Teori kuman penyakit: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
India Kuno: merapikan artikel besar-besaran, banyak tata bahasa dan wikifisasi yang dilakukan
Perkembangan: memindahkan Joseph Lister ke setelah Ignaz Semmelweis agar garis waktunya tidak berputar
Baris 129:
 
Selama tahun 1714 hingga 1721, Richard Bradley, yang merupakan Profesor Botani pertama di Universitas Cambridge, mengajukan teori yang unik tentang penyebab penyakit menular pada tumbuhan dan hewan serta wabah manusia. Teorinya berasal dari studi eksperimental tanaman dan penyakit dari pengamatan mikroskopis ''animalcule'' di lingkungan alami dan buatan yang berbeda. Dia mengemukakan bahwa terdapat "serangga" yang hidup dan berkembang biak pada kondisi yang sesuai dan bahwa penyakit menular pada tanaman disebabkan oleh "serangga" tersebut, yang hanya tampak ketika dilihat dengan mikroskop.<ref>{{Cite book|last=Santer|first=Melvin|date=2009|title=Richard Bradley: A Unified, Living Agent Theory of the Cause of Infectious Diseases of Plants, Animals, and Humans in the First Decades of the 18th Century|publisher=in Perspectives in Biology and Medicine|pages=566–578|url-status=live}}</ref>  Karena ada kesamaan struktural dan fungsional antara tumbuhan dan hewan, Bradley menyimpulkan bahwa organisme mikroskopis juga menyebabkan penyakit menular pada manusia dan hewan. Namun, kala itu teori penyakit menular tidak diterima oleh masyarakat ilmiah kontemporer. Sementara itu, pada tahun 1762, seorang dokter Austria, [[Marcus Antonius von Plenciz]], menerbitkan buku berjudul ''Opera medico-physica''. Buku ini menggambarkan teori penyebaran penyakit. Di dalamnya dikatakan bahwa ''animalcule'' yang terdapat di tanah dan udara merupakan penyebab penyakit tertentu. Von Plenciz membuat pembedaan antara penyakit yang dapat menular dan mewabah, seperti campak dan disenteri, dengan penyakit yang menular tetapi tidak mewabah, seperti rabies dan kusta.<ref>{{Cite journal|last=Winslow|first=Charles-Edward Amory|date=1967|title=Conquest of Epidemic Disease: A Chapter in the History of Ideas. Hafner Publishing Co Ltd|journal=Hadner Publishing Co Ltd|issue=ISBN 978-0028548807}}</ref>  Pada saat itu, pendapat medis yang diterima adalah bahwa penyakit itu disebarkan oleh apa yang dikenal sebagai miasma, uap atau kabut beracun, berbau busuk dan terdiri dari partikel-partikel dari bahan-bahan yang membusuk.<ref>{{Cite web|last=Fone|first=Martin|date=14 Maret 2020|title=Curious Questions: Who first discovered that washing your hands stops the spread of disease?, Country Life|url=https://www.countrylife.co.uk/comment-opinion/curious-questions-who-first-discovered-that-washing-your-hands-stops-the-spread-of-disease-212879|website=Country Life|access-date=18 Oktober 2021}}</ref> Dia juga mampu membuktikan bahwa bakteri adalah penyebab sepsis fatal yang telah diidentifikasi oleh [[Ignaz Semmelweis]]. Pembuktian ini membuka jalan bagi pengembangan vaksin dan membuka jalan bagi penemuan Fleming yang mengarah pada pengembangan antibiotik.<ref>{{Cite web|last=Grenville|first=Andrew|date=9 April 2020|title=Social Distancing and Germ Theory”: How Good Ideas Spread.|url=https://www.marugroup.net/insights/blog/social-distancing-germ-theory-good-ideas-spread,|website=Maru Group Ltd|access-date=18 Oktober 2021}}</ref> Meskipun demikian, teori yang dikemukakan oleh von Plenciz tidak diterima oleh komunitas medis.
 
