Serangan Trunajaya terhadap Pantai Utara: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
k namun (di tengah kalimat) → tetapi |
k Perbaikan beberapa kesalahan |
||
Baris 4:
== Latar belakang ==
{{see|Pemberontakan Trunajaya|Pertempuran Gegodog}}
Pemberontakan Trunajaya mulai pada tahun 1674 ketika pasukan Trunajaya melancarkan serangan terhadap kota-kota di bawah penguasaan Mataram.{{sfn|Pigeaud|1976|p=69}} Tahun 1676, bala tentara pemberontak berjumlah 9.000 menyerbu [[Jawa Timur]] dari basis mereka di [[Pulau Madura|Madura]], dan merebut Surabaya—kota utama di Jawa Timur—tidak lama sesudahnya.{{sfn|Andaya|1981|pp=214–215}} Raja Mataram [[Amangkurat I]] mengerahkan bala tentara besar untuk melawannya di bawah Putra Mahkota (kelak [[Amangkurat II]]), tetapi bala tentara ini dikalahkan secara mutlak pada tanggal 13 September dalam [[Pertempuran Gegodog]] di timur laut Jawa.{{sfn|Pigeaud|1976|p=70}} Setelah Gegodog, pantai utara Jawa menjadi terbuka bagi pasukan Trunajaya.{{sfn|Pigeaud|1976|p=70}}
== Serangan ==
Pasukan pemberontak secara cepat melanjutkan ke arah barat setelah kemenangan.{{sfn|Pigeaud|1976|p=70}} Daerah pesisir utara Jawa—juga dikenal sebagai ''[[Pasisir]]''—memiliki banyak kota perdagangan, seperti [[Surabaya]] (telah direbut oleh Trunajaya sebelum Gegodog), [[Tuban]], [[Juwana, Pati|Juwana]], [[Pati, Pati|Pati]], [[Jepara]], [[Semarang]], dan [[Kendal]].{{sfn|Pigeaud|1976|p=59}}
Pasukan Trunajaya menemui perlawanan besar pertama mereka di Jepara. Sebagai reaksi terhadap pemberontakan, Amangkurat telah menempatkan seorang personel militer,
Setelah gagal merebut Jepara, para kapten Trunajaya—yang pasukannya ditambah dengan para pembelot Jawa yang menginginkan sekali barang rampasan—menyerang kota-kota lain di sepanjang pantai.{{sfn|Pigeaud|1976|p=70}} Serangan menjadi mudah karena banyak kota yang bentengnya telah diruntuhkan semasa atau setelah penaklukan mereka oleh [[Sultan Agung]] Mataram sekitar lima dekade sebelumnya.{{sfn|Pigeaud|1976|p=70}} Kota-kota perdagangan ditinggalkan dalam kehancuran dan kapal-kapalnya diambil alih untuk melaksanakan serangan lebih lanjut.{{sfn|Pigeaud|1976|p=70}} Menurut [[H. J. de Graaf]], pasukan Mataram melaksanakan pertahanan yang "berani" di Kudus dan Demak, tetapi mereka akhirnya jatuh.{{sfn|Pigeaud|1976|p=70}} Pada tanggal 5 Januari 1677, Trunajaya menjangkau sampai ke barat di [[Cirebon]] dan merebut kota, setelah kota-kota pesisir (kecuali Jepara) telah direbut atau dipaksa untuk mengakui kekuasaan Trunajaya.{{sfn|Pigeaud|1976|p=70}}{{sfn|Kemper|2014|p=68}} Pasukan VOC di markas besar mereka di [[Batavia]] mencegah gerakan maju ke arah barat lebih lanjut.{{sfn|Pigeaud|1976|p=70}}
|