Mahathir Mohamad: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Tidak ada ringkasan suntingan
Tag: Menghilangkan referensi Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler
Tidak ada ringkasan suntingan
Tag: Menghilangkan referensi Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler
Baris 116:
Mahathir masih menjadi tokoh politik aktif setelah pensiun. Ia sering melontarkan kritik terhadap penggantinya, [[Abdullah Ahmad Badawi]], yang mulai menjabat tahun 2006 dan [[Najib Razak]] tahun 2015.<ref name="star-najib">{{cite news|last1=Kaos Jr.|first1=Joseph|title=Dr M past his quiet stage, asks Najib to step down|url=http://www.thestar.com.my/News/Nation/2015/04/04/Mahathir-past-quiet-stage-Najib/|accessdate=7 August 2015|work=The Star (Malaysia)|date=4 April 2015}}</ref> Putranya, [[Mukhriz Mahathir]], menjabat sebagai [[Menteri Besar]] Kedah sampai awal 2016. Pada 29 Februari 2016, Mahathir keluar dari UMNO karena partai tersebut tetap mendukung Perdana Menteri Najib Razak meski sudah terjerat [[skandal 1Malaysia Development Berhad]].<ref>{{cite news|url=http://www.thestar.com.my/news/nation/2016/02/29/dr-mahathir-quits-umno-again/|title=Dr Mahathir quits Umno, again|date=19 February 2016|work=The Star Online|accessdate=15 October 2016}}</ref> Tanggal 9 September 2016, Jabatan Pendaftaran Pertubuhan menyetujui pendirian [[Partai Pribumi Bersatu Malaysia]] (PPBM) sebagai partai politik resmi di Malaysia; Mahathir diangkat sebagai ketua partai.<ref>{{cite news|url=http://www.freemalaysiatoday.com/category/nation/2016/09/09/dr-mahathirs-new-party-officially-registered/|title=Dr Mahathir’s new party officially registered|date=9 September 2016|work=Free Malaysia Today FMT News|accessdate=15 October 2016|archive-date=2016-10-15|archive-url=https://web.archive.org/web/20161015145627/http://www.freemalaysiatoday.com/category/nation/2016/09/09/dr-mahathirs-new-party-officially-registered/|dead-url=yes}}</ref> Pada tanggal 8 Januari 2018, Mahathir dinyatakan sebagai calon Perdana Menteri mewakili [[Pakatan Harapan]] pada [[pemilihan umum Malaysia 2018|pemilu 2018]]. Ia berencana mengampuni [[Anwar Ibrahim]] dan menyerahkan tampuk kekuasaan ke Anwar setelah dua tahun berkuasa. Pada usia 92 tahun, ia menjadi Perdana Menteri Malaysia tertua yang masih hidup sekaligus kepala negara atau pemerintahan tertua di dunia. Ia adalah PM Malaysia pertama yang tidak berasal dari koalisi UMNO–[[Barisan Nasional]]. Ia juga merupakan PM Malaysia pertama yang menjabat tidak berturut-turut.
 
== Perdana Menteri Malaysia ==
=== Dalam negeri ===
Mahathir dilantik sebagai [[Perdana Menteri Malaysia]] pada tanggal 16 Juli 1981 pada usia 56 tahun.<ref name="Wain 40">{{Harvnb|Wain|2010|p=40}}</ref> Salah satu keputusan pertamanya adalah membebaskan 21 orang yang dijerat [[Undang-Undang Keamanan Dalam Negeri (Malaysia)|Undang-Undang Keamanan Dalam Negeri]], termasuk wartawan [[Abdul Samad Ismail|Samad Ismail]] dan mantan wakil menteri kabinet Hussein, [[Abdullah Ahmad]], yang diduga anggota gerakan komunis bawah tanah.<ref>{{Harvnb|Wain|2010|p=38}}</ref> Ia mengangkat sekutu dekatnya, [[Musa Hitam]], sebagai Wakil Perdana Menteri.<ref>{{cite news|url=http://www.economist.com/node/2172673?story_id=2172673|title=The exotic doctor calls it a day|date=3 November 2003|work=The Economist|accessdate=4 February 2011}}</ref>
 