=== Agostino Bassi ===
=== Abad ke-19 dan -20 ===
 
==== Agostino Bassi ====
[[:en:Agostino_Bassi|Agostino Bassi]] lahir pada tanggal 25 September 1773 di [[Mairago]], Provinsi Lodi, Italia. Ia adalah seorang ahli [[entomologi]] dan menjadi orang pertama yang menuangkan ide etiologi tentang genesis mikrobiologi penyakit dalam sebuah penelitian. <ref>{{Cite journal|last=Mazzarello|first=Paolo|last2=Garbarino|first2=Carla|last3=Cani|first3=Valentina|date=2013-09-01|title=Bassi, Agostino|url=https://www.researchgate.net/publication/283483135_Bassi_Agostino|journal=eLS. John Wiley & Sons, Ltd: Chichester|doi=10.1002/9780470015902.a0025074}}</ref>
 
Baris 144 ⟶ 147:
Pada tahun 1835, Agostino Bassi menuliskan penemuannya dalam buku ''Del mal del segno, calcinaccio o moscardino'' (“''The Disease of the Sign, Calcinaccio or Muscardine''”). Penemuan Agostino merupakan terobosan dalam sejarah ilmu alam dan kedokteran. Ini adalah pembuktian pertama bahwa penyakit disebabkan oleh [[mikroorganisme]] dan memiliki rantai penularan. Hal ini menjadi pelopor teori kuman penyakit oleh [[Robert Koch]] dan [[Louis Pasteur]]. <ref>{{Cite web|title=Agostino Bassi {{!}} Italian bacteriologist|url=https://www.britannica.com/biography/Agostino-Bassi|website=Encyclopedia Britannica|language=en|access-date=2021-10-18}}</ref>
 
==== Ignaz Semmelweis ====
[[Ignaz Semmelweis]] lahir pada tanggal 1 Juli 1818 di Taban, Hungaria. Ignaz Semmelweis dikenal sebagai “Bapak Pengendalian Infeksi”.<ref name=":4">{{Cite journal|last=Best|first=M|date=2004-06-01|title=Ignaz Semmelweis and the birth of infection control|url=https://qualitysafety.bmj.com/lookup/doi/10.1136/qshc.2004.010918|journal=Quality and Safety in Health Care|language=en|volume=13|issue=3|pages=233–234|doi=10.1136/qshc.2004.010918|issn=1475-3898|pmc=PMC1743827|pmid=15175497}}</ref> Ia adalah seorang dokter kandungan dari [[Hongaria]] yang bekerja di [[Rumah Sakit Umum Wina]] (''Allgemeines Krankenhaus'') pada tahun 1847. Rumah Sakit Umum Wina (Allgemeines Krankenhaus), memiliki dua klinik kebidanan. Di klinik pertama terdapat ahli bedah, dokter, dan mahasiswa kedokteran dan Ignaz bekerja di klinik pertama sebagai ahli bedah, dokter, dan instruktur mahasiswa. Sedangkan, di klinik dua yang bekerja adalah para bidan. Selama bekerja di Rumah Sakit Wina, Ignaz mengamati bahwa di klinik kedua terdapat 10 kali lebih sedikit kematian akibat demam puerperal dibandingkan dengan klinik pertama.<ref>{{Cite journal|last=E., & D|first=Dastur Adi & Tank, P|date=2008|title=Ignaz Philipp Semmelweis and Puerperal Fever|journal=https://jogi.co.in/may_jun_2008/02_milestone_ignaz_philipp.pdf}}</ref> Karena reputasi mengenai klinik pertama yang kurang baik, para pasien memohon dan meminta untuk dimasukkan ke klinik kedua. Ignaz lalu mencatat bahwa terdapat angka kematian ibu yang sangat besar akibat [[demam puerperal]], terutama di klinik pertama.
 
Baris 155 ⟶ 158:
 
Mulai tahun 1861, Ignaz menderita berbagai keluhan gugup dan depresi. Ia mulai mengalihkan setiap percakapan ke topik childbed fever. Pada saat itu, orang-orang, termasuk istrinya, percaya bahwa ia telah kehilangan akal sehatnya, dan pada tahun 1856 ia masuk ke Landesirrenanstalt Döbling (rumah sakit jiwa). 14 hari kemudian, Ia meninggal di sana karena syok septik, mungkin sebagai akibat dari dipukuli oleh penjaga. Hipotesis ignaz mendapatkan penerimaan luas hanya beberapa tahun setelah kematiannya, ketika Louis Pasteur lebih lanjut mengembangkan teori kuman penyakit dan menawarkan penjelasan teoritis untuk temuan Ignaz. Ignaz Semmelweis dianggap sebagai pelopor prosedur antiseptik.
 
