Pabrik Gula Banjaratma: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
→‎Galeri: Perbaikan kesalahan ketik
Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan aplikasi seluler Suntingan aplikasi Android
Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan aplikasi seluler Suntingan aplikasi Android
Baris 6:
=== Berdirinya Pabrik Gula Banjaratma ===
[[Berkas:Beberapa pg terdapat pada sebuah surat.jpg|jmpl|Beberapa surat yang ditunjukkan kepada [[Pabrik Gula Adiwerna]], Banjaratma, [[Pabrik Gula Kemantran|Kemantran]], dan [[Pabrik Gula Dukuhwringin|Dukuhwringin]] pada tahun 1926.]]
SF Bandjaratma dibangun pada tahun 1908 oleh '''Handelsvereniging Amsterdam''' (HVA) yang merupakan perusahaan perkebunan Belanda, lalu HVA mendirikan '''N.V. Cultuurmaatschappij Bandjaratma''' yang bertujuan untuk menjalankan pengoperasian pada perusahaan industri gula Banjaratma. Pabrik gula yang dibangun pada tahun 1908 ini merupakan pabrik gula paling muda yang ada di [[Kabupaten Brebes]]. Namun Pabrik Gula Banjaratma ini baru memulai beroperasi pada tahun 1913.
 
Pabrik Gula Banjaratma ini dibangun lengkap dengan rumah karyawan pabrik, jalur kereta lori untuk mengangkut tebu, dan beberapa fasilitas lainnya. Jalur kereta lori nya sendiri terhubung juga dengan [[Pabrik Gula Jatibarang]] dan Pabrik Gula Ketanggungan Barat.
Baris 16:
Keberadaan Pabrik Gula Banjaratma ini termuat dalam berbagai peta, buku, dan surat kabar Belanda serta beberapa sumber lain. Berita penerbitan saham baru untuk pendirian Pabrik Gula Banjaratma terdata pada surat kabar Belanda di tahun 1914. Dalam surat kabar ''[[De Locomotief]]'' yang diterbitkan pada tanggal 19 Mei 1917 terdapat sebuah iklan lowongan pekerjaan sebagai pegawai timbangan tebu di Pabrik Gula Banjaratma.
 
Surat kabar ''[[De Indische Courant]]'' yang diterbitkan pada tanggal 11 Agustus 1925 menyebutkan bahwa Tuan Hommes yang merupakan seorang kepala teknisi PG Banjaratma itu tewas karena tersengat listrik. Kemudian surat kabar ''[[De Indische Courant]]'' yang diterbikan pada tanggal 8 September 1926 mengatakan bahwa Mr. Levert yang saat itu menjabat sebagai Administratur PG Banjaratma akan dipindahkan tugasnya ke Pabrik Gula Medari di [[Daerah Istimewa Yogyakarta|Jogjakarta]], di sana Mr. Levert akan menjadi lagi sebagai Administratur di PG Medari. Beberapa tahun kemudian jabatan Administratur Pabrik Gula Banjaratma dijabat oleh Jacobus Simon Sänger.
[[Berkas:JS Sanger di magetan.jpg|jmpl|Jacobus Simon Sänger (1898-1950) ketika sedang berlibur di [[Sarangan, Plaosan, Magetan|Sarangan, Magetan]] pada tahun 1937.]]
Pada tahun 1932 Pabrik Gula Banjaratma berhenti beroperasi karena mengalami kekurangan modal, hal ini diakibatkan oleh dampak dari [[Depresi Besar|Krisis Malaise]] yang terjadi sekitar tahun 1930-an. Pada saat itu ekonomi dunia mengalami kekacauan yang mengakibatkan beberapa perusahaan mengalami gulung tikar. Beberapa tahun kemudian perusahaan industri gula Banjaratma ini kembali bangkit dan mencoba untuk beroperasi kembali.
 
Dalam surat kabar ''[[De Indische Courant]]'' yang terbit pada hari Senin 13 Juni 1938 menyebutkan bahwa telah terjadi kecelakan pada kereta api yang mengangkut hasil distribusi gula dari PG Banjaratma; ''"Pada hari Jumat tanggal 10 Juni 1938 sekitar pukul setenghsetengah delapan pagi telah terjadi sebuah kecelakaan, sembilan gerbong kereta berisi gula dan tetes tebu dari PG Banjaratma tergelincir ketika kereta api sedang berjalan disekitar kawasan Banjaratma sampai Klampok. Kondektur Soewardjo dari Tegal tewas dalam peristiwa itu, ia terjebak diantara dua gerbong kereta. Seorang juru rem mengalami luka di bagian tumit. Belum diketahui penyebab dari peristiwa kecelakaan tersebut".'' Kemudian dalam surat kabar ''[[De Locomotief]]'' yang diterbitkan pada tanggal 8 November 1938 mengatakan bahwa gudang ampas di Pabrik Gula Banjaratma mengalami kebakaran. Api berhasil dipadamkan dengan bantuan petugas pabrik.
[[Berkas:Sistem Evaporator PG Banjaratma 1920-39(1).jpg|jmpl|Tabung panci masak di Sistem Evaporator Pabrik Gula Banjaratma sekitar tahun 1920-1939.]]
Menjelang kedatangan pasukan Jepang membuat Pabrik Gula Banjaratma ini seringkali mengalami pencurian, pada saat itu banyak masyarakat sekitar yang bersikap anti Belanda, sekitar 30 karung pupuk senilai 300 gulden berhasil dicuri. Tersangka kasus ini ternyata adalah seorang masyarakat sekitar yang bekerja sebagai mandor dan petugas keamanan pabrik. Hal ini termuat pada surat kabar ''[[De Indische Courant]]'' yang diterbitkan pada 18 Februari 1942. Pada masa [[Sejarah Nusantara (1942–1945)|pendudukan Jepang]] Pabrik Gula Banjaratma ditutup, hal ini membuat perusahaan industri gula ini berhenti beropersi pada tahun 1942-1945.