Konten dihapus Konten ditambahkan
Erdemaju (bicara | kontrib)
k Etimologi: menyunting kata "namun" menjadi "tetapi" agar sesuai penggunaan konjungsi intrakalimat.
Erdemaju (bicara | kontrib)
k Anatomi dan morfologi: menyunting kata "namun" menjadi "tetapi" agar sesuai penggunaan konjungsi intrakalimat.
Baris 62:
 
Tengkorak gajah dapat menahan gaya yang dihasilkan oleh pengungkitan taring dan tubrukan kepala-ke-kepala. Bagian belakang tengkorak merata dan memiliki lengkungan yang melindungi otak di segala arah.<ref>Kingdon, hal. 11.</ref> Di tengkorak terdapat rongga-rongga udara yang mengurangi beban tengkorak dan pada saat yang sama juga tetap mempertahankan kekuatan tengkorak tersebut secara keseluruhan. Rongga-rongga ini membuat bagian dalam tengkorak tampak seperti [[sarang madu]]. Kranium (batok kepala) gajah sendiri besar dan memiliki ruang untuk otot yang menopang seluruh kepala. Rahang bawahnya padat dan berat.<ref name=Shoshani68>Shoshani, hal. 68–70.</ref> Akibat ukuran kepalanya yang besar, leher gajah relatif pendek agar lebih dapat menopang kepala.<ref name=evolution/>
Mata gajah bergantung pada [[kelenjar harderian]] untuk menjaga kelembabannya karena gajah tidak memiliki [[aparatus lakrimal]]. [[Membran pengelip]] melindungi bola mata. [[Ruang pandang]] gajah sendiri dipersempit oleh lokasi dan keterbatasan pergerakan mata.<ref name="sense">{{cite web|author=Somgrid, C.|title=Elephant Anatomy and Biology: Special sense organs|publisher=Elephant Research and Education Center, Department of Companion Animal and Wildlife Clinics, Faculty of Veterinary Medicine, Chiang Mai University|url=http://www.asianelephantresearch.com/about-elephant-anatomy-and-biology-p4.php#Special|accessdate=21 September 2012|archive-date=2013-07-29|archive-url=https://web.archive.org/web/20130729045534/http://www.asianelephantresearch.com/about-elephant-anatomy-and-biology-p4.php#Special|dead-url=yes}}</ref> Gajah merupakan [[Dikromasi|hewan dikromat]] <ref>{{cite journal|author=Yokoyama, S.; Takenaka, N.; Agnew, D. W.; Shoshani, J.|year=2005|title=Elephants and human color-blind deuteranopes have identical sets of visual pigments|journal=Genetics|volume=170|issue=1|pages=335–44|doi=10.1534/genetics.104.039511|pmid=15781694|pmc=1449733}}</ref> dan dapat melihat dengan baik dalam cahaya redup, namuntetapi tidak dalam cahaya terang.<ref name=cognition/> Rata-rata suhu tubuh gajah adalah 35,9&nbsp;°C (97&nbsp;°F), yang serupa dengan manusia. Seperti [[unta]], gajah dapat meningkatkan atau mengurangi suhunya untuk menyesuaikan diri dengan keadaan lingkungan.<ref name=Shoshani78/>
 
=== Telinga ===
Baris 87:
Taring gajah merupakan modifikasi gigi seri kedua di rahang atas. Taring tersebut menggantikan gigi susu ketika gajah berumur 6–12 bulan dan tumbuh sekitar 17&nbsp;cm per tahun. Taring yang baru tumbuh memiliki lapisan [[enamel gigi|enamel]] yang nantinya akan luntur. [[Dentin]] pada taring disebut [[gading]] dan di penampang melintang terdapat pola garis yang berselang-seling, yang menghasilkan area berbentuk berlian. Sebagai jaringan yang hidup, taring sendiri relatif rembut; taring gajah kurang lebih sekeras mineral [[kalsit]]. Sebagian besar taring dapat dilihat dari luar, sementara sisanya melekat pada sendi di tengkorak. Paling tidak sepertiga taring merupakan [[Pulpa (gigi)|pulpa]] dan beberapa taring memiliki saraf yang membentang hingga ke ujung. Maka sulit untuk mengambil taring gajah tanpa melukai hewannya. Jika diambil, gading mulai mengering dan akan pecah bila tidak disimpan di tempat yang dingin dan lembap. Taring memiliki beberapa fungsi. Taring dapat digunakan untuk menggali untuk menemukan air, garam, dan akar; menguliti atau menandai pohon; dan menyingkirkan pohon dan cabang yang menghalangi jalan. Saat sedang berkelahi, taring digunakan untuk menyerang dan bertahan, serta untuk melindungi belalai.<ref name=Shoshani71/>
 
