Agus Wirahadikusumah: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
HsfBot (bicara | kontrib)
k replaced: {{Normdaten}} → {{Authority control}}
Tidak ada ringkasan suntingan
Baris 21:
|battles=
|awards=
|spouse = Ny. Tri Rachmaningish
|relations= [[Umar Wirahadikusumah]] (paman)
|children = 1. Diyah Gustinar Safitri<br>2. Yunan Mahastra Satria
|relations= [[Umar Wirahadikusumah|Jenderal TNI (Purn.) Umar Wirahadikusumah]] (paman)
|laterwork=
}}
Baris 27 ⟶ 29:
 
== Karier militer ==
Agus Wirahadikusumah adalah lulusan [[akademi militer]] Indonesia pada tahun 1973. Ia juga belajar di Amerika Serikat, termasuk di [[Universitas Harvard]] (''John F. Kennedy School of Government''). Dalam tahun-tahun terakhir abad ke-20, ia menjadi Kepala Direktorat Perencanaan di Markas Angkatan Bersenjata Indonesia.
 
Setelah [[kejatuhan Soeharto|pengunduran diri]] [[Soeharto]], Wirahadikusumah muncul sebagai pembaharu di jajaran angkatan bersenjata. Pada tahun 1997, ia sebagai [[Mayor Jenderal]], ditugaskan di Markas Angkatan Bersenjata sebagai staf ahli bidang politik dan keamanan Panglima TNI.<ref>{{Cite web |url=http://www.tempo.co.id/harian/fokus/70/2,1,3,id.html |title=In Memoriam Agus Wirahadikusumah |access-date=2011-11-15 |archive-date=2011-11-15 |archive-url=https://web.archive.org/web/20111115233720/http://www.tempo.co.id/harian/fokus/70/2,1,3,id.html |dead-url=no }}</ref> Pada tahun yang sama, ia menyerukan agar militer Indonesia untuk menghentikan keterlibatan mereka dalam urusan politik dan menjadi kekuatan pertahanan profesional sebagai gantinya.
Baris 33 ⟶ 35:
Pada Januari 1999, Mayor Jenderal Agus Wirahadikusumah, yang saat itu adalah Komandan [[Seskoad]] kemudian menjadi Asisten Perencanaan Umum Panglima TNI.
 
==Menjabat Pangkostrad==
Pada tahun 2000, Presiden [[Gus Dur]] menunjuknya sebagai [[Pangkostrad]]. Ia menjabat posisi ini dari 29 Maret 2000 hingga 1 Agustus 2000. Wirahadikusumah mendukung setiap keputusan-keputusan Gus Dur, termasuk keputusan pemberhentian Jenderal [[Wiranto]] sebagai [[Menkopolkam]]. Wiranto menyebutnya sebagai "apel buruk".
 
Sementara Wirahadikusumah sangat populer dikalangan prajurit biasa, ia juga menciptakan musuh bagi dirinya sendiri, karena ia berusaha membersihkan [[Kostrad]] dari sejumlah dugaan kasus korupsi. Sebagai konsekuensinya, dia diberhentikan dari jabatannya sebagai [[Panglima Kostrad]] pada musim panas tahun 2000. Namun, menurut [[Umar Wirahadikusumah]], pamannya, jabatan sebagai [[Panglima TNI]] telah ditawarkan kepada Agus Wirahadikusumah pada tanggal 23 Juli 2001.
 
==Meninggal Dunia==
Pada 30 Agustus 2001, Wirahadikusumah dibawa ke Rumah Sakit Pusat Pertamina di Jakarta Selatan pada pukul 06:19. Seorang pegawai rumah sakit menyatakan bahwa ia telah meninggal ketika ia dibawa masuk, penyebab meninggalnya tidak diketahui dan tidak ada [[otopsi]] yang dilakukan. Menurut [[The Jakarta Post]], kemungkinan penyebab kematian adalah [[serangan jantung|gagal jantung]]. Namun, beberapa orang menyatakan bahwa ia mungkin telah [[dibunuh]],<ref>{{Cite web |url=http://www.indonesia-house.org/focus/civ-society/2004/11/111304Imparsial_tuntut_SBY_usut_pembunuhan_Munir.htm |title=Rachland Nashidik Interview in Radio Nederland |access-date=2013-06-09 |archive-date=2006-10-04 |archive-url=https://web.archive.org/web/20061004021428/http://www.indonesia-house.org/focus/civ-society/2004/11/111304Imparsial_tuntut_SBY_usut_pembunuhan_Munir.htm |dead-url=yes }}</ref> karena sikap reformisnya untuk mengungkap skandal korupsi 189 miliar rupiah di Yayasan Dharma Putra Kostrad, sebuah organisasi amal milik militer.<ref>{{Cite web |url=http://www.geocities.com/naulu67/gja080601.txt |title=George Aditjondro Article |access-date=2008-06-11 |archive-date=2008-06-11 |archive-url=https://web.archive.org/web/20080611073808/http://www.geocities.com/naulu67/gja080601.txt |dead-url=yes }}</ref> Ia dimakamkan di [[TMP Kalibata]] pada siang harinya.<ref>{{Cite web |url=http://tempo.co.id/harian/fokus/70/2,1,10,id.html |title=Jenazah Agus Wirahadikusumah Telah Dimakamkan di TMP Kalibata |access-date=2001-09-14 |archive-date=2001-09-14 |archive-url=https://web.archive.org/web/20010914180434/http://tempo.co.id/harian/fokus/70/2,1,10,id.html |dead-url=no }}</ref>