=== Gideon Mantell ===
==== Joseph Lister ====
Joseph Lister adalah seorang dokter dari Britania Raya yang mengembangkan aplikasi teori kuman penyakit dalam lingkungan medis. Ia mengembangkan penggunaan asam karbol sebagai antiseptik.
 
Praktik bedah pada masa Joseph Lister terbilang primitif berdasarkan standar modern dan memiliki tingkat kematian pasien pascaoperasi yang terbilang tinggi. Hampir 80% dari seluruh operasi diikuti oleh gangren.<ref name=":9">{{Cite journal|last=Jessney|first=Benn|date=2012-08|title=Joseph Lister (1827–1912): a pioneer of antiseptic surgery remembered a century after his death|url=http://dx.doi.org/10.1258/jmb.2011.011074|journal=Journal of Medical Biography|volume=20|issue=3|pages=107–110|doi=10.1258/jmb.2011.011074|issn=0967-7720}}</ref> Pada tahun 1860 di rumah sakit St Bartholomew di London, Inggris, hampir 40% dari seluruh pasien yang menjalani amputasi meninggal dunia. Sementara itu di Paris, pasien meninggal dunia setelah amputasi mencapai 52%.<ref name=":10">{{Cite journal|last=Barr|first=Justin|last2=Podolsky|first2=Scott H|date=2017-03|title=Listerism then and now|url=http://dx.doi.org/10.1016/s0140-6736(17)30652-9|journal=The Lancet|volume=389|issue=10073|pages=1002–1003|doi=10.1016/s0140-6736(17)30652-9|issn=0140-6736}}</ref> Meskipun dugaan bahwa kuman dapat menyebabkan penyakit sudah ada pada saat itu, tidak ada yang mengasosiasikan kuman dengan infeksi pada luka. Kebanyakan orang saat itu tidak menerima peran infeksi sebagai penyebab kematian pasca operasi dan menganggap kematian sebagai sesuatu yang tak terelakkan.<ref name=":9" /> Instrumen bedah saat itu hanya dibersihkan seadanya sebelum disimpan sementara alas tempat tidur dan jas operasi tidak dicuci. Pasien jarang dibersihkan dari kotoran dan ahli bedah jarang mencuci tangannya sebelum menjalankan operasi. Instrumen medis yang sama digunakan bergantian untuk memeriksa luka seluruh pasien tanpa dibersihkan terlebih dahulu. Nanah pada luka pada saat itu dianggap sebagai proses penyembuhan normal.<ref name=":11">{{Cite journal|last=Pitt|first=Dennis|last2=Aubin|first2=Jean-Michel|date=2012-10-01|title=Joseph Lister: father of modern surgery|url=http://dx.doi.org/10.1503/cjs.007112|journal=Canadian Journal of Surgery|volume=55|issue=5|pages=E8–E9|doi=10.1503/cjs.007112|issn=0008-428X}}</ref>
 
Sebagian besar ahli bedah pada masa Lister percaya bahwa infeksi disebabkan oleh miasma.<ref>{{Cite web|title=Bloody hands, dirty knives: The horrors of Victorian medicine|url=https://www.aamc.org/news-insights/bloody-hands-dirty-knives-horrors-victorian-medicine|website=AAMC|language=en|access-date=2021-10-18}}</ref> Bau pembusukkan di rumah sakit diasosiasikan dengan resiko penyakit. Sebagian yang lain percaya penyakit terbentuk secara spontan pada materi organik yang membusuk dan menyebar melalui udara. Karena hal ini, menjaga luka tetap bersih bukanlah sesuatu yang diperhatikan oleh ahli bedah saat itu.<ref name=":9" /><ref name=":11" />
 
Joseph Lister adalah orang pertama yang menerapkan teori kuman penyakit ke dalam prosedur operasi medis. Ketertarikan Lister pada penyembuhan luka berawal ketika ia bekerja pada Sir Erichsen. Erichsen, seperti ahli bedah lainnya, percaya bahwa luka terinfeksi oleh miasma yang muncul dari luka itu sendiri dan terkonsentrasi di udara. Erichsen mendeduksi 7 orang pada bangsal dengan luka yang terinfeksi menyebabkan tersebarnya udara buruk penyebab gangren. Namun, Lister tidak percaya dan menduga bahwa sesuatu di dalam luka itu sendiri yang menyebabkan gangren. Dugaan ini muncul karena ketika luka dibersihkan, luka tersebut membaik.<ref>{{Cite book|last=Ackerknecht|first=Erwin H.|date=1982|url=https://www.worldcat.org/oclc/8172172|title=A short history of medicine|location=Baltimore|publisher=Johns Hopkins University Press|isbn=0-8018-2726-4|edition=Revised edition|oclc=8172172}}</ref>
 
