Wijaya Karya: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
→‎Mekanikal Elektrikal: maaf tadi terhapus
Update data perusahaan
Tag: pranala ke halaman disambiguasi
Baris 1:
{{rapikan|topik=BUMN}}
{{Infobox company
| name = PT Wijaya Karya (Persero) Tbk.
| trading_name = Wika
| logo = Wijaya Karya.svg
| logo_size = 150px
| logo_alt =
| logo_caption image =
| image_size = 200px
| logo_padding =
| type = [[Badan usaha milik negara]]
| image =
| traded_as = {{BEIIDX|WIKA}}
| image_size = 200px
| industry = [[Konstruksi]]
| image_alt =
| foundation = {{Start date and age|df=yes|1960|03|11}}
| image_caption =
| fate =
| type = [[Badan usaha milik negara]] diperdagangkan [[Perusahaan publik|publik]]
| founder = =
| traded_as = {{BEI|WIKA}}
| industry area_served = [[KonstruksiIndonesia]]
| location = [[Jakarta]], [[Indonesia]]
| genre = <!-- Only used with media and publishing companies -->
| locations = =
| fate =
| key_people = [[Agung Budi Waskito]]<ref name="direksi">{{cite web|url=https://www.wika.co.id/id/division/director|title=Dewan Direksi|publisher=Wijaya Karya (Persero)|access-date=5 Oktober 2021}}</ref><br/>([[Direktur Utama]])<br>[[Jarot Widyoko]]<ref name="komisaris">{{cite web|url=https://www.wika.co.id/id/division/commissioners/|title=Dewan Komisaris|publisher=Wijaya Karya (Persero)|access-date=5 Oktober 2021}}</ref><br/>(Komisaris Utama)
| predecessor =
| brands = =Tamansari
| successor =
| products = {{hlist|Perumahan|Hotel|Apartemen|Perkantoran}}
| foundation = [[11 Maret]] [[1960]]<!-- if known: {{start date|YYYY|MM|DD}} di [[city]], [[Indonesia]] -->
| services = {{hlist|Pembangunan [[infrastruktur]] & [[gedung]]|[[EPC]] [[pabrik]] dan [[pembangkit listrik]]|Pencetakan [[beton]]|Pengecoran [[baja]]|Produksi [[bitumen]]|[[Lahan yasan]]|[[Investasi]]}}
| founder =
| revenue = [[Rupiah Indonesia|Rp]] 16,536 triliun <small>(2020)</small><ref name=annual/>
| defunct = <!-- {{end date|YYYY|MM|DD}} -->
| net_income = [[Rupiah Indonesia|Rp]] 322,343 milyar <small>(2020)</small><ref name="annual">{{Cite web|url=https://ir.listedcompany.com/tracker.pl?type=5&id=144180&m=0fd95726fbf96af144a0a9ae54bff4fd9c5754c5031b0f94416ec9883a9c86d7&redirect=https%3A%2F%2Finvestor.waskita.co.id%2Fmisc%2FAR%2FAR-2020.pdf|title=Laporan Tahunan 2020|publisher=Wijaya Karya (Persero)|language=id|access-date=5 Oktober 2021}}</ref>
| locations =
| owner = [[Pemerintah Indonesia]]
| location_city = [[Jakarta]]
| assets = [[Rupiah Indonesia|Rp]] 68,109 triliun <small>(2020)</small><ref name=annual/>
| location_country = Indonesia
| equity = [[Rupiah Indonesia|Rp]] 16,657 triliun <small>(2020)</small><ref name=annual/>
| coordinates =
| num_employees = 2.834 <small>(2020)</small><ref name="annual"/>
| area_served =
| subsid = PT [[Wijaya Karya Beton]] Tbk<br/>PT [[Wijaya Karya Realty]]<br/>PT Wijaya Karya Industri dan Konstruksi<br/>PT Wijaya Karya Rekayasa Konstruksi<br/>PT [[Wijaya Karya Bangunan Gedung]] Tbk<br/>PT [[Wijaya Karya Bitumen]]<br/>PT Wijaya Karya Serang Panimbang
| key_people = Ir. Mudjiadi<small>(Komisaris Utama)</small><br>Bintang Perbowo<small>(Direktur Utama)</small>
| website homepage = {{URL|https://www.wika.co.id}}
| products = Precast, Jalan Tol, Property, Hotel
| brands =
| production =
| services =Konstruksi, Sewa Gedung
| revenue = Rp 26.18 triliun (2017)
| operating_income =
| net_income = Rp 1.2 triliun (2017)
| aum = <!-- Only for financial-service companies -->
| assets =Rp 45.68 triliun (2017)
| equity =Rp 14.63 triliun (2017)
| members =
| num_employees = 2.446 (2017)
| divisions =
| subsid =
| slogan =
| module = <!-- Used to embed other templates -->
| website = {{URL|www.wika.co.id}}
| footnotes =
}}
 
