Amangkurat V: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
Inayubhagya (bicara | kontrib) pengalihan baru Tag: Pengalihan baru VisualEditor |
Inayubhagya (bicara | kontrib) k perubahan nama Mangkurat ke Amangkurat: menyesuaikan dengan nama yang umum dikenal |
||
Baris 2:
{{DISPLAYTITLE:Amangkurat V}}
{{Infobox royalty
|name =
|title = Sunan Kuning
|image =
Baris 15:
|suc-type =
|successor =
|regnal name = ''Sampeyan Dalem Ingkang Sinuhun Kangjeng Susuhunan Prabu
|posthumous name = Sunan Kuning
|native_lang1 = [[Bahasa Jawa]]
|native_lang1_name1 =
|house = [[Wangsa Mataram|Mataram]]
|full name =
Baris 32:
|spouses =
}}
'''
== Silsilah ==
Sunan
Setelah ayahnya tewas, Raden Mas Garendi dibawa lari menyelamatkan diri meninggalkan [[Kartasura, Mataram|Karaton Kartasura]] oleh pamannya bernama Wiramenggala. Mereka melintasi Gunung Kemukus hingga menuju Grobogan. Di lokasi itu, rombongan pelarian Kartasura berjumpa dengan keluarga Tionghoa, Tan He Tik. Garendi lantas dipungut anak oleh He Tik.<ref name ="darad01">{{cite book | author= Gondodiprojo, Daradjadi | year = 2014 | title= Geger Pacinan 1740-1743: Persekutuan Tionghoa-Jawa Melawan VOC | publisher = Penerbit Buku Kompas }}</ref>
Baris 46:
=== Geger Pacinan ===
[[Berkas:Lukisan Perang Jawa (1741-1743).jpg|jmpl|300px|Lukisan Jawa abad ke-19 menggambarkan salah satu episode Perang Jawa-Tionghoa melawan VOC, perang yang meletus di Jawa tahun 1741-1743.]]
Pada mulanya, [[Pakubuwana II]] adalah seorang
Di masa kepemimpinannya, pasukan Mataram menyerang benteng kompeni di Kartasura pada 1741. Tercatat 10 prajurit kompeni tewas di dalam dan sekitar benteng. Peristiwa itu menandai konflik terbuka antara [[Kesultanan Mataram]] dan VOC. Pakubuwana II juga memerintahkan patihnya mengirim pasukan untuk membantu laskar [[Tionghoa]] mengepung VOC di [[Semarang]].
Baris 67:
=== Kenaikan takhta ===
Pada tanggal [[6]] [[April]] [[1742]] di [[Kabupaten Pati|Pati]], diadakan pembahasan mengenai siapa yang harus menggantikan Pakubuwana II. Singseh mengusulkan Tumenggung Martapura yang diangkat menjadi
Tan He Tik mengusulkan agar Raden Mas Garendi yang menjadi
Raden Mas Garendi kemudian bergelar
Dalam catatan seorang Tionghoa di Semarang, Liem Thian Joe, dikatakan bahwa Sunan Kuning adalah sebutan populer bagi Raden Mas Garendi.<ref name ="sylado">{{cite book | author= Sylado, Remy | year = 2005 | title= 9 Oktober 1740: Drama Sejarah | location = Jakarta | publisher = Kepustakaan Populer Gramedia }}</ref> Selain karena banyak pengikutnya yang berkulit kuning (Tionghoa), hal itu karena orang Tionghoa menyebutnya sebagai ''cun ling'' (bangsawan tertinggi) merupakan salah satu tokoh yang berperan penting dalam peristiwa Geger Pacinan.
Baris 77:
Sejak saat itu, pertempuran demi pertempuran dilakoni oleh koalisi Jawa-Tionghoa. Mei 1742, formasi pasukan Jawa-Tionghoa terdiri atas seribu prajurit Jawa dan seribu prajurit Tionghoa. Perkembangan selanjutnya, pasukan Jawa menjadi lebih banyak dibanding Tionghoa.
Pada Juni 1742, Sunan
=== Penyerbuan ke Kartasura ===
Pada tanggal [[30]] [[Juni]] [[1742]], pasukan
Suasana Kartasura mendadak kacau dan luluh lantak karena diserbu pasukan gabungan Jawa-Tionghoa. [[Pakubuwana II]] dan keluarganya menyelamatkan diri dari peristiwa tersebut. Mereka dievakuasi oleh Kapten Van Hohendorff bersama pasukan VOC dan mengungsi ke arah [[Magetan]] melalui Gunung Lawu.
Pada tanggal [[1]] [[Juli]] [[1742]], Sunan
Setelah berhasil menduduki takhta Mataram kemudian
== Akhir pemerintahan ==
Pada 26 November 1742, keadaan semakin tidak berpihak kepada
Akhir dari perjalanan
== Kontroversi ==
Sumber riwayat Semarang menyebutkan bahwa petilasan Sunan Kuning atau Sunan
== Referensi ==
Baris 119:
{{s-end}}
{{DEFAULTSORT:
[[Kategori:Kesultanan Mataram]]
[[Kategori:Susuhunan Mataram]]
|