Lister mengembangkan bedah antiseptik dengan menggunakan larutan asam karbol. Asam karbol berpotensi mengeliminasi kuman yang terdapat pada luka dengan mencuci, membersihkan, dan menyemprot luka. Peralatan, tangan ahli bedah, dan seluruh lingkungan bedah juga dibersihkan dengan asam karbol.<ref>{{Cite journal|last=Toledo-Pereyra|first=Luis H.|date=2010-09|title=Joseph Lister's Surgical Revolution|url=http://www.tandfonline.com/doi/full/10.3109/08941939.2010.520574|journal=Journal of Investigative Surgery|language=en|volume=23|issue=5|pages=241–243|doi=10.3109/08941939.2010.520574|issn=0894-1939}}</ref> Lister pertama kali merancang pengobatan untuk membasmi kuman melalui pembalut yang direndam dalam asam karbol dan menerapkannya pada James Greenlees pada tahun 1865.<ref name=":10" /> James Greenlees, yang pada saat itu berusia 11 tahun, dibawa ke rumah sakit dengan tulang menonjol dari luka pada kaki kiri bawahnya akibat tertabrak gerobak. Lister kemudian memerintahkan stafnya untuk membalut luka dengan pembalut yang dicelupkan ke dalam asam karbol. Luka tersebut kemudian ditutupi kertas timah untuk mencegah penguapan asam karbol. Empat hari kemudian, Lister memeriksa luka tersebut kembali. Bukannya terbentuk gangren, luka tersebut justru bersih.<ref>{{Cite web|last=Hollingham|first=Richard|title=The pioneering surgeons who cleaned up filthy hospitals|url=https://www.bbc.com/future/article/20200812-the-pioneering-surgeons-who-cleaned-up-filthy-hospitals|website=www.bbc.com|language=en|access-date=2021-10-18}}</ref> Mengetahui pembalut dengan asam karbol dapat mencegah infeksi pada Greenlees, Lister melakukan percobaan pada pasien lainya. Sembilan dari 12 percobaan yang Lister lakukan tidak menunjukkan adanya infeksi pada luka.<ref name=":10" /> Jika dibandingkan dari hasil-hasil sebelumnya, hasil yang diperoleh Lister dianggap luar biasa. Hasil ini kemudian dideskripsikan Lister di dalam ''The Lancet.''<ref name=":12">{{Cite journal|last=Cope|first=Zachary|date=1967|title=Joseph Lister, 1827-1912|url=https://www.jstor.org/stable/25411706|journal=The British Medical Journal|volume=2|issue=5543|pages=7–8|issn=0007-1447}}</ref> Pada 20 April 1867, Lister melakukan operasi pengangkatan tumor dari lengan. Lister menggunakan larutan asam karbol sebagai losion pada luka mentah dan mengoleskan pasta karbol antiseptik pada luka yang dijahit. Hasil yang diperoleh Lister terbilang bagus. Empat bulan berikutnya Lister berhasil menggunakan metode antiseptik untuk beberapa amputasi dengan hasil yang baik.<ref name=":12" />
 
Penerapan metode Lister dalam dunia bedah sangat berpengaruh pada perkembangan dunia bedah modern. Sebelum masa Lister, ungkapan yang umum dalam dunia bedah adalah “operasi berhasil akan tetapi pasien meninggal”. Perkembangan dari sistem antiseptik yang dikembangkan oleh Joseph Lister secara signifikan merubah  resiko kematian dari pascaoperasi yang sebelumnya mencapai 40% menjadi kurang dari 3% pada tahun 1910. Keberhasilan Lister ini dipublikasikan secara luas, sehingga praktisi lainnya dapat melihat bagaimana Lister menggunakan keahliannya dalam membangun metode baru dalam dunia bedah. <ref>{{Cite web|title=Lord Lister, 'Father of antiseptic surgery' {{!}} Feature from King's College London|url=https://www.kcl.ac.uk/lord-lister-father-of-antiseptic-surgery-2|website=www.kcl.ac.uk|language=en-GB|access-date=2021-10-18}}</ref>
==== Gideon Mantell ====
Gideon Mantell, seorang dokter dari Sussex yang lebih dikenal untuk penemuan fosil dinosaurus, juga meneliti binatang di bawah mikroskop. Dalam bukunya, ''Thoughts on Animalcules'' (1850), ia berspekulasi bahwa "banyak dari penyakit paling serius yang memengaruhi kemanusiaan terjadi akibat sifat-sifat makhluk hidup ''animalcule'' tak kasatmata yang aneh."<ref>From p. 90 of "The invisible world revealed by the microscope or, thoughts on animalcules.", second edition, 1850.</ref>
 