'''PT Wijaya Karya (Persero) Tbk.''' atau biasa disingkat menjadi (WIKA)'''Wika''' adalah salahsebuah satu[[badan perusahaan konstruksiusaha milik Pemerintahnegara]] [[Indonesia]]. WIKAyang didirikanbergerak berdasarkandi UUbidang no[[konstruksi]]. 19Untuk tahunmendukung 1960kegiatan juntobisnisnya, PP.perusahaan no.ini 64juga tahunmemiliki 1961sebelas tentangkantor Pendirianoperasi PNyang “Widjajatersebar Karja”di tanggalseluruh 29Indonesia Maretdan 1961.sembilan Berdasarkankantor PPperwakilan iniyang juga,terletak perusahaandi konstruksiluar milik Belanda yang bernamaIndonesia.<ref NVname="annual"/>
Technische Handel Maatschappij en Bouwbedrijf Vis en Co. yang telah nasionalisasi oleh Pemerintah Indonesia, dilebur ke dalam PN
Widjaja Karja.
 
Pada tahun 1972, PN Widjaja Karja resmi diubah namanya menjadi PT Wijaya Karya (Persero).<ref name="sejarah">{{cite web |url=https://www.wika.co.id/id/pages/who-we-are |title=Tentang Perusahaan|accessdate=2020-06-18 |publisher=WIijaya Karya}}</ref>
 
== Sejarah ==
===1958 - 1970===
Dimulai sebagai sub-kontraktor, di akhir 1960-an WIKA berkembang menjadi pemborong pemasangan jaringan listrik tegangan rendah, menengah, dan tinggi. Di awal tahun 1970, WIKA memperluas usahanya menjadi perusahaan kontraktor sipil dan bangunan perumahan.
Perusahaan ini telah eksis sejak masa pendudukan Belanda di Indonesia dengan nama '''NV Technische Handel Maatschappij en Bouwbedrijf Vis en Co.''' (NV Vis en Co.), dengan fokus di bisnis pembangunan jaringan listrik dan pipa air. Pada tahun 1958, NV Vis en Co. resmi diambil alih oleh Pemerintah Indonesia, dan pada tahun 1960, [[Kementerian Pekerjaan Umum dan Tenaga]] mengubah nama perusahaan tersebut menjadi '''Perusahaan Bangunan Widjaja Karja'''. Pada saat itu, kantor pusat perusahaan ini terletak di Jl. Johar No. 10, [[Jakarta Pusat]]. Pada tanggal 29 Maret 1961, perusahaan ini resmi di[[nasionalisasi]] oleh Pemerintah Indonesia, dan namanya diubah menjadi '''PN Widjaja Karja'''.<ref name="pn">{{Cite web|url=https://jdih.setkab.go.id/puu/buka_puu/2035/pp0641961.pdf|title=Peraturan Pemerintah nomor 64 tahun 1961|publisher=Badan Pemeriksa Keuangan Republik Indonesia|language=id|access-date=5 Oktober 2021}}</ref> Perusahaan ini pun turut membangun [[Gelora Bung Karno]] dalam rangka penyelenggaraan [[Games of the New Emerging Forces]] dan [[Asian Games 1962]] di Jakarta. Pada tahun 1962, perusahaan ini memindahkan kantor pusatnya ke Jl. Hayam Wuruk No. 111, Jakarta Pusat. Pada tahun 1972, status perusahaan ini resmi diubah menjadi [[persero]], dan namanya disesuaikan dengan [[Ejaan Yang Disempurnakan|EYD]] menjadi "PT Wijaya Karya (Persero)".<ref name="persero">{{Cite web|url=https://jdih.setkab.go.id/puu/buka_puu/2798/PP0401971.pdf|title=Peraturan Pemerintah nomor 40 tahun 1971|publisher=Sekretariat Kabinet Republik Indonesia|language=id|access-date=5 Oktober 2021}}</ref> Pada dekade 1960-an sampai 1970-an, WIKA mengerjakan sejumlah proyek, antara lain pemasangan jaringan listrik Asahan dan irigasi Jatiluhur.<ref name="annual"/><ref name="profil"/>
 
