Lembaga Kebudayaan Rakyat: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
InternetArchiveBot (bicara | kontrib)
Rescuing 0 sources and tagging 2 as dead.) #IABot (v2.0.8
Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler
Baris 56:
Penulis prosa Lekra umumnya dipengaruhi oleh aliran sastra [[Realisme sastra|realisme sosialis]]. Namun, pengaruh Lekra menjadi semakin [[propaganda|propagandis]]. Sebagian besar karya yang diterbitkan adalah puisi dan cerita pendek, dengan novel yang jauh lebih jarang.{{sfn|Cribb|Kahin|2004|pp=241-242}}
 
=== Warisan aa===
Lekra umumnya lebih berhasil dalam menarik seniman dari penulis, yang mempengaruhi antara lain [[Affandi]] {{sfn|Cribb|Kahin|2004|pp=241–242}} dan [[Pramoedya Ananta Toer]].{{sfn|Cribb|Kahin|2004|pp=241–242}} Tapi sikap vokal terbuka Lekra terhadap penulis berhaluan non kiri, digambarkan sebagai mirip dengan pekerjaan yang mencemarkan nama orang lain, menyebabkan permusuhan abadiyogabadi dan kepahitan antara penulis kiri dan kanan,{{sfn|Cribb|Kahin|2004|pp=241-242}} yang pada waktu berbatasan oleh [[fitnah]]. [[Taufiq Ismail]], salah satu penandatangan Manifesto Kebudayaan dan pengecam keras Lekra, digambarkan oleh sarjana sastra Michael Bodden telah menggunakan "interpretasi yang sangat meragukan" terhadap puisi anggota Lekra untuk membuktikan bahwa Lekra memiliki pra-pengetahuan tentang [[Gerakan 30 September]], sebuah usaha untuk menggulingkan pemerintahan Soekarno. Bodden menambahkan bahwa kritikus Ikranegara menolak seluruh tubuh Lekra yang bekerja dalam sejarah tentang teater Indonesia, tetapi sebaliknya berfokus pada mereka yang "anti-humanisme".{{sfn|Bodden|2010|p=47}}
 
Sekelompok akademisi independen, termasuk Keith Foulcher dari [[Universitas Sydney]] dan Hank Meier, telah berusaha menganalisis gaya Lekra dan pengaruh yang lebih objektif. Pandangan ini juga menjadi lebih umum dengan kritik pemuda Indonesia.{{sfn|Bodden|2010|p=47}}