Bagindo Aziz Chan: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Baris 46:
 
== Perjuangan ==
Di tengah situasi pasca-kedatangan [[Sekutu Perang Dunia II|Sekutu]] di Padang pada [[10 Oktober]] 1945, ia menolak tunduk terhadap kekuatan [[militer]] [[Belanda]] yang berada di belakang tentara Sekutu.<ref>Kahin, A. (1999). ''Rebellion to Integration: West Sumatra and the Indonesian Polity''. 1926-1998. Amsterdam University Press. ISBN 90-5356-395-4.</ref> Ia terus melakukan perlawanan dengan menerbitkan surat kabar perjuangan yang bernama ''Republik Indonesia Jaya'', bahkan turun langsung memimpin perlawanan terhadap Belanda sampai akhirnya meninggal pada tanggal [[19 Juli]] [[1947]].<ref>Sudarmanto, J. B. (2007). ''Jejak-jejak Pahlawan: Perekat Kesatuan Bangsa Indonesia''. Grasindo. ISBN 978-979-759-716-0.</ref> Ia juga berpidato di depan umum, "Langkahilah dulu mayatku, baubaru Kota Padang saya serahkan".<ref>{{Cite book|last=Anwar|first=Rosihan|date=2004|url=https://books.google.com/books?id=Ew-3prmwsvgC&newbks=0&printsec=frontcover&pg=PA185&dq=U-Brigade+padang&hl=en|title=Sejarah kecil "petite histoire" Indonesia|publisher=Penerbit Buku Kompas|isbn=978-979-709-532-1|language=id}}</ref>
 
Menurut hasil visum (yang dilakukan di [[Rumah Sakit Tentara Dr. Reksodiwiryo]], [[Ganting Parak Gadang, Padang Timur, Padang|Ganting]] sekarang), ia meninggal karena terkena benda tumpul dan terdapat tiga bekas tembakan di wajahnya.