Ondang Sutarsa Budhi Santosa: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Indewapagara (bicara | kontrib)
karier
Indewapagara (bicara | kontrib)
k pranala luar
Baris 1:
'''[[Inspektur Jenderal Polisi|Irjen]] [[Kepolisian Negara Republik Indonesia|Pol]] Drs. H. Ondang Sutarsa Budhi Santosa''' (lahir di [[Daerah Khusus Ibukota Jakarta|Jakarta]], 8 Mei 1954; umur 66 tahun) adalah seorang Purnawirawan perwira tinggi Polri yang pernah menjabat sebagai [[Kepolisian Daerah Istimewa Yogyakarta|Kapolda DIY]] pada tahun 2010 -2011, dan jabatan terakhir jenderal bintang dua ini adalah sebagai [https://sespim.lemdiklat.polri.go.id/ Widyaiswara Utama Sespimti Polri].
[[Berkas:Ondang sutarsa.jpg|jmpl|344x344px|Irjen Pol (P) Drs. H. Ondang Sutarsa B.S
{| class="wikitable"
Baris 26:
]][[Inspektur Jenderal Polisi]] Drs. Ondang Sutarsa BS, begitu nama lengkap perwira polisi satu ini. Lulusan Akpol 1976 ini sudah malang melintang merajut karier di pelosok nusantara. Dari mulai merintis karier di Bumi Cendrawasih, Papua sebagai PA Staf Res Intel Polda Irian Jaya hingga mengemban tugas sebagai Widyaiswara Utama Sespimti Polri di akhir masa bhaktinya.
 
Sebagai sosok yang begitu menggemari dunia kesenian, serasa sangat pas ketika ia dimutasi ke Jogja sebagai [Kapolda DIY.<ref>{{Cite web|last=Media|first=Kompas Cyber|date=2010-08-25|title=Brigjen Ondang Pimpin Polda DIY|url=https://nasional.kompas.com/read/2010/08/25/21051278/~Regional~Jawa Kapolda DIY]|website=KOMPAS.com|language=id|access-date=2021-09-05}}</ref> Pasalnya, sebab daerah ini merupakan sebuah daerah yang masih cukup kuat dan kental dalam melestarikan warisan budaya leluhurnya. Dengan kondisi kehidupan yang demikian, sosok Ondang bisa disebut ''"The Right Man In The Right Place"''. Sehingga dengan memahami segala permasalahan yang ada, pendekatan dengan masyarakat pun bisa lewat jalur-jalur budaya.

Berpengalaman dalam bidang Bimmas, Ondang yang memiliki hoby seni/musik, dan ia pun seorang drummer di angkatan kepolisiannya ''“Arya wirya”'', disetiap wilayah yang dipimpin selalu membentuk grup band yang keseluruhan beranggota Polri dalam rangka ''Program Safari Kamtibmas'' ''Polisi Simpatik'' ke daerah-daerah dan kampus-kampus melalui seni musik. Bahkan, di masa pensiunnya, Ondang membuat karya musik bersama salah satu grup musik nasional asal [[Lampung]], '''Jendral Band''' dengan album bertajuk '''“TRIBUTE TO POLRI”'''<ref>{{Cite web|title=Jendral band Luncurkan Album Maafkan Polisi - Tribunnews.com|url=https://m.tribunnews.com/ampstory/images/1453882/jendral-band-luncurkan-album-maafkan-polisi|website=m.tribunnews.com|access-date=2021-09-05}}</ref>''',''' dimana Ondang membuat karya lagu berjudul '''“Maafkan Polisi”''' dan '''"Polisi Wanita Indonesia”''' yang di produksi PT. Nagaswara Sakti di penghujung 2014.
 
=== Berpengalaman di Ranah SDM ===
Dari perjalanan kariernya dalam dinas di organisasi Polri, Ondang Sutarsa cukup familiar dengan dunia pembinaan sumber daya manusia dalam konsep Manajemen SDM (MSDM). Pati yang pernah mengikuti pendidikan kejuruan Bintal Komando, PA Intel, PA Serse, dan Tar Kapol Wil 03 ini, berdinas di ranah SDM, terutama berkaitan dengan masalah rekrutmen anggota Polri. Jabatan pertama yang berkaitan dengan SDM adalah Kabag Binbat Dit Minpers Polri di tahun 1996.
 
Saat menjabat Karo Dalpers Polri, Ondang konsisten dalam mengawal proses rekrutmen dan seleksi calon taruna Akpol. Sehingga prosesnya selalu berlangsung dalam koridor prinsip, Bersih, Transparan, Akuntabel dan Humanis. Dan untuk seleksi Akpol tahun 2009 merengkuh Sertifikasi ISO 9001:2008 di tahun 2010-nya. Artinya, secara peringkat kualitas mutmutu pelayanan sudah lebih baik lagi di banding dengan tahun sebelumnya.
 
=== Konsistensi dengan konsep SIMPATIK ===
Ondang berhasil merumuskan konsep SIMPATIK menjadi satu pedoman dan sikap perilaku operasional di lapangan. Pasalnya, dalam memberikan pelayanan prima pada masyarakat. Tatkala ia menjabat sebagai Karo Pers di Polda Lampung, ia acap kali ceramah soal Polisi "SIMPATIK". Di waktu ceramah ia bawa dua Polwan unutkuntuk berdiri di depan podium selama ceramah, dengan menyuguhkan senyuman. Seusai ceramah, dua Polwan ini memasang wajah judes selama satu menit. Tapi ternyata yang satu menit itulah yang dapat dibaca dan diingat, senyuman selama ceramahpun terlupakan.
 
Pesan yang ia kedepankan adalah, bagi aparat yang bertugas tatkala sebentar saja menyajikan pelayanan yang kurang baik (perilaku negatif) pasti sampai kapanpun akan diingat oleh masyarakat, berbeda dengan perilaku positif yang sulit diingat.