Perusahaan memasuki babak baru pada 20 Desember 1972. Melalui Akta No. 110, dibuat di hadapan Notaris Djojo Muljadi, perusahaan berubah status menjadi Perseroan Terbatas Wijaya Karya (Persero).
 
===1971 - 1990===
WIKA selalu melakukan terobosan. Berevolusi menjadi perusahaan infrastruktur yang terintegrasi melalui pengembangan sejumlah anak perusahaan. Di antaranya WIKA Beton, WIKA Intrade, dan WIKA Realty.
Perusahaan ini kemudian membangun enam pabrik beton yang tersebar di Jawa Barat, Jawa Tengah dan Jawa Timur. Perusahaan ini lalu meluncurkan produk beton pertamanya, yakni tiang listrik prategang berpenampang H. Perusahaan ini kemudian perusahaan ini berekpansi ke bisnis konstruksi gedung dengan membangun gedung tinggi pertamanya, yakni kantor pusat [[Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia]]. Pada tahun 1979, perusahaan ini kembali memindahkan kantor pusatnya ke Jl. D.I. Panjaitan Kav. 9, Cipinang Cempedak, Jakarta Timur. Pada tahun 1982, perusahaan ini membentuk tujuh divisi baru, yakni Sipil Umum, Bangunan Gedung, Sarana Papan, Produk Beton & Metal, Konstruksi Industri, Energi, dan Perdagangan. Perusahaan ini kemudian mulai memproduksi PC Piles dan mempelopori produksi [[bantalan rel]] berbahan beton di Indonesia. Perusahaan ini lalu berhasil menyelesaikan sejumlah proyek strategis, antara lain Jalan
Lintas Sumbawa-NTB, PLTA Garung Wonosobo, Bendung Klambu
Grobogan dan Bendung Gerak Serayu.<ref name="annual"/><ref name="profil"/>
 
