Covid-19: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
Tidak ada ringkasan suntingan Tag: Dikembalikan VisualEditor Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler |
Tidak ada ringkasan suntingan Tag: Dikembalikan Menghilangkan referensi VisualEditor Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler |
||
Baris 119:
=== Imunitas ===
Penelitian tentang imunitas pascainfeksi dilakukan pada 4 orang penderita positif Covid-19 (1 penderita dirawat inap dan 3 penderita dikarantina di rumah, keempatnya petugas medis). Pertama kali terdiagnosis, 3 di antaranya menunjukkan gejala batuk dan demam, yang seorang lagi tidak bergejala. Hasil pemeriksaan tomografi terkomputasi, semuanya memberikan gambaran pneumonia. Keempatnya di bawah pengawasan Rumah Sakit Zhongnan, Wuhan, Cina, dari 1 Januari 2020 hingga 15 Februari 2020 dan menerima pengobatan oseltamivir 2 kali sehari. Keempat penderita dievaluasi dengan tes RT-PCR untuk asam nukleat Covid-19 untuk menentukan apakah mereka boleh kembali bekerja. Kriteria kembali bekerja yang ditetapkan adalah suhu tubuh normal selama tiga hari berturut-turut, sembuh dari gejala saluran napas, perbaikan hasil tomografi terkomputasi dada yang sebelumnya memperlihatkan gambaran eksudat di paru-paru, dan hasil RT-PCR yang negatif dengan dua pemeriksaan berturut-turut dengan jarak satu hari. Hasilnya tes RT-PCR negatif dalm dua pemeriksaan berturut-turut, dengan jarak antara pertama kali timbul gejala dan penyembuhan antara 12 hari hingga 32 hari. Setelah keluar dari rumah sakit dan setelah masa karantina di rumah (untuk 3 penderita) selesai dan hasil RT-PCR telah menunjukkan hasil negatif, mereka melanjutkan karantina di rumah selama 5 hari. Pemeriksaan RT-PCR diulangi lagi setelah 5 hingga 13 hari kemudian dan menunjukkan hasil positif (pemeriksaan menggunakan kit uji dari pabrik yang berbeda juga menunjukkan hasil yang sama). Tidak ada keluhan secara klinis, hasil tomografi terkomputasi sama seperti hasil pemeriksaan yang terakhir, tidak ada kontak dengan orang lain yang memiliki gejala gangguan saluran pernapasan, dan tidak ada anggota keluarga dari keempat penderita yang terinfeksi. Hal ini menunjukkan seorang penderita yang sudah menunjukkan hasil negatif dengan pemeriksaan RT-PCR sebelumnya, masih memiliki kemungkinan untuk menjadi pembawa sifat. Sampel penelitian ini terbatas dalam jumlah kecil. Dibutuhkan penelitian lebih lanjut dengan kohor (kelompok) yang lebih besar dan dari latar belakang pekerjaan yang berbeda untuk menetapkan prognosis penyakit ini<br />
{{utama|
Angka dan morbiditas secara keseluruhan karena infeksi virus belum ditetapkan dengan baik; sementara berubah dari waktu ke waktu dalam pandemi koronavirus ini. Perbandingan infeksi yang berkembang menjadi penyakit yang dapat didiagnosis tetap tidak jelas. Namun, penelitian pendahuluan telah menghasilkan tingkat kematian kasus antara 2% hingga 3% dan WHO mengusulkan bahwa tingkat kematian kasus adalah sekitar 3% pada Januari 2020. Sebuah studi pra-cetak pada 55 kasus fatal mencatat bahwa perkiraan awal kematian mungkin terlalu tinggi karena infeksi asimptomatik tidak terjawab. Mereka memperkirakan rasio fatalitas infeksi rata-rata (mortalitas di antara yang terinfeksi) berkisar dari 0,8% ketika termasuk pembawa asimptomatik hingga 18% ketika hanya memasukkan kasus simptomatik dari provinsi.
== Penelitian ==
|