Baris 181 ⟶ 197:
Sebagai penutup bukunya, Mantell menyampaikan pandangannya bahwa penemuan organisme mikroskopis tidak akan menjadi sesuatu yang hebat, tanpa adanya rasa kagum yang mendalam, kerendahan hati, dan ketergantungan terhadap karya-Nya, termasuk karya-Nya yang terkecil sekalipun, dalam hal ini binatang mikroskopis (animalcule).
 
==== John Snow ====
[[Berkas:Snow-cholera-map-1.jpg|jmpl|Peta asli dari John Snow yang menunjukkan klaster kasus kolera di wabah yang terjadi di London pada tahun 1854]]
John Snow adalah seorang ilmuwan yang skeptis terhadap teori miasma yang populer pada masa hidupnya. Meskipun pada waktu itu teori kuman penyakit yang dipelopori oleh Girolamo Fracastoro belum sepenuhnya berkembang dan belum tersebar luas, Snow sudah menunjukkan pemahaman jelas terhadap teori tersebut. Hal ini ditunjukkan dalam tulisan-tulisannya. Ia pertama kali menerbitkan teorinya dalam sebuah esai tahun 1849 berjudul Mengenai Mode Penyebaran Kolera. Pada esai tersebut, ia menyatakan bahwa rute penyebaran kolera adalah melalui [[Transmisi fekal–oral|transmisi fekal-oral]] dan bahwa penyakit itu berkembang di usus besar. Ia bahkan menyatakan bahwa struktur kolera mirip seperti sel pada bukunya edisi tahun 1855.
Baris 206 ⟶ 222:
Setelah wabah kolera mereda, pemerintah mengganti pegangan pompa di Jalan Broad itu. Mereka hanya mau menanggapi ancaman kesehatan populasi akibat air pompa tersebut, dan setelah itu, mereka menolak teori yang dibawakan John Snow. Menurut mereka, menerima teori Snow sama saja dengan menerima kebenaran metode transmisi penyakit melalui fekal-oral yang mereka tolak<ref name=":16" />.
 
==== Louis Pasteur ====
Penelitian yang lebih formal mengenai hubungan antara kuman dan penyakit dilaksanakan oleh Louis Pasteur di antara tahun 1860 dan 1864. Ia menemukan patologi demam puerperal dan vibrio piogenik di dalam darah.<ref>{{cite book|title=Comptes Rendus de l'Académie des Sciences|last=Pasteur|first=Louis|others=Ernst, H.C. (trans)|year=1880|volume=XC|pages=1033–44|chapter=(translated from French)|trans-chapter=On the extension of the germ theory to the etiology of certain common diseases|origyear=May 1880|chapterurl=http://ebooks.adelaide.edu.au/p/pasteur/louis/exgerm/complete.html}}</ref> Ia kemudian menyarankan penggunaan asam borik untuk membunuh mikroorganisme ini sebelum dan setelah isolasi.
 
