Affandi: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Atmazzerexe (bicara | kontrib)
Karier seni: memperbaiki kode pranala dari Barli Sasmitawinata, Hendra Gunawan dan Wahdi
Tidak ada ringkasan suntingan
Baris 45:
Sekitar tahun 30-an, Affandi bergabung dalam kelompok [[Lima Bandung]], yaitu kelompok lima pelukis Bandung.<ref name=":0" /> Mereka itu adalah [[Hendra Gunawan (pelukis)|Hendra Gunawan]], [[Barli Sasmitawinata|Barli]], [[Sudarso]], dan {{interlanguage link|Wahdi Sumanta|su}} serta Affandi yang dipercaya menjabat sebagai pimpinan kelompok. Kelompok ini memiliki andil yang cukup besar dalam perkembangan seni rupa di Indonesia.<ref name=":0" /> Kelompok ini berbeda dengan [[Persatuan Ahli Gambar Indonesia]] (Persagi) pada tahun [[1938]], melainkan sebuah kelompok belajar bersama dan kerja sama saling membantu sesama pelukis.
 
Pada tahun [[1943]], Affandi mengadakan pameran tunggal pertamanya di Gedung Poetera Djakarta yang saat itu sedang berlangsung pendudukan tentara Jepang di Indonesia. Empat Serangkai—yang terdiri dari Ir. [[Soekarno]], Drs. Mohammad [[Mohammad Hatta]], [[Ki Hajar Dewantara]], dan [[Mas Mansoer|Kyai Haji Mas MansyurMansoer]]—memimpin Seksi Kebudayaan Poetera (Poesat Tenaga Rakyat) untuk ikut ambil bagian. Dalam Seksi Kebudayaan Poetera ini Affandi bertindak sebagai tenaga pelaksana dan [[S. Sudjojono|S. Soedjojono]] sebagai penanggung jawab, yang langsung mengadakan hubungan dengan Bung Karno.<ref name=":0" />
[[Berkas:Boeng, ajo, Boeng! karya Affandi (foto dokumen oleh Dgi.or.id).jpg|jmpl|kiri|280px|Poster propaganda ''Boeng, ajo, Boeng!'' karya Affandi, 1945]]
Ketika republik ini diproklamasikan [[1945]], banyak pelukis ambil bagian. Gerbong-gerbong kereta dan tembok-tembok ditulisi antara lain "Merdeka atau mati!". Kata-kata itu diambil dari penutup pidato [[Soekarno|Bung Karno]], ''[[Lahirnya Pancasila]]'', [[1 Juni]] 1945. Saat itulah, Affandi mendapat tugas membuat poster. Poster yang merupakan ide [[Soekarno]] itu menggambarkan seseorang yang dirantai tetapi rantainya sudah putus. Yang dijadikan model adalah pelukis [[Dullah]]. Kata-kata yang dituliskan di poster itu ("Bung, ayo bung") merupakan usulan dari penyair [[Chairil Anwar]]. Sekelompok pelukis siang-malam memperbanyaknya dan dikirim ke daerah-daerah.<ref name=":0" />
Baris 51:
Bakat melukis yang menonjol pada diri Affandi pernah menorehkan cerita menarik dalam kehidupannya. Suatu saat, dia pernah mendapat beasiswa untuk kuliah melukis di [[Santiniketan]], [[India]], suatu akademi yang didirikan oleh [[Rabindranath Tagore]]. Ketika telah tiba di India, dia ditolak dengan alasan bahwa dia dipandang sudah tidak memerlukan pendidikan melukis lagi. Akhirnya biaya beasiswa yang telah diterimanya digunakan untuk mengadakan pameran keliling negeri India.
 
Sepulang dari [[India]], [[Eropa]], pada tahun lima puluhan, Affandi dicalonkan oleh [[PKI]] untuk mewakili orang-orang tak berpartai dalam pemilihan [[Konstituante]]. Dan terpilihlah dia, seperti Prof. Ir. [[Saloekoe Poerbodiningrat]] dsb, untuk mewakili orang-orang tak berpartai. Dalam sidang konstituante, menurut [[Basuki Resobowo]] yang teman pelukis juga, biasanya katanya Affandi cuma diam, kadang-kadang tidur. Tapi ketika sidang komisi, Affandi angkat bicara. Dia masuk ke dalam Komisi Perikemanusiaan (mungkin sekarang HAM) yang dipimpin [[Wikana]], teman dekat Affandi sejak sebelum revolusi.
 
Topik yang diangkat Affandi adalah tentang perikebinatangan, bukan perikemanusiaan dan dianggap sebagai lelucon pada waktu itu. Affandi merupakan seorang pelukis rendah hati yang masih dekat dengan [[flora]], [[fauna]], dan lingkungan walau hidup di era teknologi. Ketika Affandi mempersoalkan 'Perikebinatangan' tahun 1955, kesadaran masyarakat terhadap lingkungan hidup masih sangat rendah.
 
Affandi juga termasuk pimpinan pusat [[Lekra]] (Lembaga Kebudayaan Rakyat), organisasi kebudayaan terbesar yang dibubarkan oleh rezim Suharto. Dia bagian seni rupa Lembaga Seni Rupa) bersama Basuki Resobowo, [[Henk Ngantung]], dan sebagainya.
 
Pada tahun enampuluhan, gerakan anti imperialis AS sedang mengagresi [[Vietnam]] cukup gencar. Juga anti kebudayaan AS yang disebut sebagai 'kebudayaan imperialis'. Film-film Amerika, diboikot di negeri ini. Waktu itu Affandi mendapat undangan untuk pameran di gedung USIS Jakarta. Dan Affandi pun, pameran di sana.
Baris 143:
 
{{DEFAULTSORT:Koesoema, Affandi}}
[[Kategori:TokohSeniman dari CirebonIndonesia]]
[[Kategori:Pelukis Indonesia]]
[[Kategori:Tokoh dari Cirebon]]
[[Kategori:Tokoh Jawa]]
[[Kategori:Tokoh Jawa Barat]]
[[Kategori:Tokoh dari Cirebon]]
[[Kategori:Politikus Indonesia]]
[[Kategori:Politikus Partai Sosialis Indonesia]]
[[Kategori:Anggota Konstituante Republik Indonesia]]