===1991 - 2010===
Pertumbuhan WIKA sebagai perusahaan infrastruktur terintegrasi yang kuat semakin mendapat pengakuan dari berbagai pihak. Perseroan sukses dalam melaksanakan penawaran saham perdana (initial public offering/IPO) sebanyak 35% kepada public pada 29 Oktober 2007, di Bursa Efek Indonesia. Setelah IPO, pemerintah Republik Indonesia memegang 68,4%, sementara sisanya dimiliki oleh masyarakat, termasuk karyawan, melalui Management Stock Ownership Program (MSOP), Employee Stock Allocation (ESA), dan Employee/ Management Stock Option (E/MSOP).
Pada tahun 1997, perusahaan ini mendirikan anak usaha pertamanya, yakni [[Wijaya Karya Beton]], dan kemudian disusul oleh Wijaya Karya Intrade pada tahun 2000, yang merupakan hasil penggabungan dari Divisi Produk Metal dan Divisi Perdagangan. Wijaya Karya Intrade lalu bertransformasi menjadi [[Wijaya Karya Industri & Konstruksi]] pada tahun 2013. Pada tahun 2000, perusahaan ini resmi mendirikan anak usaha yang diberi nama [[Wijaya Karya Realty]], agar dapat lebih fokus pada bisnis lahan yasan dan manajemen properti. Untuk pertama kalinya, perusahaan ini menerapkan teknologi Incremental Launching Method (ILM) pada proyek pembangunan Flyover Sudirman dan K.S. Tubun di Jakarta. Perusahaan ini kemudian mengembangkan perumahan pertamanya, yakni Tamansari Persada Raya di Bekasi, Jawa Barat. Perusahaan ini juga mengerjakan sejumlah proyek besar, antara lain PLTU Grati 800 MW, Jembatan Barelang, dan Terminal Petikemas Koja. Pada tahun 2005, perusahaan ini menyelesaikan pembangunan jalan layang Pasupati, Bandung yang menggunakan box girder terberat di Indonesia. Perusahaan ini juga mengerjakan Jembatan Cikubang di Tol Cipularang, yang merupakan jembatan dengan pilar tertinggi di Indonesia. Pada tahun 2007, perusahaan ini resmi melantai di [[Bursa Efek Indonesia]]. Pada tahun yang sama, perusahaan ini berekpansi ke luar negeri dengan menjadi
mitra ''Consortium Japonais de l’autoroute algerienne'' (COJAAL) agar dapat ikut serta membangun jalan tol East West Motorway di Aljazair. Setahun kemudian, perusahaan ini mendirikan anak usaha baru bernama [[Wijaya Karya Bangunan Gedung]]. Pada tahun 2008 juga, perusahaan ini mengakuisisi PT Catur Insan Pertiwi, yang kemudian bertansformasi menjadi [[Wijaya Karya Rekayasa Konstruksi]] pada tahun 2013. Pada tahun 2009, perusahaan ini menjadi pemimpin dalam konsosium BUMN Karya yang membangun [[Jembatan Suramadu]], jembatan terpanjang di Indonesia.<ref name="annual"/><ref name="profil"/>
 
===2011 - sekarang===
Perolehan dana segar dari IPO dipergunakan untuk mendukung pertumbuhan dan inovasi yang dilakukan oleh WIKA. Posisi WIKA menjadi kuat, di mana saat itu krisis ekonomi dunia mulai memperlihatkan dampaknya di dalam negeri. Struktur permodalan yang kuat sangat mendukung WIKA dalam meluaskan operasinya ke luar negeri dan terus mengembangkan Engineering Procurement and Construction (EPC), serta berinvestasi dan mengembangkan sejumlah proyek infrastruktur, khususnya proyek-proyek yang menjadi program pemerintah terkait dengan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) maupun Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD).
Perusahaan ini kemudian mulai mengoperasikan PLTD 50 MW Bali, yang merupakan proyek investasi pertamanya di bidang energi. Pada tahun 2013, perusahaan ini berhasil menyelesaikan pembangunan PLTU Amurang. PLTU tersebut menjadi salah satu pemicu pertumbuhan bisnis [[EPC]] dari perusahaan ini. Pada tahun yang sama, perusahaan ini juga mengakuisisi PT Sarana Karya (Persero) yang kemudian bertransformasi menjadi [[Wijaya Karya Bitumen]]. Selain di Indonesia, perusahaan ini juga sempat mengerjakan sejumlah proyek di luar Indonesia, antara lain Timor Leste (2012), Myanmar (2013), Malaysia (2014), Arab Saudi (2016), Dubai (2017), Filipina (2018), Niger (2018), Taiwan (2019), Senegal (2019). Pada tahun 2014, perusahaan ini meresmikan Pusat Kepemimpinan WIKA, yakni Wikasatrian di Bogor. Pada tahun 2014, [[Wijaya Karya Beton]] resmi melantai di [[Bursa Efek Indonesia]]. Pada tahun 2016, perusahaan ini berhasil menyelesaikan pembangunan jembatan terpanjang di Sumatera (Jembatan Dompak), Kalimantan (Jembatan Tayan), dan Maluku (Jembatan Merah Putih). Pada tahun yang sama, perusahaan ini juga mulai mengerjakan proyek pembangunan jalur rel kereta cepat pertama
di Asia Tenggara, yakni Kereta Cepat Jakarta – Bandung. Pada tahun 2016 juga, Wijaya Karya Beton dan Wijaya Karya Gedung membentuk sebuah [[joint venture]] bernama Wijaya Karya Pracetak Gedung untuk menangkap potensi beton pracetak untuk gedung hunian vertikal. Pada tahun 2017, perusahaan ini membentuk anak usaha baru bernama [[Wijaya Karya Serang Panimbang]] sebagai calon pengelola jalan tol Serang-Panimbang yang saat itu sedang dibangun. Pada tahun yang sama, perusahaan ini menyelesaikan pembangunan [[Simpang Susun Semanggi]], yang merupakan jalan layang dengan lengkung terpanjang di Indonesia. Pada tahun 2017 juga, perusahaan ini menyelesaikan pembangunan Terminal 3 Bandara Internasional Soekarno-Hatta, yang merupakan terminal penumpang terbesar di Indonesia. Perusahaan ini juga menyelesaikan pembangunan [[Bendungan Jatigede]], yang merupakan bendungan terbesar kedua di Indonesia yang dibangun setelah tahun 1945. Menjelang [[Asian Games 2018]], perusahaan ini juga memenangkan kontrak untuk membangun Jakarta International Velodrome, Jakarta International Equestrian Park, serta Stadion Madya,
Lapangan Softball, Lapangan Bisbol, Lapangan Basket, Lapangan Squash di kompleks [[Gelora Bung Karno]], serta [[Wisma Atlet Kemayoran]]. Perusahaan ini kemudian menyelesaikan pembangunan [[MRT Jakarta]] yang menghubungkan [[Lebak Bulus]] dengan [[Bundaran Hotel Indonesia]]. Perusahaan ini kemudian menyelesaikan pembangunan jalan tol pertama
di Kalimantan (Balikpapan-Samarinda), Sulawesi (Manado-Bitung), serta underpass [[New Yogyakarta International Airport]] sepanjang 14,3
km, yang merupakan underpass terpanjang di Indonesia.<ref name="annual"/><ref name="profil">{{Cite web|url=https://www.wika.co.id/id/pages/who-we-are|title=Tentang Perusahaan|publisher=Wijaya Karya (Persero)|language=id|access-date=5 Oktober 2021}}</ref>
 
