Paris: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
Rescuing 7 sources and tagging 0 as dead.) #IABot (v2.0.8 |
Ada kesalahan ejaan, dari "lima minggi" menjadi "lima Minggu" Tag: VisualEditor Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler |
||
Baris 77:
=== Abad ke-20 ===
Selama [[Perang Dunia I]], Paris berada di garis depan perang, telah membendung serangan Jerman atas kemenangan Prancis dan Britania pada [[Pertempuran Pertama Marne]] tahun 1914. Pada tahun 1918-1919, terjadi parade kemenangan [[Sekutu Perang Dunia I|Sekutu]] dan perundingan perdamaian. Pada [[periode antarperang]] Paris terkenal karena masyarakat yang berbudaya dan berseni dan kehidupan malamnya. Kota ini menjadi tempat berkumpulnya pelukis dari seluruh dunia, dari komposer terusir Rusia [[Igor Stravinsky|Stravinsky]] dan pelukis Spanyol [[Pablo Picasso|Picasso]] dan [[Salvador Dalí|Dalí]] hingga penulis Amerika [[Ernest Hemingway|Hemingway]].<ref>Jones, Colin (2005) Paris: The Biography of a City (New York, NY: Penguin Viking), hal. 388–391</ref> Bulan Juni 1940, lima
Paris Tengah yang terkena dampak [[Perang Dunia II]] tidak mengalami kerusakan, karena tidak ada target strategis bagi pengebom Sekutu (stasiun kereta di pusat Paris adalah [[stasiun terminal]]; pabrik besar terletak di pinggiran kota), dan juga karena tampilan budayanya. [[Jenderal von Choltitz]] dari Jerman tidak menghancurkan semua monumen Paris sebelum Jerman mundur, seperti yang diperintahkan [[Adolf Hitler]], yang mengunjungi kota tahun 1940.<ref name="historynet">{{cite web| url=http://www.historynet.com/magazines/world_war_2/3031316.html| title=Dietrich von Choltitz: Menyelamatkan Paris Dari Kehancuran Selama Perang Dunia II| accessdate=2007-11-17| author=Kelly Bell| publisher=www.TheHistoryNet.com| archive-date=2007-10-27| archive-url=https://web.archive.org/web/20071027065442/http://www.historynet.com/magazines/world_war_2/3031316.html| dead-url=yes}}</ref>
|