Wikipedia:Proyek Jatayu/Maret: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Elis (WMID) (bicara | kontrib)
Tidak ada ringkasan suntingan
Elis (WMID) (bicara | kontrib)
Tidak ada ringkasan suntingan
Baris 15:
}}
 
Permasalahan kesehatan mental kian meningkat sejak pandemi COVID-19 melanda, sehingga peristiwafenomena initersebut mendapat perhatian khusus dari para akademisi. Di sisi lain, banyak lembaga psikologi juga mengadakan konseling gratis bagi orang-orang yang merasa mentalnya sedang tidak baik-baik saja karena dampak pandemi COVID-19. Namun, tidak semua orang yang merasa perlu konseling berani mengambil keputusan tersebut karena stigma yang diberikan.
 
Stigma yang sangat sering diberikan kepada seseorang yang pergi ke psikolog atau psikiater adalah gila. Akibat stigma ini menimbulkan dampak kecemasan seperti dianggap berbeda, atau dikucilkan dari kehidupan sosial. Hal-hal yang dianggap normal seperti bersosialisasi seolah akan menjadi sangat sulit untuk dilakukan. Ketidaknyamanan dengan diri sendiri akan tampak lebih nyata. Hal itu pun mengendap di dalam diri dan menyebabkan depresi.