[[Berkas:Chairil Anwar - Aku.jpg|jmpl|Puisi berjudul ''Aku'' karya [[Chairil Anwar]] yang dipajang di tembok di [[Leiden]]]]
'''Puisi''' adalahmerupakan salah satu jenis [[karya sastra]] yang [[gaya bahasa]]<nowiki/>nya sangat ditentukan oleh [[irama]], [[rima]], serta penyusunan larik dan [[Bait (sastra)|bait]]. Penulisan puisi dilakukan dengan [[bahasa]] yang cermat dan [[Diksi|pilihan kata]] yang tepat, sehingga meningkatkan kesadaran orang akan pengalaman dan memberikan tanggapan khusus lewat penataan [[bunyi]], irama, dan pemaknaan khusus.<ref>{{Cite web|url=http://kbbi.kemdikbud.go.id/entri/puisi|title=Arti kata puisi - Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) Online|website=kbbi.kemdikbud.go.id|access-date=2019-02-22}}</ref> Puisi mengandung seluruh unsur [[sastra]] di dalam penulisannya. Perkembangan dan perubahan bentuk dan isi pada puisi selalu mengikuti perkembangan [[Preferensi|selera]], perubahan konsep [[estetika]] dan kemajuan [[intelektualisme|intelektual]] manusia. Puisi mampu membuat [[ekspresi]] dari pemikiran yang mempengaruhi perasaan dan meningkatkan [[imajinasi]] [[Indra (fisiologi)|panca indra]] dalam susunan yang berirama. Penyampaian puisi dilakukan dengan bahasa yang memiliki makna mendalam dan menarik. Isi di dalam puisi merupakan catatan dan perwakilan dari pengalaman penting yang dialami oleh manusia.{{Sfn|Mahliatussikah|2015|p=11}}
Penekanan pada segi estetik suatu bahasa dan penggunaan sengaja pengulangan, meter, dan rima adalah yang membedakanmebedakan puisi dari [[prosa]]. Namun perbedaan ini masih diperdebatkan.Pandangandan pandangan kaum awam biasanya membedakan puisi dan prosa dari jumlah huruf dan kalimat dalam karya tersebut. Puisi lebih singkat dan padat, sedangkan prosa lebih mengalir seperti mengutarakan cerita. Beberapa ahli modern memiliki pendekatan dengan mendefinisikan puisi tidak sebagai jenis literatur tetapi sebagai perwujudan imajinasi manusia, yang menjadi sumber segala kreativitas. Selain itu, puisi juga merupakan curahan isi hati seseorang yang membawa orang lain masuk ke dalam keadaan hatinya.
Di dalam puisi juga biasa disisipkan [[majas]] yang membuat puisi itu semakin indah. Majas tersebut juga bermacam-macam, salah satunya adalah [[sarkasme]] yaitu sindiran langsung dengan kasar.
Baris 13:
Namun beberapa kasus mengenai puisi modern atau puisi ''cyber'' belakangan ini makin memprihatinkan jika ditilik dari pokok dan kaidah puisi itu sendiri, yaitu 'pemadatan kata'. Kebanyakan penyair aktif sekarang, baik pemula ataupun bukan, lebih mementingkan gaya bahasa dan bukan pada pokok puisi tersebut. Mereka enggan atau tak mau untuk melihat kaidah awal puisi tersebut.
Jadi, puisi seharusnya merupakan seni yang memiliki perasaan ketika melantunkan dan menyelaraskan nya, sehingga pendengar dapat merasakan emosi dan berimajinasi tentang maksud puisi tersebut.