Anka Adika Production: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Kotak Hitam (bicara | kontrib)
Kotak Hitam (bicara | kontrib)
Baris 37:
[[Berkas:Salah satu adegan pertunjukan Mutiara dari Bandung Selatan (Arsip AAP).jpg|kiri|jmpl|Salah satu adegan pertunjukan Mutiara dari Bandung Selatan (Arsip AAP)]]
Menyelami dunia dan gaya berfikir penonton merupakan hal penting dalam pembuatan karya. Dikarenakan penonton AAP didominasi oleh remaja, maka dunia remaja harus didalami sebagai landasan pertunjukan dari AAP. Penonton harus menikmati apa yang disuguhkan oleh AAP, sehingga apa yang diinginkan penonton Itu lah yang AAP suguhkan. Pertunjukan musikal yang AAP tampilkan kerap dinamai dengan istilah "dua warna". Penamaan ini muncul karena bentuk pertunjukan ini menggabungkan antara dialog dan tata musik yang direkam (kabaret) dengan dialog dan musik yang ditampilkan secara langsung. Seperti proses kreatif sebuah kelompok teater konvensional, AAP pun melaksanakan proses latihan sesuai dengan kelompok teater konvesional. Dengan tahapan pertunjukan, yaitu latihan AAP dimulai dengan bedah naskah, dan diskusi bentuk pertunjukan. Tahapan proses pertunjukan dilakukan proses pemilihan pemain (casting) dilanjutkan pada proses membaca naskah (reading). Aktor harus mampu mengerti cerita apa yang akan dipagelarkan. Dan sutradara akan bertugas sebagai pengarah alur cerita yang biasanya Kang Anton sebagai penulis naskah akan memaparkan cerita yang telah dibuat. Proses membaca naskah ini sangat diperlukan oleh AAP karena saat pertunjukan kebanyakan aktor AAP akan melakukan improvisasi maka aktor trsebut harus benar-benar mengerti sususan cerita dalam naskah, hal ini akan membantu aktor saat mengembangkan naskahnya diatas pentas. Setelah proses membaca naskah dianggap cukup maka akan berlanjut pada proses pengaturan tata letak aktor diatas panggung. Aktor akan diberikan gambaran besar tempat mereka membagi ruang dengan aktor lainnya. Aktor pula dituntut untuk mampu melakukan koreografi atau gerakan tari, walau dalam pertunjukan AAP menari tidak menjadi suguhan yang diutamakan. Dengan jumlah aktor yang masif sutradara akan jeli membagi komposisi ruang diatas pentas. Ini penting guna memberikan keseimbangan panggung pada pertunjukan AAP yang berpacu pada wilayah improvisasi selalu menjadikan panggung adalah wilayah eksplorasi actor. Panggung selalu dibuat padat dan memberikan kemungkinan-kemungkinan bergerak yang leluasa untuk aktor menguasai panggungnya. Sebagai kelompok kabaret tentunya AAP pun tidak lepas untuk melakukan latihan lipsync atau latihan gerak bibir agar tampak kesesuaian antara gerak bibir dan bunyi dialog yang telah direkam sebelumnya.
[[Berkas:Saryati oh Saryati 1997 (Arsip AAP).jpg|jmpl|Salah Satu Adegan di Saryati oh Saryati tahun 1997 (Arsip AAP)]]
 
=== Ciri khas Anka Adika Production ===