Widjojo Nitisastro: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
Angayubagia (bicara | kontrib) kTidak ada ringkasan suntingan |
Tidak ada ringkasan suntingan |
||
Baris 46:
Widjojo berasal dari keluarga pensiunan penilik sekolah dasar. Ayahnya adalah seorang aktivis [[Partai Indonesia Raya]] (Parindra), yang menggerakkan Rukun Tani.<ref name="tokohindonesia">{{id}} [http://www.tokohindonesia.com/biografi/article/285-ensiklopedi/1844-arsitek-ekonomi-orba-yang-masih-cemerlang Arsitek Ekonomi Orba yang Masih Cemerlang]. Tokoh Indonesia. Diakses 5 Februari 2010.</ref> Ketika pecah Revolusi Kemerdekaan di [[Surabaya]], ia baru duduk di kelas I SMT (setingkat SMA) di [[SMA Katolik Santo Albertus Malang|St. Albertus]], [[Malang]]. Pada tahun [[1945]], Widjojo bergabung dengan pasukan pelajar yang kemudian dikenal sebagai TRIP. Ia bertempur dengan gagah berani dan nyaris gugur di daerah Ngaglik dan Gunung Sari Surabaya.<ref name="tokohindonesia" />
Seusai perang, Widjojo sempat mengajar di SMP selama 3 tahun. Ia kemudian memutuskan untuk melanjutkan pendidikan tingginya di [[Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia]] (FEUI) dan mengkhususkan diri pada bidang demografi.<ref name="tempo1">{{id}} [http://www.tempointeractive.com/ang/min/02/32/utama7.htm Profil Prof. Dr. Widjojo Nitisastro di Tempo.]{{Pranala mati|date=Mei 2021 |bot=InternetArchiveBot |fix-attempted=yes }} Diakses 5 Februari 2010.</ref> Ketika masih menjadi mahasiswa di FEUI, bersama seorang ahli dari Canada Prof. Dr. Nathan Keyfiz, Widjojo menulis sebuah buku berjudul "Soal Penduduk dan Pembangunan Indonesia". Kata pengantarnya ditulis oleh [[Mohammad Hatta]]. Hatta menulis, "''Seorang putra Indonesia dengan pengetahuannya mengenai masalah tanah airnya, telah dapat bekerja sama dengan ahli statistik bangsa Canada. Mengolah buah pemikirannya yang cukup padat dan menuangkannya dalam buku yang berbobot.''" Buku ini sangat populer di kalangan mahasiswa ekonomi.<ref name="tokohindonesia" /> Widjojo lulus dengan predikat Cum Laude.<ref name="tokohindonesia" />
Sebagai salah satu mahasiswa paling cemerlang di kampusnya, Widjojo kemudian mendapat kesempatan untuk berkuliah di [[Universitas California, Berkeley|University of California at Berkeley]] atas beasiswa dari [[Ford Foundation]]. Ia lulus pada tahun 1961 dan kembali ke Indonesia untuk mengajar di [[Sekolah Staf dan Komando Angkatan Darat|Sekolah Staf dan Komando Angkatan Darat (SESKOAD)]].
=== Awal karier ===
Saat Widjojo lulus dari UCB, Indonesia yang berada di bawah pemerintahan Presiden Soekarno menjalankan politik [[demokrasi terpimpin]]. Di bawah politik ini, [[Ekonomi sosialis|perekonomian Indonesia cenderung mengarah pada sosialisme/komunisme]] yang mempercayai bahwa pemerintah mengetahui segalanya tentang perekonomian dan karenanya pemerintah harus memiliki kontrol penuh atas perekonomian—karena itu, [[mekanisme pasar]] diabaikan. Pemerintah Soekarno juga tidak mempercayai analisis-analisis ekonomi ala Barat, terutama AS. Soekarno bahkan dengan bangga bahwa ia benar-benar tidak paham ''(illiterate
Perekonomian Indonesia saat itu menjadi kacau, dengan tingkat inflasi yang sangat tinggi. Harga barang rata-rata pada tahun 1965 adalah tujuh kali harga rata-rata pada tahun 1964.<ref name="jakartapost" /> Widjojo menyampaikan pendapatnya kepada pemerintah untuk mengubah paradigma ekonomi Indonesia. Saat inaugurasinya sebagai profesor ekonomi Universitas Indonesia pada 10 Agustus 1963, Widjojo membacakan pidato berjudul "Analisis Ekonomi dan Perencanaan Pembangunan."<ref name="jakartapost" /> Ia menyampaikan saran agar memasukkan analisis ekonomi dalam pembuatan kebijakan pemerintah. Ia juga menyarankan adanya kombinasi mekanisme pasar dan intervensi pemerintah alih-alih membiarkan pasar terlalu bebas atau sebaliknya membuat pemerintah terlalu berkuasa.<ref name="jakartapost" />
Baris 72:
Pengaruhnya melemah pada era kepemimpinan [[Habibie]], yang pemikiran ekonominya bertentangan dengan perekonomian Widjojo. Ia kembali ke pemerintahan sebagai Penasehat Ekonomi Presiden setelah pertanggungjawaban Habibie ditolak oleh [[MPR]].
Ketika Abdurrahman Wahid/[[Gus Dur]] menjabat Presiden, Widjojo diminta untuk memimpin Tim Ekonomi Indonesia pada pertemuan Paris Club pertengahan April [[2000]]. Misi tim ini adalah membicarakan penjadwalan kembali pembayaran utang RI, untuk priode April 2000 hingga Maret [[2002]] senilai 5,9 miliar AS. Permintaan tim ini disetujui kelompok donor yang beranggotakan 19 negara itu. Ekonom Profesor [[Mohammad Sadli
Pada ulang tahunnya yang ke-84, [[23 September]] [[2011]], ia meluncurkan sebuah buku yang berisi kumpulan tulisan dan pidato yang diterbitkan dalam bahasa Inggris berjudul "The Indonesian Development Experience: Collection of Writing and Speeches By Widjojo Nitisastro". Sebelumnya, buku tersebut diterbitkan dalam bahasa Indonesia dan diharapkan menambah pengetahuan bagi generasi muda untuk lebih mengetahui perekonomian Indonesia. Pada saat peluncuran, Widjojo tidak bisa menghadirinya karena sedang terbaring sakit dan tengah dirawat secara intensif di [[Rumah Sakit Umum Pusat Nasional Dr. Cipto Mangunkusumo|Rumah Sakit Umum Cipto Mangunkusumo]], [[Jakarta]].
== Pemikiran ekonomi ==
Baris 121:
{{DEFAULTSORT:Nitisastro, Widjojo}}
[[Kategori:
[[Kategori:
[[Kategori:Alumni SMAK St. Albertus (Dempo) Malang]]
[[Kategori:
[[Kategori:Tokoh Jawa]]
[[Kategori:Tokoh Jawa Timur]]
[[Kategori:Tokoh dari Malang]]
[[Kategori:Politikus Indonesia]]
[[Kategori:Menteri Indonesia]]
[[Kategori:Menteri Koordinator Indonesia]]
[[Kategori:Tokoh Orde Baru]]
|