==== Tahun-tahun pertama (1981–1987) ====
Baris 128:
 
==== Pelaksanaan kekuasaan (1987–1990) ====
Bayangan dominasi politik Mahathir usai pemilu 1986 tidak berlangsung lama. Pada tahun 1987, [[Tengku Razaleigh Hamzah]] menantang Mahathir dalam perebutan kursi presiden UMNO dan perdana menteri. Karier Razaleigh semakin memburuk di era Mahathir. Ia diturunkan dari Menteri Keuangan menjadi Menteri Perdagangan dan Industri. Razaleigh didukung oleh Musa yang setahun sebelumnya mundur dari jabatan wakil perdana menteri. Meski Musa dan Mahathir awalnya sekutu dekat, keduanya berselisih pada masa pemerintahan Mahathir. Musa mengklaim bahwa Mahathir tidak lagi memercayainya. Razaleigh dan Musa bertarung merebut jabatan presiden dan wakil presiden UMNO melawan Mahathir dan wakilnya yang baru, [[Ghafar Baba]]. Kedua pasangan ini masing-masing dikenal dengan sebutan Tim B dan Tim A. Tim A Mahathir didukung pers, sebagian besar pejabat tinggi partai, dan bahkan [[Iskandar dari Johor|Iskandar]], kini Raja Malaysia, tetapi beberapa tokoh penting seperti [[Abdullah Ahmad Badawi]] mendukung Tim B. Dalam pemilu tanggal 24 April 1987, Tim A menang. Mahathir terpilih lagi dengan selisih kecil. Ia mendapat 761 suara delegasi partai, sedangkan Razaleigh mendapat 718. [[Ghafar Baba]] mengalahkan Musa dengan selisih yang agak besar. Mahathir kemudian memecat tujuh pendukung Tim B dari kementeriannya, sedangkan Tim B menolak mengakui kekalahan dan mengajukan gugatan hukum. Pada Februari 1988, [[Pengadilan Tinggi Malaysia|Pengadilan Tinggi]] memutuskan bahwa UMNO adalah organisasi ilegal karena sebagian cabangnya tidak terdaftar secara resmi.<ref>{{Harvnb|Milne & Mauzy|1999|pp=40–43}}</ref><ref>{{cite news|url=https://select.nytimes.com/gst/abstract.html?res=FB071EFC3A580C748CDDAB0894D0484D81|title=Malay Party Ruled Illegal, Spurring Conflicts|last=Crossette|first=Barbara|date=7 February 1988|work=New York Times|accessdate=5 February 2011}}</ref> Setiap faksi berlomba mendaftarkan partai baru dengan nama UMNO. Kubu Mahathir berhasil mendaftarkan nama "UMNO Baru", sedangkan permohonan pendaftaran "UMNO Malaysia" oleh Tim B ditolak. UMNO Malaysia, di bawah kepemimpinan [[Tengku Razaleigh Hamzah]] dan didukung mantan PM Abdul Rahman dan Hussein, memutuskan mendirikan partai [[Semangat 46]].<ref>{{Harvnb|Milne & Mauzy|1999|pp=43–44}}</ref>
 
Setelah selamat dari krisis politik, setidaknya sementara, Mahathir mulai menantang cabang yudisial. Ia khawatir putusan pendaftaran UMNO Baru akan dibatalkan oleh banding Tim B. Ia merumuskan amendemen konstitusi lewat parlemen yang menghapus kekuasaan Pengadilan Tinggi untuk melakukan peninjauan hukum. Kini, Pengadilan Tinggi hanya bisa memproses peninjauan hukum sesuai undang-undang khusus yang mengatur kekuasaan tersebut.<!-- Deleted image removed: [[Berkas:Sepang Circuit.png|thumb|270px|right|[[Sepang International Circuit]] officially opened by Mahathir in 1999. He inaugurated the first-ever [[Moto GP]] [[Malaysian motorcycle Grand Prix|Malaysian Grand Prix]] and [[Formula One]] [[Malaysian Grand Prix|Petronas Malaysian Grand Prix]].]] -->Presiden [[Mahkamah Federal Malaysia|Mahkamah Agung]], [[Salleh Abas]], menanggapinya dengan mengirim nota protes ke Raja. Mahathir kemudian membebastugaskan Salleh atas "penyalahgunaan kekuasaan parah" karena surat tersebut merupakan pelanggaran protokol. Pengadilan yang dibentuk Mahathir menyatakan Salleh bersalah dan menyarankan kepada Raja agar Salleh dipecat. Lima hakim lain mendukung Salleh dan juga dibebastugaskan oleh Mahathir. Pengadilan baru menolak banding Tim B sehingga faksi Mahathir bisa mempertahankan nama UMNO. Menurut Milne dan Mauzy, peristiwa ini menghancurkan independensi kehakiman Malaysia.<ref>{{Harvnb|Milne & Mauzy|1999|pp=46–49}}</ref>
 
