Sumatra: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
k Melindungi "Sumatra": Penambahan isi halaman tanpa sumber ([Sunting=Hanya untuk pengguna terdaftar otomatis] (kedaluwarsa 26 September 2022 00.23 (UTC))) |
k →Sejarah: Ringkasan Sejarah Sumatra |
||
Baris 54:
== Sejarah ==
{{sect-stub}}
Pada pulau Perca di kutip dari hasil penelitian Universitas Gajah Mada Yogyakarta PPPTL - UGM tahun 1980 No 119 tentang Karisma Tokoh Penguasa Indonesia. Didalam kelompok karya sejarah, serta kitab undang-undang lebih banyak menggunakan adat dan tata kemasyarakatan yang ada pada waktu dahulu, didalam naskah sastra lama tertulis penampilan peran raja sebagai penguasa yang hebat, besar dan berkuasa pada umumnya penunjukan kehebatan raja mengacu pada tokoh Iskandar Zulkarnain (Sultan Iskandar Zulkarnain), kenyataan itu menunjukkan bahwa bangsa Indonesia dahulu menilai raja IZ sebagai raja yang hebat secara luas terdapat dalam teks-teks sejarah dan undang-undang, ialah teks-teks yang menampilkan peran seorang Sultan atau sebutan lainnya Raja. Sejarah yang di anggap penting karena memberikan gambaran tentang masyarakat lama, serta suasana istana raja adalah sejarah melayu. Dikatakan bahwasanya sejarah melayu dapat dipergunakan untuk menyusun sejarah kemasyarakatan masyarakat tradisional. Didalam sejarah melayu tersebutkan bahwasanya Sultan dengan sebutan lainya raja-raja melayu adalah keturunan Sultan Iskandar Zulkarnain seperti bahwasanya bangsa manusia berasal dari pada anak cucu Sultan Iskandar Zulkarnainnisab manusia dari pada raja nusirwan, raja masyrik dan magrib serta pancaran manusia dari pada raja sulaiman 'alaihi's, tentang raja aceh Sultan perkasa alam Johan berdaulat berdaulat dari pihak asal nasab, sejarah bagi raja-raja minangkabau menyebut bahwasanya Sultan Iskandar Zulkarnain menurunkan Raja-raja Minangkabau, Sidang Salai. Didalam hasil penelitian PPPTL UGM tahun 1980-1981 no. 119, hasil Kajian alternatif Arkeologi, Arkeologi Sekarang membuktikan IZ adalah anak Adam yang bungsu hasil perkawinannya dengan bidadari dari surga. Keturunan putera tersebut adalah putra pertama Sultan Suleiman (Raja Alif) bertahta di Kesultanan Rum pada tahun 1077 Masehi, Putra kedua Sutan Maharaja Depang bermukim di berangkat menuju Tiongkok Daratan, yang ketiga Maharaja Diraja Umpu Ratu Mumelar bertahta di pulau Perca. di dalam teks-teks Sultan Iskandar Zulkarnain muncul mengisahkan raja-raja Banjar, Banjar Suryanata. dikatakan bahwa IZ raja yang terbesar di Dunia. Hikayat banjar Iskandar muncul sebagai penurun raja-raja banjar dari garis ayah maka tokoh pembantu ialah Khidlir berperan sebagai menurunkan raja-raja banjar suryanata dari garis ibu. Terdapat pada undang-undang melayu penurun raja-raja menyampaikan "Adapun ketahuilah olehmu sekalian akan Adat Istiadat ini turun temurun dari pada jaman Sultan Iskandar Zulkarnain yang memerintah segala manusia datang kepada zaman puteranya, Sultan Iskandar Syah, raja yang pertama menyusup ke Nusa Tenggara Timur, ia lah yang bergelar Sultan Mahmud Syah zillullah fi'il'alam." Jangkauan tradisi IZ sampai juga di Jawa, meskipun tidak sepopuler seperti dalam sastra daerah seberang.
