Teungku Hasan Krueng Kale: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
Khairulmulk (bicara | kontrib) kTidak ada ringkasan suntingan |
Khairulmulk (bicara | kontrib) |
||
Baris 26:
Sepulang belajar dari Mekah, Teungku Hasan tidak langsung pulang ke kampung halamannya, melainkan singgah terlebih dahulu di [[Dayah]] (Pesantren) gurunya Teungku M. Irsyad Ie Leubeu di Yan, [[Kedah]], [[Malaysia]].<ref name="dayah"/> Di pesantren tersebut ia sempat mengajar selama beberapa tahun dan kemudian ia dijodohkan oleh gurunya dengan seorang gadis yatim keturunan Aceh bernama Nyak Safiah binti Husein.<ref name="dayah"/>
Atas panggilan pamannya, Teungku Muhamad Said, Teungku Hasan pulang dan mengabdi di [[Dayah]] Meunasah Baro pimpinan pamannya.<ref name="dayah"/> Tidak lama kemudian, ia mendirikan lembaga pendidikannya sendiri yang sekarang bernama '''[http://www.darulihsanabuhasan.com/ Dayah Darul Ihsan Abu Hasan Krueng Kalee]''' di [[Gampong]] Krueng Kale, [[Darussalam, Aceh Besar|Kecamatan Darussalam]], [[Kabupaten Aceh Besar]].<ref name="Ensiklopedi"/><ref name="dayah"/> Dari situlah kemudian ia dikenal dengan nama Teungku Hasan Krueng Kale yang maksudnya adalah Kiai Hasan dari Krueng Kale.<ref name="Ensiklopedi"/>
[[Dayah]] asuhan Teungku Hasan tersebut kemudian berkembang pesat dan memiliki ribuan [[santri]] dan menjadi salah satu [[dayah]] besar di wilayah Aceh pada abad ke-20.<ref name="Ensiklopedi"/> Banyak dari para santrinya yang kemudian menjadi ulama besar dan mendirikan [[dayah]] di daerah mereka masing-masing.<ref name="Ensiklopedi"/> Salah satu murid Teungku Hasan yang terkenal adalah Teungku Muhammad Muda Wali yang mendirikan [[Dayah]] '''''Darussalam Manbail 'Ilmi Hikam''''' di [[Labuhan Haji]], [[Kabupaten Aceh Selatan]].<ref name="Ensiklopedi"/>
|