Bersamaan dengan krisis politik dan yudisial, Mahathir mulai memburu oposisi dengan memanfaatkan Undang-Undang Keamanan Dalam Negeri. Pengangkatan kepala-kepala sekolah yang tidak bisa berbahasa Mandarin di sekolah-sekolah Tionghoa memancing kemarahan etnis Tionghoa-Malaysia. Mitra koalisi UMNO, [[Malaysian Chinese Association]] dan [[Partai Gerakan Rakyat Malaysia|Gerakan]], bergabung dengan [[Partai Aksi Demokratis]] (DAP) sebagai bentuk protes atas pengangkatan tersebut. Sayap pemuda UMNO mengadakan unjuk rasa provokatif yang memancing penembakan oleh seorang pelaku bersenjata dari etnis Melayu. Hanya campur tangan Mahathir yang dapat mencegah UMNO mengadakan unjuk rasa yang lebih besar lagi. Mahathir kemudian mengeluarkan perintah yang disebut-sebut Wain sebagai "pembungkaman oposisi politik terbesar dalam sejarah Malaysia". Dalam [[Operasi Lalang]], 119 orang ditangkap dan ditahan tanpa alasan di bawah Undang-Undang Keamanan Dalam Negeri. Mahathir berpendapat bahwa penahanan perlu dilakukan untuk mencegah berulangnya kerusuhan ras tahun 1969. Sebagian besar tahanan merupakan aktivis oposisi ternama, termasuk ketua DAP, [[Lim Kit Siang]], dan sembilan anggota parlemen dari partainya. Tiga surat kabar yang bersimpati kepada oposisi ditutup.<ref>{{Harvnb|Wain|2010|pp=65–67}}</ref>
 