== SBU ==
WIKA saat ini memiliki 6 Strategic Business Unit (SBU) yang meliputi konstruksiKonstruksi (Kontruksi sipil danSipil, konstruksiKonstruksi Bangunan Gedung), Mekanikal elektrikalElektrikal, Industri Beton Pra cetakPracetak, Real Estate, dan Industri Lainnya yang ke depannya akan semakin terintegrasi menjadi perusahaan Engineering Procurement Construction (EPC) dan Investasi.
 
=== Konstruksi Sipil ===
Baris 86 ⟶ 74:
Anak perusahaan yang mendukung SBU Mekanikal Elektrikal adalah PT WIKA Insan Pertiwi yang bergerak dibidang instalasi, operasi dan pemeliharaan pembangkit dan peralatan industri. Di bidang energi terbarukan WIKA memiliki anak perusahaan PT WIKA Jabar Power yang bergerak di bidang pengusahaan pembangkit listrik tenaga panas bumi di Tampomas, Sumedang, Jawa Barat. Investasi pembangkit lainnya yang dikelola di bawah Biro Investasi dengan pola BOT (Build Operate Transfer) PLTD Bali dan PLTG Borang di Palembang, sedangkan dengan pola BOO (Build Operate Owned) PLTMG Rengat, Riau dan PLTD Ambon.
 
===Lainnya===
Untuk industri beton pracetak (precast) dikelola oleh anak perusahaan PT WIKA Beton, untuk industri dan perdagangan dikelola oleh PT WIKA Intrade, untuk bisnis realti dikelola oleh anak perusahaan PT WIKA Realty, sedangkan penyertaan pada usaha patungan pengusahaan jalan tol dikelola oleh PT MNA untuk tol Surabaya-Mojokerto, PT MKC untuk tol Cengkareng-Kunciran, PT Jasa Marga Bali Tol untuk tol Tanjung Benoa, Bali dan untuk bisnis energi terbarukan dikelola oleh PT WINNER.