Seperti manusia yang memiliki preferensi menggunakan tangan kanan atau kiri, gajah juga memiliki preferensi dalam menggunakan taring kiri atau kanannya. Taring yang dominan biasanya tampak sudah sering digunakan karena biasanya lebih pendek dan memiliki ujung yang lebih tumpul. Pada gajah afrika, baik jantan maupun betina sama-sama memiliki taring, dan panjangnya kurang lebih sama (yaitu mencapai 3 m),<ref name=Shoshani71/> namuntetapi taring jantan cenderung lebih tebal.<ref>Sukumar, hlm. 120</ref> Sementara itu, pada gajah asia, hanya jantan yang memiliki taring besar. Gajah asia betina memiliki taring yang sangat kecil, atau bahkan tidak ada sama sekali.<ref name=Shoshani71>Shoshani, hlm. 71–74.</ref> Terdapat pula gajah jantan yang tak bertaring dan biasanya dapat ditemui di Sri Lanka.<ref>{{cite book|author=Clutton-Brock, J.|year=1986|title=A Natural History of Domesticated Mammals|publisher=British Museum (Natural History)|page=208|isbn=0-521-34697-5}}</ref> Panjang taring gajah asia jantan dapat menyamai taring gajah afrika, tetapi taring gajah asia biasanya lebih tipis dan ringan; taring gajah asia terbesar yang pernah diketahui memiliki panjang 3,02 m dan massa 39&nbsp;kg. Namun, akibat perburuan gading di Afrika,<ref>{{cite web|title=Elephants Evolve Smaller Tusks Due to Poaching|publisher=Environmental News Network|url=http://www.enn.com/wildlife/article/29620|accessdate=25 September 2012}}</ref> and Asia<ref>{{cite news|url=http://www.chinadaily.com.cn/english/doc/2005-07/16/content_460623.htm|title=Tuskless elephants evolving thanks to poachers|last=Zhuoqiong|first=W.|date=16 July 2005|work=[[China Daily]]|accessdate=27 January 2013}}</ref> terjadi proses [[seleksi alam]] yang menghasilkan taring yang lebih pendek.<ref>{{cite news|url=http://www.telegraph.co.uk/science/science-news/3322455/Why-elephants-are-not-so-long-in-the-tusk.html|title=Why elephants are not so long in the tusk|last=Gray|first=R.|date=20 January 2008|work=[[The Daily Telegraph]]|accessdate=27 January 2013|archive-date=2013-02-07|archive-url=https://web.archive.org/web/20130207030659/http://www.telegraph.co.uk/science/science-news/3322455/Why-elephants-are-not-so-long-in-the-tusk.html|dead-url=yes}}</ref>
 