Mahathir mengalami serangan jantung pada awal 1989,<ref>{{cite book|last=Cheah|first=Boon Keng|title=Malaysia: the making of a nation|year=2002|publisher=Institute of Southeast Asian Studies|isbn=981-230-154-2|page=219}}</ref> tetapi segera pulih dan memimpin Barisan Nasional menuju kemenangan pada [[pemilihan umum Malaysia 1990|pemilu 1990]]. Semangat 46 gagal merebut kursi di luar negara bagian Kelantan, kampung Razaleigh. Sejak itu, Musa bergabung lagi dengan UMNO.<ref>{{cite book|last=Kim Hoong Khong|title=Malaysia's general election 1990: continuity, change, and ethnic politics|url=https://archive.org/details/malaysiasgeneral0000khon|year=1991|publisher=Institute of South East Asian Studies|isbn=981-3035-77-3|pages=[https://archive.org/details/malaysiasgeneral0000khon/page/15 15]–17}}</ref>
Baris 139 ⟶ 137:
Berakhirnya [[Dasar Ekonomi Baru]] (DEB) tahun 1990 membuka kesempatan bagi Mahathir untuk menetapkan visi ekonomi Malaysia. Pada tahun 1991, ia meresmikan [[Wawasan 2020]] yang menggariskan rencana Malaysia menjadi negara maju dalam kurun 30 tahun.<ref>{{Harvnb|Wain|2010|pp=1–3}}</ref> Pencapaian sasaran ini memerlukan pertumbuhan ekonomi rata-rata sebesar tujuh persen produk domestik bruto per tahun.<ref>{{Harvnb|Milne & Mauzy|1999|p=165}}</ref> Salah satu rencana Wawasan 2020 adalah melenyapkan batas kesukuan secara bertahap. Wawasan 2020 dilengkapi oleh pengganti DEB, [[Dasar Pembangunan Nasional]] (DPN). Menurut DPN, program-program pemerintah yang sebelumnya dirancang untuk mengutamakan bumiputera akan dibuka bagi suku-suku lain.<ref>{{Harvnb|Milne & Mauzy|1999|p=166}}</ref> DPN berhasil mencapai salah satu sasaran utamanya, yaitu pengentasan kemiskinan. Tahun 1995, kurang dari sembilan persen penduduk Malaysia hidup miskin dan kesenjangan upah semakin menyusut.<ref>{{Harvnb|Milne & Mauzy|1999|p=74}}</ref> Pemerintahan Mahathir memangkas pajak perusahaan dan membebaskan aturan keuangan demi menarik investasi asing. Ekonomi tumbuh lebih dari sembilan persen per tahun sampai 1997. Negara berkembang lainnya pun mencoba meniru kebijakan Mahathir.<ref>{{Harvnb|Wain|2010|pp=104–105}}</ref> Sebagian besar pertumbuhan ekonomi Malaysia tahun 1990-an adalah hasil kebijakan [[Anwar Ibrahim]]; ia diangkat sebagai menteri keuangan tahun 1991.<ref>{{Harvnb|Wain|2010|p=280}}</ref> Pemerintah menikmati pertumbuhan ekonomi ini dan memenangi [[pemilihan umum Malaysia 1995|pemilu 1995]] dengan penambahan suara mayoritas.<ref>{{cite book|last=Hilley|first=John|title=Malaysia: Mahathirism, hegemony and the new opposition|year=2001|publisher=Zed Books|isbn=1-85649-918-9|page=256}}</ref>
 
