Sipatahoenan: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Yunita AZ (bicara | kontrib)
Tidak ada ringkasan suntingan
Tidak ada ringkasan suntingan
Baris 3:
Redaksinya dipegang Soetisna Sendjaja dan Bakrie Soeraatmadja di Tasikmalaya, dan Soeradiradja untuk wilayah Betawi.<ref name=":0" />
 
Menurut buku ''Seabad Pers Kebangsaan: 1907-2007'', ketika itu, ''Sipatahoenan'' menjadi tandingan utama surat kabar terbitan pemerintahan kolonial bernama Parahiangan yang diterbitkan Volkslectuur.<ref name=":0" />
 
Peralihan pemimpin redaksi dari Soetsen ke Bakrie Soeraatmadja pada 1928 membawa energi baru dengan terbit dua kali sepekan. Sejak 1931, surat kabar berpengaruh ini diambil alih Pengurus Besar Pagoejoeban Pasoendan, dan berubah menjadi harian.<ref name=":0" />
 
Pusat redaksi pun berpindah, dari Tasikmalaya ke Bandung. Corong perkumpulan urang Sunda ini menempati kantor di Jalan Kaca-Kaca Wetan.<ref name=":0" />
 
Sedari awal terbit, surat kabar ini banyak memuat berita yang membuat kuping panas pegawai Pemerintah Hindia Belanda. Tak aneh bila kemudian pengelolanya semakin sering berkenalan dengan polisi rahasia Hindia Belanda, Politieke Inlichtingen Dienst. Malah sempat berurusan dengan ruang pengadilan.<ref name=":0" />