Inggit Garnasih: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Hddty (bicara | kontrib)
Merapikan/copyedit
Hddty (bicara | kontrib)
→‎Pandangan Masyarakat: Merapikan/copyedit
Tag: Suntingan visualeditor-wikitext
Baris 22:
Inggit Garnasih lahir di Desa Kamasan, Kecamatan Banjaran, Kabupaten Bandung, Jawa Barat, pada 17 Februari 1888. Saat masih remaja, Inggit adalah kembang desa di kampungnya. Banyak lelaki yang berupaya mendekat untuk sekadar bisa mencuri perhatiannya. Ia pernah dipersunting oleh Nata Atmaja, seorang patih di Kantor Residen Priangan. Namun, pernikahan ini tidak bertahan lama dan berakhir dengan perceraian. Kemudian, ia menikah lagi dengan Haji Sanusi, seorang pengusaha yang juga aktif di Sarekat Islam. Pernikahan mereka baik-baik saja meskipun tidak bisa juga dibilang bahagia karena ia sering ditinggal suaminya yang terlalu sibuk. Hingga kemudian datanglah Sukarno. Pada waktu itu, Sukarno telah mempunyai istri bernama Siti Oetari. Namun, rasa cintanya pada Oetari lebih condong seperti cinta kepada saudara. Sukarno pun akhirnya menceraikan Oetari, begitu pula dengan Inggit yang secara resmi berpisah dengan Sanusi. Keduanya lalu menikah di rumah orang tua Inggit di Jalan Javaveem, Bandung.<ref name=":0" />
 
== Pandangan Masyarakatmasyarakat ==
Inggit Garnasih merupakan sosok pahlawan yang sebenarnya memiliki jasa yang sangat besar untuk kemerdekaan Indonesia, bagaimana tidak, Inggit Garnasih lah yang selalu setia mendampingi Soekarno dimasa-masa sulitnya, akan tetapi namanya tak pernah disebut dalam buku pelajaran. bagi pembaca yang belum mengenal sosok Inggit Garnasih, beliau adalah istri kedua Soekarno yang membiayai perjuangan Soekarno mulai dari biaya kuliahnya hingga aktivitas politiknya. Selama ini nama Inggit Garnasih masih asing di telinga masyarakat Indonesia bahkan yang lebih menprihatinkan namanya masih asing di tanah kelahirannya yaitu Kamasan.<ref>Kesaksian Cucu Ibu Inggit Garnasih</ref>