Mahathir merintis sejumlah proyek infrastruktur besar pada tahun 1990-an. Salah satunya adalah [[MSC Malaysia|Multimedia Super Corridor]], sebuah kawasan di selatan [[Kuala Lumpur]] yang dirancang untuk industri teknologi informasi. Namun, proyek ini gagal menggaet investasi yang diharapkan.<ref>{{Harvnb|Wain|2010|p=189}}</ref> Proyek lainnya adalah pembangunan [[Putrajaya]] sebagai pusat pelayanan publik Malaysia dan memboyong [[Malaysian Grand Prix|Formula One Grand Prix]] ke [[Sepang (distrik)|Sepang]].<ref>{{Harvnb|Wain|2010|pp=185–188}}</ref> Salah satu pembangunan paling kontroversial era Mahathir adalah [[Bendungan Bakun]] di [[Sarawak]]. Proyek hidroelektrik ini bertujuan mengalirkan listrik melintasi [[Laut Cina Selatan]] untuk memenuhi kebutuhan listrik di Semenanjung Malaysia. Pembangunan dihentikan akibat [[krisisKrisis keuanganfinansial Asia 1997|krisis keuangan Asia]].<ref>{{Harvnb|Wain|2010|pp=186–187}}</ref>
[[Berkas:Petronas Towers at night (7025662613).jpg|jmpl|350px|ka|Pemandangan [[Menara Kembar Petronas]] dan [[Kuala Lumpur City Centre|pusat bisnis]] [[Kuala Lumpur]], bukti perubahan ekonomi Malaysia yang fenomenal di bawah pemerintahan Mahathir.]]
Krisis keuangan mengancam Malaysia. Nilai [[ringgit Malaysia|ringgit]] terjun bebas akibat spekulasi mata uang, investasi asing keluar, dan indeks bursa efek utama jatuh lebih dari 75 persen. Atas desakan [[Dana Moneter Internasional]] (IMF), pemerintah memangkas belanja pemerintah dan menaikkan suku bunga, tetapi malah memperparah situasi ekonomi. Pada tahun 1998, Mahathir membatalkan kebijakan tersebut sebagai bentuk penolakan terhadap IMF dan wakilnya sendiri, Anwar. Ia menaikkan belanja pemerintah dan memperbaiki nilai ringgit terhadap dolar AS. Hasilnya mengejutkan para kritikusnya dan IMF. Malaysia pulih dari krisis keuangan lebih cepat daripada negara-negara tetangganya di Asia Tenggara. Di [[lingkup terpisah|dalam negeri]], ini merupakan kemenangan politik. Di tengah krisis ekonomi 1998, Mahathir memecat Anwar dari jabatan menteri keuangan dan wakil perdana menteri. Mahathir kini dapat mengklaim bahwa ia menyelamatkan ekonomi negara dari kebijakan-kebijakan Anwar.<ref>{{Harvnb|Wain|2010|pp=105–109}}</ref>
Baris 147 ⟶ 145:
==== Tahun-tahun terakhir dan pergantian kekuasaan (1998–2003) ====
<!-- Deleted image removed: [[Berkas:Putrajaya Mahathir.png|thumb|right|350px|After [[Kuala Lumpur]]'s phenomenal transformation. [[Putrajaya]] was another brainchild of then-Prime Minister Tun Dr. Mahathir Mohamad. Its development started in the early 1990s.]] -->
Pada pertengahan 1990-an, tampak jelas bahwa ancaman terbesar bagi kekuasaan Mahathir adalah ambisi kekuasaan wakilnya, [[Anwar Ibrahim|Anwar]]. Anwar mulai menjauhkan diri dari Mahathir, mengumbar ketaatan agamanya, dan mendukung pelonggaran kekangan kebebasan sipil yang menjadi ciri khas pemerintahan Mahathir.<ref>{{Harvnb|Stewart|2003|p=32}}</ref> Namun, Mahathir terus membela Anwar sebagai penggantinya sebelum hubungan mereka merenggang di tengah krisis keuangan Asia. Posisi keduanya semakin berseberangan. Mahathir menolak kebijakan moneter dan fiskal ketat yang disarankan IMF. Pada musyawarah nasional UMNO tahun 1998, seorang pendukung Anwar, [[Ahmad Zahid Hamidi]], mengkritik pemerintah karena bertindak lamban dalam melawan korupsi dan kroniisme. Seiring bertambahnya kekuasaan Mahathir dalam kebijakan ekonomi Malaysia selama beberapa bulan berikutnya, Anwar semakin disampingkan. Pada tanggal 2 September, ia dicopot dari jabatan wakil perdana menteri dan menteri keuangan dan langsung dikeluarkan dari UMNO. Pemecatannya tidak disertai alasan, tetapi media mengaitkannya dengan tuduhan pelecehan seksual yang tersebar melalui "surat ancaman tanpa nama" di musyawarah nasional.<ref>{{Harvnb|Stewart|2003|pp=64–86}}</ref> Seiring bertambahnya tuduhan, masyarakat mengadakan demonstrasi besar-besaran untuk mendukung Anwar. Tanggal 20 September, Anwar ditangkap dan ditahan di bawah Undang-Undang Keamanan Dalam Negeri.<ref>{{Harvnb|Stewart|2003|pp=106–111}}</ref>
 
Anwar disidang atas empat tuduhan korupsi setelah muncul dugaan bahwa Anwar menyalahgunakan kekuasaannya dengan meminta polisi mengintimidasi orang-orang yang menuduh dirinya melakukan sodomi terhadap mereka. Sebelum sidang Anwar dimulai, Mahathir mengatakan kepada pers bahwa ia yakin Anwar bersalah. Anwar dinyatakan bersalah pada April 1999 dan dihukum penjara enam tahun.<ref>{{Harvnb|Wain|2010|pp=293–296}}</ref> Dalam sidang selanjutnya, Anwar divonis penjara sembilan tahun dalam kasus sodomi.<ref>{{Harvnb|Wain|2010|pp=297–298}}</ref> Dakwaan sodomi ini dibatalkan oleh pengadilan banding setelah Mahathir mengundurkan diri.<ref>{{Harvnb|Wain|2010|p=299}}</ref>
 
