Sugiyono Mangunwiyoto: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Tidak ada ringkasan suntingan
Tag: menambah kata-kata yang berlebihan atau hiperbolis
Tidak ada ringkasan suntingan
Baris 30:
 
==Latar Belakang==
Kolonel Inf (Anumerta) R. Sugiyono Mangunwiyoto lahir di Gedaren [[Sumbergiri, Ponjong, Gunungkidul|Sumbergiri]], [[Ponjong, Gunungkidul|Ponjong]], [[Kabupaten Gunungkidul]] pada tanggal 12 Agustus 1926 dari pasangan Kasan Sumitrorejo seorang petani sekaligus perangkat desa dan R. Ngt. Sutiyah Semito Rejo dari [[Semanu, Gunungkidul|Semanu]], [[Kabupaten Gunungkidul]].<ref>[https://kabarhandayani.com/kolonel-sugiyono-pahlawan-revolusi-putra-gedaren-ponjong/ "Kolonel Inf (Anumerta) Sugiyono, Pahlawan Revolusi Putra Gedaren Ponjong, Gunungkidul"]</ref>
 
==Karier Militer==
Sugiyono sebenarnya memiliki cita-cita menjadi seorang guru. Guna mewujudkan cita-citanya itu, ia dengan tekun menempuh pendidikan di Sekolah Guru Pertama di Wonosari, [[Kabupaten Gunungkidul]]. Namun, sebelum ia selesai dalam pendidikan di Sekolah Guru, Tentara Jepang menduduki Tanah Air dan memberlakukan wajib militer bagi anak-anak muda. Ia terpaksa mengubur impiannya untuk menjadi seorang guru, dan mengikuti pendidikan sebagai tentara di [[Pembela Tanah Air]] ([[Pembela Tanah Air|PETA]]). Selepas menyelesaikan pendidikan di PETA, ia diangkat sebagai Budancho (Komandan Peleton) di Wonosari, [[Kabupaten Gunungkidul]]. Selepas masa proklamasi, ia tergabung dalam Tentara Keamanan Rakyat (TKR), dan mengawali karir sebagai komandan seksi. Ia kemudian diangkat menjadi ajudan Komandan Brigade 10 di bawah [[Suharto|Letnan Kolonel Suharto]] pada tahun 1947.
 
Pada 1 Maret 1949 terjadi serangan umum terhadap Yogyakarta saat peristiwa Agresi Militer II. Ia turut serta dalam keberhasilan pasukan menghentikan agresi militer II tersebut yang mampu merubah penilaian dunia internasional terhadap kekuatan RI.
 
==Keluarga==
Kolonel Inf (Anumerta) Sugiyono menikah dengan Supriyati, seorang perawat di RS Bethesda. Pertemuannya dengan istrinya itu terjadi saat Kolonel Inf Sugiyono dirawat di RS Bethesda karena cidera atau sakit saat bertugas di medan perang. MerekaLalu mereka menikah dan memiliki anak enam orang laki-laki; R. Erry Guthomo (l. 1954), R. Agung Pramuji (l. 1956), R. Haryo Guritno (l. 1958), R. Danny Nugroho (l. 1960), R. Budi Winoto (l. 1962), dan R. Ganis Priyono (l. 1963); serta seorang anak perempuan, Rr. Sugiarti Takarina (l. 1965), yang lahir 20 hari setelah jasad ayahnya ditemukan. Nama Sugiarti Takarina diberikan oleh Presiden [[Soekarno]].
 
==Penugasan Militer==
Keikutsertaan beliau dalam Gerakan Operasi Militer (GOM) III dalam rangka memadamkan pemberontakan KNIL di wilayah Sulawesi Selatan yang dipimpin oleh Andi Aziz. Berpindah tempat dan berganti jabatan adalah hal yang lumrah dalam karir kemiliteran. Karirnya terus menanjak, hingga pada bulan Juni tahun 1965 ia berpangkat Letnan Kolonel, dan menjadi Kepala Staf Komando Resort Militer (Korem) 072/Pamungkas Kodam VII /Diponegoro di Yogyakarta, yang sekarang menjadi [[Kodam IV/ Diponegoro]]. Saat itu Komandan Korem 072/Pamungkas adalah [[Katamso Darmokusumo|Kolonel Inf Katamso Darmokusumo]].
 
==Meninggal Dunia==
Ia meninggal dunia di Kentungan, Yogyakarta pada tanggal 1 Oktober 1965 pada umur 39 tahun. Ia dimakamkan di [[TMP Semaki]], [[Yogyakarta]].
 
==Tanda Jasa==