Menunu batu khas Papua: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Adnan Chaldun (bicara | kontrib)
kTidak ada ringkasan suntingan
Tag: VisualEditor Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler Suntingan seluler lanjutan
Adnan Chaldun (bicara | kontrib)
kTidak ada ringkasan suntingan
Tag: VisualEditor Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler Suntingan seluler lanjutan
Baris 8:
Ritualnya sebagai berikut:
 
# batuBatu ditumpuk di atas perapian dan dibakar sampai kayu bakar habis terbakar dan batu menjadi panas (kadang sampai merah membara).
# bersamaanBersamaan dengan itu, warga yang lain menggali lubang yang cukup dalam.
# batuBatu panas tadi dimasukkan ke dasar lubang ygyang sudah diberi alas daun pisang dan alang-alang.
# diDi atas batu panas itu ditumpuklahditumpuk daun pisang, dan di atasnya diletakkan daging babi yang sudah diiris-iris.
# diDi atas daging babi ditutup daun pisang, kemudian di atasnya diletakkan batu panas lagi dan ditutup daun.
# diDi atas daun, ditaruh ubi jalar (batatas), singkong (hipere), dan sayuran lainyalainnya dan ditutup daun lagi.
# diDi atas daun paling atas ditumpuk lagi batu panas dan terakhir ditutup daun pisang dan alang-alang.
Babi yang akan dimasak tidak langsung disembelih, tapi dipanah terlebih dahulu. Bila babi langsung mati, maka pertanda acara akan sukses, tapi bila tidak langsung mati, maka pertanda acara tidak bakalan sukses. Setelah matang, biasanya setelah dimasak selama 1 jam, semua anggota suku berkumpul dan membagi makanan untuk dimakan bersama di lapangan tengah kampung, sehingga bisa mengangkat solidaritas dan kebersamaan rakyat Papua.