Pembicaraan:Kesultanan Demak: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
Baris 18:
Kredensial mana yang lebih dipercaya '''seorang guru bahasa Jawa''' atau '''gubernur Jateng''' Bapak [[Ganjar Pranowo]] dan Kabareskrim Mabes Polri Komjen [[Budi Waseso]], bapak Ganjar Pranowo usai menghadiri Rapat Paripurna di DPRD Jateng, Senin (20/1/2020) menjelaskan mengenai legalitas kerajaan Demak, Jipang dan Kendal di mata Republik Indonesia.<ref>{{cite web|url=https://www.tribunnews.com/regional/2020/01/20/selain-di-purworejo-ternyata-di-jateng-bermunculan-kerajaan-baru-ada-di-blora-kendal-demak. |title=Selain di Purworejo, Ternyata di Jateng Bermunculan Kerajaan Baru, Ada di Blora, Kendal, Demak}}</ref> Selain itu kalau Kerajaan Demak dianggap palsu mengapa beliau bisa diterima oleh Kabareskrim Mabes Polri Komjen Budi Waseso saat HUT Kopasus tahun 2015.<ref>{{cite web|url=http://koranborgol.com/article/156352/raden-suminto-silaturakhim-dengan-kabareskrim-di-hut-kopassus.html |title=Raden Suminto Silaturakhim Dengan Kabareskrim Di HUT Kopassus}}</ref>
[[Pengguna:Db84x|Db84x]] ([[Pembicaraan Pengguna:Db84x|bicara]]) 20 September 2021 21.27 (UTC)
Kelahiran kembali kesultanan Demak sebagai lembaga adat didasari oleh Permendagri No. 39 tahun 2007 yang memperkenankan pemerintah daerah untuk mengakui kerajaan tradisional sebagai lembaga adat selama kerajaan tersebut dinilai dapat menjadi mitra pelestarian budaya. Kegagalan kraton Surakarta menjalan fungsinya selama ini juga mendorong pemprov Jateng mengizinkan kesultanan Demak hidup lagi sebagai lembaga adat.<ref>{{cite web|url=https://eprints.uns.ac.id/7649/1/217081411201103161.pdf |title=PETILASAN KRATON PAJANG Studi tentang Penjajagan menjadi Aset Wisata}}</ref>
|