Transformasi digital: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Setyadirja (bicara | kontrib)
Memperbaiki ejaan dan menambah pranala dalam
Arizulkarnaen (bicara | kontrib)
k Menambahkan pranala dalam pada kata generasi Z
Baris 32:
Ketika merencanakan untuk transformasi digital, organisasi harus mengenali faktor perubahan budaya yang akan mereka hadapi baik untuk pekerja dan para pemimpin organisasi agar dapat menyesuaikan diri saat mengadopsi dan bergantung pada teknologi asing.<ref>https://hbr.org/2015/08/the-company-cultures-that-help-or-hinder-digital-transformation</ref> Transformasi Digital telah memunculkan banyak tantangan dengan adanya pasar baru dan berbagai peluang. Dengan transformasi digitalisasi yang terjadi, organisasi harus bersaing dengan gesit terhadap para pesaing yang mengambil keuntungan dari rendahnya hambatan dalam menyediakan teknologi baru.<ref>Harvard Business Review, https://hbr.org/2016/03/the-industries-that-are-being-disrupted-the-most-by-digital</ref>
 
Sementara si bungsu yang masih dilahirkan, anggota tertua dari [[Generasi Z]] sekarang berusia 19 tahun dan membuat perjalanan dari pendidikan penuh-waktu ke tempat kerja. Mereka bersemangat, lebih akrab dengan hal digital dengan pendekatan yang unik sebagai konsep bekerja.
 
Tantangan dan peluang yang terjadi pada Gen Z ([[generasi Z]]) yang merupakan merupakan generasi kini ialah adanya garis antara pekerjaan dan kehidupan pribadi yang semakin kabur (''boundary less''). Bekerja adalah sebuah pola pikir bagi mereka, bukan hanya satu set untuk menyelesaikan tugas-tugas atau tujuan yang ingin dicapai. Mereka secara konstan harus mengakses segala hal ke email dan berkolaborasi melalui platform terbaru, dan selalu terhubung. Pada masa ini, Gen Z harus mampu menyusun strategi untuk merangkul digitalisasi, meningkatkan kelincahan dalam menguasai teknologi informasi dan mengadopsi platform kolaborasi terbaru di bisnis ini.