Di Sidang Salai pada zaman megalitikum biasa disebut dengan zaman batu besar, di mana masyarakatnya menggunakan peralatan dari batu yang berukuran besar. Secara etimologi, megalitikum berasal dari kata mega yang berarti besar, dan lithos yang artinya batu. Di SKB (Sindang Sulai) jaman tersebut di mulai dari tahun 200 Sebelum Masehi berahir pada tahun 260 Masehi terdapat peninggalan-peninggalan yang masih bisa kita jumpai hingga saat ini diantaranya Situs Batu Brak, Batu Kayangan, Batu Beghak, Batu Raja, Batu kebun tebbu, Batu penunjuk sakti, Batu jadi, Batu Selalau serta situs bebatuan yang berada di penyambungan Bukit Sulang (Hematang Sulang). Pada tahun 997 Masehi terdapat prasasti hujung langit terdapat tulisan kuno Aksara Pallawa dengan bahasa Melayu Kuno tertulis di dalam Prasasti ini pada baris ke-7 dari 16 baris salah satu tokoh nama raja Sidang Salai. Setelah masa kekhalifahan muncul yang terahir adalah Sayyidina Husain cucu Rasulullah SAW, menyebar keseluruh dunia membawa agama islam disanalah antara lain sampailah ahlul bait ini Sayyidina Husain di Pasai dari Pasai salah satu namanya Sultan Iskandar Zulkarnain pada tahun sekitar abad ke-7 memiliki anak cucu berangkat menuju Pagaruyung sekitar tanggal 3 bulan Muharram 136 Hijriyah syiar islam setelah itu beranjak ke mukomuko Bengkulu diperkirakan pada Rajab 142 H dari mukomuko berangkat menuju Sidang Salai Kuno mendirikan Kerajaan Sidang Salai pada bulan Syawwal 142 Hijriyah. Pada abad ke-13 rajab 688 hijriyah empat umpu serta pendahulunya melakukan penaklukan Kerajaan Sidang Salai Kuno yang bersukukan tumi menganut kepercayaan beragama corak hindu menganut animisme. Selanjutnya disekitaran tahun 1812 Masehi Sultan Kesultanan Palembang dengan tujuh kapal di buang ke Ternate oleh Belanda seluruhnya termasuk anak cucu nya tidak ada yang ditinggalkan di berangkatkan semua kappal ke-1 berisikan raja keluarga dan kerabat-kerabatnya, kapal ke-2 punggawa pendekar-pendekar kerajaan, kapal ke-3 Juru masak, kapal ke-4 para penari-penari kerajaan dan sebagainya, kapal ke-5 bahan makanan buah-buahan sayuran dan sebagainya, kapal ke-6 para kiyai-kiyai kerajaan, kapal ke-7 pejabat-pejabat kerajaan, pada jama ini pula terjadilah Traktat London, tukar guling kekuasaan Inggris dan Belanda, saat pemerintahan colonial belanda menggantikan Inggris untuk berkuasa di Wilayah Keresidenan Bengkulu-Inggris termasuk wilayah pesisir krui.
Setelah Belanda dapat menguasai daerah Sumatera Timur melalui perjanjian dengan raja-raja yang berbentuk kontrak yang disebut dengan Lange Verklaring (Perjanjian Panjang) dan Korte Verklaring (Perjanjian Pendek) maka pada tanggal 1 Maret 1887 Belanda membentuk daerah Sumatera Timur menjadi daerah Kresidenan yang sebelumnya termasuk daerah Kresidenan Sumatera Timur yang berkedudukan di Bengkalis (Riau). Kresidenan Sumatera Timur dipimpin oleh Seorang Residen bangsa Belanda, berpusat di Medan yang terdiri atas 4 daerah afdeling yaitu: Afdeling Deli dan Serdang, Afdeling Simalungun dan Karo Landen, Afdeling Langkat, dan Afdeling Asahan.<ref>{{Cite web|title=Website Kabupaten Karo - Masa Penjajahan Belanda|url=https://web.karokab.go.id/profil/sejarah-kab-karo/masa-penjajahan-belanda/753-masa-penjajahan-belanda|website=web.karokab.go.id|access-date=2021-09-26}}</ref>
== Penduduk ==
|