempertahankan mayoritas [[Hindu]]. Di kepulauan-kepulauan di Timur, rohaniawan-rohaniawan [[Kristen]] dan [[Islam]] diketahui sudah aktif pada [[abad ke-16]] dan [[abad ke-17|17]], dan saat ini ada mayoritas yang besar dari kedua [[agama]] di kepulauan-kepulauan tersebut.
 
Penyebaran Islam dilakukan melalui hubungan perdagangan di luar [[Nusantara]]; hal ini, karena para penyebar [[dakwah]] atau [[mubalig]] merupakan utusan dari negara-negara Muslim yang datang dari luar [[Indonesia]], maka untuk menghidupi diri dan keluarga mereka, para [[mubalig]] ini bekerja melalui cara [[berdagang]], para mubalig inipun menyebarkan Islam kepada para [[pedagang]] dari [[pribumi-Indonesia|penduduk indigenos]], hingga para pedagang ini memeluk Islam dan meyebarkan pula ke penduduk lainnya, karena umumnya pedagang dan ahli kerajaan lah yang pertama mengadopsi agama baru tersebut. Kerajaan Islam yang berlandaskan nilai-nilai Islam memiliki sejarah penaklukan pada jaman nya yang dianggap penting termasuk di antaranya: [[Kesultanan Demak]] [[Kerajaan Djipang]] [[Kerajaan Samudera Pasai]], [[Kesultanan Banten]] yang menjalin hubungan diplomatik dengan negara-negara [[Eropa]], [[Kesultanan Mataram]], [[Kerajaan Iha|Kesultanan Iha]], [[Kesultanan Gowa]], [[Kesultanan Gorontalo]], [[Kesultanan Ternate]], dan [[Kesultanan Tidore]] [[Maluku]] dan [[Kepaksian Sekala Brak]] di [[MalukuKerajaan Adat Paksi Pak Sekala Brak]].
 
== Era kolonial ==
Baris 107:
** [[1646]] Spanyol di usir dari Minahasa dan Sulawesi Utara. Tahun selanjutnya Spanyol masih mencoba memengaruhi kerajaan sekitar untuk merebut kembali Minahasa tapi gagal, terakhir dengan mendukung [[Bolaang Mongondow]] yang berakhir tahun [[1692]].
 
=== Kolonialisasi Portugis, Inggeris dan Belanda ===
==== 15091501 - 1520 ====
* [[1501]] Sultan Banten mengajak kerjasama ekonomi dengan dengan Umpu Nyerupa, bentuk kerjasama itu dikeluarkanlah surat Piagam Perjanjian oleh Sultan Abdul Mahasin Muhammad Zainal Abidin.
* [[1509]] [[Portugis]] tiba pertama kali di [[Melaka]].
* [[1511]] [[April]], Admiral Portugis [[Alfonso de Albuquerque]] memutuskan berlayar dari [[Goa, India|Goa]] ke Melaka.
Baris 170 ⟶ 171:
** [[Surabaya]] dan [[Pasuruan]] takluk kepada Demak. Demak merebut [[Blambangan]], kerajaan Hindu terakhir di ujung timur Jawa.
** [[Gowa]] mulai meluas dari Makassar.
** Banten memperluas pengaruhnya atas kerja sama dengan Lampung dalam hal perdagangan hasil perkebunan.
 
==== 1531 – 1540 ====
Baris 208 ⟶ 209:
** Pasukan-pasukan dari Ternate menguasai [[Jailolo, Halmahera Barat|Kesultanan Jailolo]] di [[Halmahera]] dengan bantuan Portugis.
* [[1552]]
** Hasanuddin memisahkan diri dari Demak dan mendirikan [[Kesultanan Banten]], lalu tidak merebut Kerajaan Sekala Brak, [[Lampung]] untuk menjadi Kesultanan yang baru.
** Aceh mengirim duta ke [[Suleiman I]], [[Daftar sultan Kesultanan Utsmaniyah|Sultan Utsmaniyah]] di [[Istanbul]].
* [[1558]]
Baris 292 ⟶ 293:
* [[1654]]
** Orang Minahasa mengizinkan Belanda membangun loji di Manado.<ref>{{Cite book|last=|first=|date=1986|url=https://books.google.co.id/books?id=KcUeAAAAMAAJ&pg=PA4&dq=Spanyol+%22Manado.%22+%22tahun%22&hl=en&sa=X&ved=2ahUKEwiKh6iFq8DrAhXGTX0KHUdQBOYQ6AEwAXoECAEQAg#v=onepage&q=Spanyol%20%22Manado.%22%20%22tahun%22&f=false|title=Sejarah kota Manado, 1945-1979|location=|publisher=Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Direktorat Sejarah dan Nilai Tradisional, Proyek Inventarisasi dan Dokumentasi Sejarah Nasional|isbn=|pages=4|language=id|url-status=live}}</ref>
 
==== 1745 - 1989 ====
 
* [[1789]]
**Pemberontakan dengan serangan-serangan ke loji-loji Belanda. [[Pangeran Purba jaya|Sultan Pangeran Batin Purbajaya Bindung Langit Alam Benggala]] beliau menyelesaikan Komflik yang tenjadi di [[Kabupaten Rejang Lebong|rejang lebong]] dan [[Basemah|pesemah]] lebar.
* [[1824]]
**Terjadilah [[London|Traktat London]], tukar guling kekuasaan [[Inggris]] dan [[Belanda]], saat pemerintahan colonial belanda menggantikan Inggris untuk berkuasa di Wilayah Keresidenan [[Bengkulu-Inggris]] termasuk wilayah pesisir krui Lampung.
* [[1899]]
**Saat itu pemerintah colonial tidak berani menegur Pangeran Dalom Merah Dani menerapkan Gelar Sultan. Sulta haji Merah Dani saat mulai digunakannya kembali menggunakan Gelar Sultan dalam Kepaksian Sekala Brak setelah dia diberi gelar Sultan oleh Khalifahan [[Kesultanan Utsmaniyah|Utsmani]] sekembalinya dari Istambul.
* 1917
** Perang global, [[Perang Dunia I]] (PD1) terpusat di Eropa, Sekala Brak mengirimkan banyak pasukan antara lain yang di pimpin oleh Tuyuk (pendahulu) dari Sultan Sekala Brak yang bernama H. Hasbulloh berangkat ke turki berangkat membawa misi perang di [[Kesultanan Utsmaniyah]] selama peperangan dunia pertama peperangan tersebut berahir pada tanggal 11 November 1918, perang ini sering juga disebut perang besar, sekitar tahun 1942-1943 H. Hasbulloh kembali lagi ke Bumi Sekala Brak.
* [[1933]]
**Pada masa ini pemerintah belanda sudah mulai melunak dengan di buktikan Belanda mengijinkan rakyat sekolah di Europa School (ALS), Pangeran H. Suhaimi beliau mendapat bintang perak dari Gubernur Hindia Belanda atas jasanya menolong rakyat dari musibah gempa bumi di Lampung tahun 1933 serta mendapatkan Tanda Pahlawan dalam perjuangan Gerilya, Satya Lencana Perang Kemerdekaan I dan II, Satya Lencana dalam ikut menumpas G.30 S/PKI. surat penghargaan dari Panglima Balatentara Dainipon di Palembang karena membantu dalam perang Asia Timur Raya tahun 1944-1945.
* [[1942]]
** Ki. Akmal Gelar Dalom Raja Kapitan beserta rakyat Suku Saibatin mengusir para penjajah pada tahun 1942 dibawah kepemimpinan yang berpusat di Bukit Tinggi Sumatera selatan.
 
=== Kolonisasi VOC ===