=== Kulit ===
Baris 176:
Gajah dapat [[uji cermin|mengenali dirinya di cermin]], sehingga mengindikasikan [[kesadaran diri]] dan [[kognisi]], yang juga telah ditemukan pada [[kera]] dan [[lumba-lumba]].<ref>{{cite journal|author=Plotnik, J. M.; de Waal, F. B. M.; Reiss, D.|year=2006|title=Self-recognition in an Asian elephant|journal=Proceedings of the National Academy of Sciences|volume=103|issue=45|pages=17053–57|doi=10.1073/pnas.0608062103}}</ref> Penelitian terhadap gajah asia betina di penangkaran menunjukkan bahwa gajah dapat mempelajari dan membedakan sesuatu secara visual dan akustik. Individu pada penelitian tersebut bahkan dapat melakukannya dengan sangat akurat pada percobaan visual yang sama setahun kemudian.<ref>{{cite journal|author=Rensch, B.|year=1957|title=The intelligence of elephants|journal=Scientific American|volume=196|issue=2|pages=44–49|doi=10.1038/scientificamerican0257-44}}</ref> Gajah merupakan salah satu [[penggunaan alat oleh hewan|spesies yang dapat menggunakan alat]]. Seekor gajah asia telah diamati memodifikasi cabang pohon dan menggunakannya untuk memukul lalat.<ref>{{cite journal|author=Hart, B. J.; Hart, L. A.; McCory, M.; Sarath, C. R.|year=2001|title=Cognitive behaviour in Asian elephants: use and modification of branches for fly switching|journal=Animal Behaviour|volume=62|issue=5|pages=839–47|doi=10.1006/anbe.2001.1815}}</ref> Namun, modifikasi alat oleh gajah tidak semaju [[simpanse]]. Sementara itu, kemungkinan gajah memiliki [[peta kognitif]] yang dapat membuat mereka mengingat ruang spasial yang luas dalam waktu yang lama. Gajah-gajah individu juga tampaknya dapat melacak lokasi kelompok keluarga mereka.<ref name="cognition">{{cite journal|author=Byrne, R. W.; Bates, L.; Moss C. J.|year=2009|title=Elephant cognition in primate perspective|journal=Comparative Cognition & Behavior Review|volume=4|pages=65–79|doi=10.3819/ccbr.2009.40009|url=http://www.elephanttag.org/professional/Publications/Byrne_Bates_Moss_2009.pdf|access-date=2014-04-30|archive-date=2013-05-20|archive-url=https://web.archive.org/web/20130520205034/http://www.elephanttag.org/professional/Publications/Byrne_Bates_Moss_2009.pdf|dead-url=yes}}</ref>
 
Ilmuwan masih memperdebatkan sejauh mana gajah dapat merasakan [[emosi]]. Gajah tampaknya menunjukkan ketertarikan pada tulang-tulang gajah lain, walaupun gajah tersebut bukan kerabatnya.<ref>{{cite journal|author=McComb, K.; Baker, L.; Moss, C.|year=2006|title=African elephants show high levels of interest in the skulls and ivory of their own species|journal=Biology Letters|volume=2|issue=1|pages=26–28|doi=10.1098/rsbl.2005.0400|pmid=17148317|pmc=1617198}}</ref> Seperti pada simpanse dan lumba-lumba, gajah yang sekarat atau sudah mati akan menarik perhatian dan mendapat bantuan dari gajah lain, termasuk gajah dari kelompok lain. Perilaku seperti ini telah diinterpretasikan sebagai "perhatian";<ref>{{cite journal|author=Douglas-Hamilton, I.; Bhallaa, S.; Wittemyera, G.; Vollratha, F.|year=2006|title=Behavioural reactions of elephants towards a dying and deceased matriarch|journal=Applied Animal Behaviour Science|volume=100|issue=1|pages=87–102|doi=10.1016/j.applanim.2006.04.014|url=http://www.savetheelephants.org/files/pdf/publications/2006%20Douglas-Hamilton%20et%20al%20Behavioural%20reactions%20of%20elephants%20to%20a%20dying%20matriarch.pdf|access-date=2014-04-30|archive-date=2012-05-11|archive-url=https://web.archive.org/web/20120511045326/http://www.savetheelephants.org/files/pdf/publications/2006%20Douglas-Hamilton%20et%20al%20Behavioural%20reactions%20of%20elephants%20to%20a%20dying%20matriarch.pdf|dead-url=yes}}</ref> namuntetapi, interpretasi tersebut dikritik karena dianggap [[antropomorfisme|antropomorfik]].<ref>{{cite web|url=http://www.sciencedaily.com/releases/2009/06/090611065839.htm|title=What really prompts the dog's 'Guilty Look'|publisher=Science Daily|year=2009|accessdate=September 5, 2013}}</ref><ref>{{cite web|url=http://www.psychologytoday.com/blog/animal-emotions/200906/anthropomorphic-double-talk-can-animals-be-happy-not-unhappy-no|title=Anthropomorphic Double-Talk: Can Animals Be Happy But Not Unhappy? No!|author=Bekoff, M.|year=2009|accessdate=September 5, 2013}}</ref> ''Oxford Companion to Animal Behaviour'' (1987) menganjurkan agar ilmuwan mempelajari perilaku hewan daripada mencoba mengetahui emosi yang mendasarinya.<ref>{{cite book|title= When Elephants Weep: Emotional Lives of Animals|last= Masson|first= Jeffrey Moussaieff|authorlink= Jeffrey Moussaieff Masson|author2= Susan McCarthy|year= 1996|publisher= Vintage|isbn= 0-09-947891-9|page= 272}}</ref>
 
== Konservasi ==