Stasiun Ngrombo: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
kTidak ada ringkasan suntingan
Sandalian (bicara | kontrib)
Baris 47:
Pada awalnya, stasiun ini menggunakan sistem persinyalan mekanik dengan sedikit modifikasi berupa perangkat sinyal muka yang berjenis elektrik dan memiliki tiga jalur kereta api dengan jalur 2 merupakan sepur lurus. Setelah [[jalur ganda]] mulai dari stasiun ini hingga [[Stasiun Gubug]] dioperasikan pada akhir November 2013 dan kemudian hingga [[Stasiun Jambon]] pada Desember 2013,<ref>{{Cite news|url=https://daerah.sindonews.com/berita/815952/22/pertengahan-2014-jalur-rel-ganda-beroperasi|title=Pertengahan 2014, jalur rel ganda beroperasi|last=Prabowo|first=Andika|date=2013-12-12|work=SindoNews.com|access-date=2020-06-15}}</ref> jumlah jalur bertambah menjadi empat. Jalur 2 hanya dijadikan sebagai sepur lurus untuk arah [[Stasiun Semarang Tawang|Semarang]] saja, jalur 3 dijadikan sebagai sepur lurus hanya untuk arah [[Stasiun Surabaya Pasarturi|Surabaya]], dan jalur 4 ditambahkan di sisi selatan stasiun sebagai jalur belok baru. Selain itu, peron stasiun ditinggikan serta diberi kanopi yang dibangun oleh [[Direktorat Jenderal Perkeretaapian]]. Sistem persinyalannya telah diganti dengan sistem persinyalan elektrik.
 
Dahulu, stasiun ini memiliki percabangan menuju [[Stasiun Purwodadi|Purwodadi]] dan [[Stasiun Gundih|Gundih]], terletak di sebelah timur stasiun ini. Warga Purwodadi yang hendak naik [[kereta api]] lebih memilih menuju stasiun ini karena letak stasiun yang berdekatan dengan [[jalan raya]] yang menghubungkan [[Purwodadi, Grobogan|Purwodadi]]-[[Kota Surakarta|Solo]] jika dibandingkan dengan [[Stasiun Gambringan]].
 
Pada 2013, stasiun ini telah dilakukan perbaikan dan penataan, di antaranya berupa penambahan bangunan baru di sisi barat bangunan lama stasiun, pembangunan kanopi, peninggian peron, pelebaran lahan parkir, serta pembangunan musala dan toilet baru di sisi barat stasiun. Perbaikan dan penataan di stasiun ini merupakan yang paling besar dan terlihat dibanding dengan yang dilakukan di stasiun-stasiun lain yang ada di jalur kereta api lintas utara [[Jakarta]]-[[Stasiun Surabaya Pasarturi|Surabaya]]. Saat ini wujud stasiun ini sudah jauh berbeda dari bentuk asalnya dan fasilitas yang tersedia sudah lebih baik dari sebelumnya. Bangunan lama stasiun hanya digunakan sebagai pintu akses keluar stasiun.