Abdullah Said: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Ainuddin (bicara | kontrib)
Tidak ada ringkasan suntingan
Tag: VisualEditor pranala ke halaman disambiguasi
Ainuddin (bicara | kontrib)
perbaikan salah ketik dan penambahan pranala dalam
Baris 31:
Kalau hanya untuk mendapatkan titel [[sarjana]], bukan itu yang diperlukan. Namun yang dia butuhkan adalah bagaimana bisa mengaplikasikan ilmunya secara menyeluruh kapanpun dan di manapun dia berada.
 
== Penghargaan Kalpataru ==
Di awal perintisan Pesantren Hidayatullah yang berada di atas lahan wakaf itu berdiri masjid, gedung-gedung sekolah dan perguruan tinggi, aula pertemuan, kantor, guest house, perumahan warga, juga dilengkapi sarana umum serta lingkungan hijau yang ditata sedemikian rupa sehingga tampak asri.
 
Tak heran bila pada tahun 1984, Presiden Soeharto menganugerahkan [[Kalpataru (penghargaan)|Kalpataru]] kepada Ust. Abdullah Said karena beliau dinilai mampu mengubah kawasan kritis di Gunung Tembak menjadi lingkungan pesantren yang hijau dan asri<ref>{{Cite web|title=Profil Pendiri Hidayatullah KH Abdullah Said, Peraih Kalpataru Era Soeharto|url=http://www.nasional.news/2020/05/profil-pendiri-hidayatullah-kh-abdullah-peraih-anugerah-kalpataru-era-soeharto.html|language=id|access-date=2021-10-08}}</ref>. Di tengah lokasi pesantren terdapat danau buatan yang tidak pernah kering meski berada di musim kemarau.
 
Ada yang menarik dalam rangkaian penganugerahan Kalpataru itu. Ketika Menteri Negara KLH Emil Salim menyelenggarakan jamuan buka puasa guna menghormati para penerima anugerah Kalpataru, salah seorang dari penerima anugerah itu tampil memberikan sambutan.<ref name=":0" />
 
Dari suaranya yang berat dan tenang, orang faham laki laki ini adalah seorang orator yang pandai berpidato. Dia adalah Abdullah Said.
Baris 46:
Tapi bagaimana pula pemimpin pesantren ini bisa bersahabat dengan Presdir Bir Bintang?
 
"Kami pernah sama sama aktif di PII ketika di Ujung Pandang dulu," kata Said kepada majalah Panjimas seperti diulas dengan judul Sang Ustadz Pemenang Kalpataru pada majalah Panji Masyarakat, Edisi 21 Juni 1984.<ref name=":0">{{Cite news|last=Amrullah|first=Afif|date=21 Juni 1984|title=Sang Ustadz Pemenang Kalpataru|work=Panji Masyarakat|issue=435|page=42-43}}</ref>
 
Saat itu, di Pelajar Islam Indonesia (PII) Abdullah Said di bidang dakwah sementara Tanri Abeng menjadi bendahara. Namun ketika mulai merantau ke Kalimantan, Tanri Abeng pun ke Amerika untuk belajar.
Baris 52:
Dan memang, setelah beberapa tahun nasih telah membawa hidup mereka masing masing. Seorang menjadi direktur pondok pesantren dan seorang lagi direktur Bir Bintang.
 
Pada kesempatan penganugerahan tersebut, Abdullah Said juga sempat diterima oleh Wakil Presiden (Wapres) ke-4 Umar Wirahadikusumah di Istana Wapres.<ref name=":0" />
 
== Pemikiran ==