Brexit: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
Rescuing 0 sources and tagging 1 as dead.) #IABot (v2.0.8.1 |
Tidak ada ringkasan suntingan |
||
Baris 11:
Menilik dari sejarahnya, Britania Raya sendiri mulai bergabung dalam [[Komunitas eropa|Komunitas Eropa]] pada tahun 1973, meski begitu terdapat dorongan untuk melakukan referendum dari banyak pihak yang tidak setuju apabila Britania Raya bergabung dalam Komunitas Eropa, sehingga pada tahun 1975 diadakan [[referendum 1975]], tetapi hasil dari referendum tersebut justru memenangkan pihak yang setuju untuk bergabung sehingga semakin melegitimasi kebijakan Britania Raya untuk tetap tergabung dalam Komunitas Eropa.<ref>{{Cite web|url=http://www.historyandpolicy.org/policy-papers/papers/the-case-for-brexit-lessons-from-1960s-and-1970s|title=The case for Brexit: lessons from the 1960s and 1970s|last=Williamson|first=Adrian|date=5 Mei 2015|website=History & Policy|publisher=History & Policy|access-date=27 Mei 2018}}</ref> Di era 1970-an dan 1980-an, wacana untuk mengundurkan diri dari Komunitas Eropa utamanya banyak digalang oleh anggota dan tokoh-tokoh dari [[Partai Buruh (Britania Raya)|Partai Buruh]] dan Serikat Buruh.<ref name=":2">{{Cite book|title=The Conservative Party and European integration since 1945 : at the heart of Europe?|last=Crowson|first=Nicholas J.|publisher=Routledge|year=2007|isbn=9780415400220|location=London|pages=}}</ref> Mulai era 1990-an, pendukung kuat dari wacana ini adalah [[Partai Kemerdekaan Britania Raya]] (UKIP) dan anggota-anggota dari Partai Konservatif yang memiliki pandangan "''[[Euroskeptisisme|Eurosceptic]]''".<ref name=":2" />
Untuk efek Brexit ini sendiri dalam jangka pendek, terdapat penelitian yang berfokus pada pengaruh kebijakan Brexit sejak diadakannya referendum hingga Juli 2017, penelitian ini mengungkapkan bahwa Britania Raya mengalami kerugian tahunan sebesar £404 untuk tiap rumah tangga rata-rata, kemudian menurunnya nilai mata uang [[pound sterling]] di mana nilai pound sterling masih 10% di bawah nilai sebelum referendum, lalu meningkatnya [[inflasi]] hingga 1,7%.<ref>{{Cite web|url=https://voxeu.org/article/consequences-brexit-uk-inflation-and-living-standards-first-evidence|title=The consequences of the Brexit vote for UK inflation and living standards: First evidence|last=Sampson|first=Thomas|last2=Novy|first2=Dennis|date=20 November 2017|website=VoxEU.org|publisher=|access-date=28 Mei 2018|last3=Leromain|first3=Elsa|last4=Breinlich|first4=Holger}}</ref> Banyak pakar riset ekonomi dunia yang beranggapan bahwa keluarnya [[Britania Raya]] dari [[Uni Eropa]] ini akan memiliki efek terhadap perekonomian Britania Raya, mereka memprediksi bahwa langkah Britania Raya ini akan mengurangi pendapatan riil per kapita Britania Raya dalam jangka menengah dan panjang.<ref>{{Cite news|url=https://www.nytimes.com/2016/05/22/business/international/brexit-referendum-eu-economy.html|title=‘Brexit,’ a Feel-Good Vote That Could Sink Britain’s Economy|last=Goodman|first=Peter S.|date=20 Mei 2016|work=|publisher=The New York Times|quote=finding economists who say they believe that a Brexit will spur the British economy is like looking for a doctor who thinks forswearing vegetables is the key to a long life|access-date=28 Mei 2018|via=}}</ref><ref name=":10">Sampson, Thomas (2017). "Brexit: The Economics of International Disintegration". ''Journal of Economic Perspectives''. '''31''' (4): 163–184. [[Digital object identifier|doi]]:[[doi:10.1257/jep.31.4.163|10.1257/jep.31.4.163]]. [[International Standard Serial Number|ISSN]] [https://www.worldcat.org/title/journal-of-economic-perspectives/oclc/300936338 0895-3309]. <q>The results I summarize in this section focus on long-run effects and have a forecast horizon of 10 or more years after Brexit occurs. Less is known about the likely dynamics of the transition process or the extent to which economic uncertainty and anticipation effects will impact the economies of the United Kingdom or the European Union in advance of Brexit.</q></ref> Keluarnya Britania Raya dari Uni Eropa juga diprediksi akan menurunkan jumlah pendatang dari negara-negara [[Area Ekonomi Eropa]] ke Britania Raya,<ref name=":25">Portes, Jonathan (1 November 2016). "[http://journals.sagepub.com/doi/abs/10.1177/002795011623800111?journalCode=nera Immigration after Brexit". ''National Institute Economic Review'']. '''238''' (1): R13–R21. [[Digital object identifier|doi]]:[http://journals.sagepub.com/doi/abs/10.1177/002795011623800111?journalCode=nera 10.1177/002795011623800111]. [[ISSN]] [https://www.worldcat.org/title/national-institute-economic-review/oclc/222183474 0027-9501].</ref> dan hal ini dapat berimplikasi kepada pendidikan tinggi dan riset akademis di Britania Raya.<ref name=":34">Mayhew, Ken (1 March 2017). "[https://academic.oup.com/oxrep/article/33/suppl_1/S155/3066079 UK higher education and Brexit]". ''Oxford Review of Economic Policy''. '''33''' (suppl_1): S155–S161. [[Digital object identifier|doi]]:[https://academic.oup.com/oxrep/article/33/suppl_1/S155/3066079 10.1093/oxrep/grx012]. [[ISSN]] [https://www.worldcat.org/issn/0266-903X 0266-903X].</ref> Dampak persis, keluarnya Britania Raya dari Uni Eropa sendiri masih harus melihat apakah keluaran ini terjadi dengan cara keras (''Hard'' Brexit) yang berarti tidak terjadi kesepakatan sama sekali antara Britania Raya dan Uni Eropa, atau cara lunak (''Soft'' Brexit) di mana masih terdapat hak-hak yang dapat dinikmati oleh Britania Raya meskipun telah keluar dari Uni Eropa.<ref name=":3"/>
== Linimasa ==
|