Pada musyawarah nasional UMNO tahun 2002, Mahathir mengumumkan bahwa ia akan mengundurkan diri dari jabatan perdana menteri, tetapi para pendukungnya segera naik panggung dan memintanya tetap menjabat. Ia memastikan akan pensiun pada Oktober 2003 agar bisa mempersiapkan peralihan kekuasaan ke penggantinya, [[Abdullah Ahmad Badawi]].<ref>{{Harvnb|Wain|2010|p=80}}</ref> Dengan masa jabatan 22 tahun, Mahathir merupakan pemimpin terpilih dengan masa jabatan terlama di dunia.<ref>{{cite news|url=https://www.telegraph.co.uk/news/worldnews/asia/malaysia/1445602/Mahathir-bows-out-with-parting-shot-at-the-Jews.html|title=Mahathir bows out with parting shot at the Jews|last=Spillius|first=Alex|date=31 October 2003|work=The Daily Telegraph|location=UK|accessdate=5 February 2011}}</ref> Ia masih menjadi perdana menteri dengan masa jabatan terlama di Malaysia.
Mahathir telah melenyapkan pesaingnya, tetapi reputasinya di dunia internasional dan perpolitikan dalam negeri jatuh. Menteri Luar Negeri Amerika Serikat [[Madeleine Albright]] membela Anwar sebagai "sosok pemimpin yang sangat dihormati" yang "berhak mendapat proses hukum dan persidangan yang adil".<ref>{{Harvnb|Stewart|2003|p=141}}</ref> Dalam pidatonya di Kuala Lumpur, Wakil Presiden Amerika Serikat [[Al Gore]] menyatakan bahwa "kami akan selalu mendengar suara-suara yang menginginkan demokrasi", termasuk "suara masyarakat Malaysia yang berani".<ref>{{Harvnb|Stewart|2003|p=142}}</ref> Pada KTT [[Asia-Pacific Economic Cooperation|APEC]] tahun 1999, Perdana Menteri Kanada [[Jean Chrétien]] menolak bertemu Mahathir, sedangkan menteri luar negeri Kanada bertemu istri Anwar, [[Wan Azizah Wan Ismail]].<ref>{{Harvnb|Stewart|2003|pp=140–141}}</ref> Wan Azizah membentuk partai oposisi liberal, [[Partai Keadilan Rakyat]] (''Keadilan''), untuk bertarung dalam [[pemilihan umum Malaysia 1999|pemilu 1999]]. UMNO kehilangan 18 kursi dan dua pemerintahan negara bagian karena banyak orang Melayu yang memilih PAS dan Keadilan, sebagian besar di antaranya memilih sebagai bentuk protes atas perlakuan Mahathir terhadap Anwar.<ref>{{Harvnb|Wain|2010|pp=79–80}}</ref>
 
Pada September 2001, Mahathir memicu kontroversi setelah ia menyatakan bahwa Malaysia sejatinya merupakan [[negara Islam]].<ref>https://www.questia.com/library/journal/1G1-82481114/the-islamic-state-or-the-state-of-islam-in-malaysia</ref>
 
Pada musyawarah nasional UMNO tahun 2002, Mahathir mengumumkan bahwa ia akan mengundurkan diri dari jabatan perdana menteri, tetapi para pendukungnya segera naik panggung dan memintanya tetap menjabat. Ia memastikan akan pensiun pada Oktober 2003 agar bisa mempersiapkan peralihan kekuasaan ke penggantinya, [[Abdullah Badawi]].<ref>{{Harvnb|Wain|2010|p=80}}</ref> Dengan masa jabatan 22 tahun, Mahathir merupakan pemimpin terpilih dengan masa jabatan terlama di dunia.<ref>{{cite news|url=https://www.telegraph.co.uk/news/worldnews/asia/malaysia/1445602/Mahathir-bows-out-with-parting-shot-at-the-Jews.html|title=Mahathir bows out with parting shot at the Jews|last=Spillius|first=Alex|date=31 October 2003|work=The Daily Telegraph|location=UK|accessdate=5 February 2011}}</ref> Ia masih menjadi perdana menteri dengan masa jabatan terlama di Malaysia.
 
=== Hubungan luar negeri ===