Ovulasi: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Setyadirja (bicara | kontrib)
memperbaiki ejaan, tata bahasa penulisan
Asdikamba (bicara | kontrib)
menambahkan pranala dalam
Baris 19:
[[Konsentrasi]] estrogen yang meningkat pada fase folikel akan menyebabkan naiknya kadar [[hormon]] luteinizing (LH) dan hormon penstimulasi folikel (FSH). Fase ini terjadi selama 24 hingga 36 jam. Oosit pada fase ini akan dilepaskan dari [[ovarium]] melalui oviduct<ref name="John"/> (tubafalopi).
 
[[Sinyal transduksi]] kaskade yang diprakarsai oleh hormon LH membuat [[enzim proteolitik]] yang dikeluarkan oleh folikel akan menurunkan jaringan follicular di situs blister sehingga akan membentuk lubang yang disebut [[stigma]]<ref name="John"/>. Cumulus-oocyte (coc) akan meninggalkan pecah folikel, bergerak ke dalam rongga peritoneum melalui stigma, dan tertangkap oleh fimbriae pada akhir [[tuba fallopii]] (disebut juga oviduk).<ref name="John"/> Setelah memasuki oviduk, ovum-cumulus didorong bersama oleh [[silia]], dan menjadi awal perjalanannya ke arah [[rahim]].<ref name="John"/>
 
Setelah oosit menyelesaikan fase [[meiosis]], sel tersebut akan menghasilkan dua sel, yaitu sel yang lebih besar berupa oosit sekunder yang berisi semua bahan [[sitoplasma]], dan sel yang lebih kecil tidak aktif pertama tubuh kutub.<ref name="John"/> Kemudian, tahap meiosis II akan mengikuti secara bersamaan, namun akan tertahan pada fase [[metaphase]] dan tertinggal sampai [[fertilisasi]].<ref name="John"/> Gelendong aparatus kedua divisi meiosis muncul pada saat ovulasi.<ref name="John"/> Jika tidak terjadi pembuahan, oosit akan merosot pada 12 hingga 24 jam setelah ovulasi.<ref name="John"/>