Usamah bin Ladin: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Tidak ada ringkasan suntingan
Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler
Baris 29:
Ketika tentara-tentara Soviet menarik mundur keluar dari Afganistan, Usamah bin Ladin pulang kembali ke Arab Saudi dan bergabung bekerja pada perusahaan konstruksi dan bangunan milik keluarga, grup perusahaan Bin Ladin. Di sini ia kemudian terlibat bersama kelompok orang-orang Saudi yang berseberangan dan melawan pemerintahan kerajaan/monarki Saudi, yakni terhadap Keluarga Raja Fahd. Pada tahun 1995 Usamah bin Ladin membangun infrasruktur di Sudan ketika menjalin hubungannya dengan Presiden [[Umar Hasan Ahmad al-Bashir|Umar al-Bashir]] dan Dr. [[Hasan Turabi]] yang memerintah Sudan.
 
Pada tahun 1994, Pemerintah Saudi mencabut hak kewarganegaraan Usamah dan membekukan seluruh aset dan kekayaannya di seluruh negeri. Usamah bin Ladin diyakini berbagai pihak sebagai tokoh pusat dan kunci dari suatu koalisi internasional dari kaum radikal Islam. Menurut Pemerintah Amerika Serikat, Al Qaeda telah meniru gerakan-gerakan aliansi dengan pola pikir kelompok-kelompok fundamentalis, seperti misalnya kelompok Al-Jihad di [[Mesir]], Gerakan Hizbullah di [[Iran]], Front Islam Nasional di Sudan, dan kelompok-kelompok jihad lainnya di Yaman, Arab Saudi, dan [[Somalia]]. Organisasi Usamah bin Ladin juga memiliki ikatan-ikatan dengan "Kelompok Islam" yang pada suatu ketika dibawah pimpinan Syaikh [[Omar Abdel Rahman]], seorang ulama Mesir yang menjalani hukuman seumur hidup sejak pengakuannya pada tahun 1995 menggagalkan persekongkolan peledakan beberapa tempat di kawasan kota New York. Pada akhir tahun 1990-an dua orang anak Sheik Rahman bergabung bersama kekuatan tentara dan perjuangan Usamah bin Ladin.
 
Sejak tahun 1992, Usamah bin Ladin dan anggota-anggota lainnya dari gerakan Al Qaeda menjadi target sasaran militer Amerika yang bertugas di Arab Saudi, dan di Yaman, dan satuan militer yang ditugaskan di Tanduk Afrika, termasuk di Somalia. Pada bulan Oktober 1993, kelompok Usamah bin Laden dituduh membunuh 18 orang anggota militer berkebangsaan Amerika Serikat yang sedang bekerja untuk bantuan kemanusiaan dan penanggulangan penderitaan di Somalia. Mayat tentara pekerja sosial itu diseret dan dianiaya di sepanjang jalan-jalan raya. Pada tahun 1996 Usamah bin Ladin dikenai hukuman atas tuduhan melatih orang-orang yang terlibat dalam penyerangan pembunuhan tentara pekerja sosial di atas dan ia mengatakan bahwa para pengikutnya bersama kaum radikal setempat telah membunuh tentara-tentara itu. Penegak hukum Amerika Serikat juga menuduh bahwa Usamah bin Ladin memiliki jaringan dengan serangan-serangan yang gagal ke atas dua hotel di Yaman di mana para tentara Amerika Serikat bermalam dalam perjalanan mereka ke Somalia.
 
Pada tanggal 7 Agustus 1998, delapan tahun setelah penugasan operasional militer, Usamah bin Ladin dituduh meledakkan dua truk bermuatan bom di luar Kedutaan Besar Amerika Serikat di [[Nairobi]], [[Kenya;]] dan di Dares[[Dar es Salaam]], [[Tanzania]]. Usamah bin Ladin menolak bertanggungjawab, tetapi terdapat bukti adanya surat-surat faksimili yang dikirimkan oleh kelompok Usamah di [[London]] setidaknya kepada tiga agen penjualan media internasional. Para Hakim juga menunjukkan pengakuan para pelaku tindak kriminal tertuduh pelaku pengeboman Kedutaan-Kedutaan Besar, yang mengakui mereka adalah anggota gerakan Al Qaeda.
 
Pada tanggal 20 Agustus 1998, Presiden [[Bill Clinton]] mengirim armada kapal perang Amerika Serikat untuk menggempur kamp-kamp pelatihan Usamah bin Ladin di Afganistan dan menggempur pabrik reaktor kimia di kota [[Khartoum]], [[Sudan]]. Usamah bin Ladin bisa selamat dari serangan itu. Dia juga dituduh sebagai otak di balik serangan-serangan bulan November 1998.
 
Ada pengamat politik Internasional yang mengatakan bahwa perlawanan politik Usamah bin Ladin dan Al Qaeda-nya berkaitan dengan sikap Amerika Serikat terkait [[konflik PalestinaIsrael dan IsraelPalestina]].
 
== Kematian ==