Baris 223 ⟶ 239:
Penerapan prinsip  penggunaan yang dilemahkan, hidup basil dalam kaitannya dengan sistem pengenalan yang secara bertahap ditemukan dan yang memastikan bahwa organisme "superior" yang dipelajari dilindungi dengan cara tertentu menjadi te. Dua pendekatan mendasar, berpusat pada kepedulian terhadap kesehatan masyarakat, segera membedakan sekolah Pasteur dari sekolah bakteriologi lainnya — pertama, penelitian agen mikroba yang menyebabkan penyakit menular dan kedua, menggunakan penelitian ini (dengan tujuan melemahkan virulensi segera saat agen penyakit terpapar) untuk menyiapkan vaksin untuk penggunaan profilaksis dan setelah itu, serum untuk digunakan sebagai obat. Sejauh prosedur atenuasi virulensi untuk mikroorganisme yang bersangkutan, upaya awal secara dramatis menunjukkan betapa beragamnya mereka, karena tidak kurang dari tiga metode atenuasi yang berbeda dirancang di bawah pengawasan Pasteur untuk tiga vaksin bakteri pertama. Salah satu keberatan utama pada saat itu didasarkan pada fakta bahwa orang-orang tetap enggan pada gagasan bahwa makhluk kecil dan tampaknya tidak penting ini—basil—dapat memiliki efek yang menghancurkan pada organisme “superior”. (Duclaux, 1896); (Euvres  de  Pasteur, 1933-1939)
 
==== Robert Koch ====
Robert Koch dikenal sebagai pemrakarsa empat kriteria dasar (yang dikenal sebagai Postulat Koch) untuk menentukan bahwa suatu penyakit disebabkan oleh organisme tertentu. Postulat-postulat ini muncul dari karya seminalnya mengenai [[antraks]] menggunakan kultur murni patogen tersebut yang diisolasi dari binatang.
 
Baris 230 ⟶ 246:
Postulat Koch juga memengaruhi ilmuwan yang hendak meneliti patogenesis mikrobial dari sudut pandang molekuler. Pada tahun 1980-an, berkembang sebuah versi molekuler postulat Koch yang digunakan untuk mengidentifikasi gen mikrobial yang mengenkod faktor virulen.<ref>{{cite journal|author=Falkow S|year=1988|title=Molecular Koch's postulates applied to microbial pathogenicity|url=https://semanticscholar.org/paper/acbf3cc939b002c9eda19269219be1a42fc69b12|journal=Reviews of Infectious Diseases|volume=10|issue=Suppl 2|pages=S274–76|doi=10.1093/cid/10.Supplement_2.S274|pmid=3055197}}</ref>
 
===== '''Postulat Koch''' =====
 
Postulat Koch adalah prosedur untuk memasangkan suatu penyakit dengan tepat satu patogen tertentu. Postulat Koch terdiri dari 4 poin, yaitu:
 
Baris 245 ⟶ 260:
Postulat kedua juga mungkin tidak digunakan untuk organisme atau entitas tertentu yang saat ini tidak dapat ditumbuhkan di kultur murni, seperti misalnya prion yang menyebabkan [[penyakit Creutzfeldt-Jakob]].<ref>{{cite journal|author=Inglis TJ|date=November 2007|title=Principia aetiologica: taking causality beyond Koch's postulates|url=http://jmm.sgmjournals.org/cgi/content/full/56/11/1419|journal=Journal of Medical Microbiology|volume=56|issue=Pt 11|pages=1419–22|doi=10.1099/jmm.0.47179-0|pmid=17965339|archive-url=https://web.archive.org/web/20100305231640/http://jmm.sgmjournals.org/cgi/content/full/56/11/1419|archive-date=5 March 2010|access-date=3 December 2012|url-status=dead|doi-access=free}}</ref>
 
===== '''Sebelum Postulat Koch''' =====
 
Edwin Klebs (1834–1913), seorang mahasiswa mikrobiologi di Virchow, menerbitkan sebuah makalah yang membahas tentang prosedur yang nantinya disempurnakan sebagai Postulat Koch.
 
Baris 259 ⟶ 273:
Friedrich Loeffler (1852–1915), salah satu asisten Koch, menerbitkan makalah yang membahas tentang [[difteri]]. Dalam makalahnya, Loeffler menyatakan bahwa 3 postulat tersebut harus dilengkapi lagi untuk membuktikan bahwa difteri adalah penyakit yang disebabkan oleh mikroorganisme tertentu. Hal ini diperlukan untuk menunjukkan sifat parasit yang dimiliki oleh suatu penyakit. Pendapat Loeffler ini hampir identik dengan prosedur yang dijelaskan oleh Koch setahun sebelumnya.<ref name=":18" />
 
===== '''Koch dan Metode Kultur Bakteri''' =====
 
Salah satu prosedur yang penting untuk dapat menerapkan Postulat Koch adalah kultur (menumbuhkan) bakteri yang terisolasi. Kultur bakteri adalah proses menumbuhkan bakteri di luar lingkungan alaminya. Kultur bakteri yang hanya terdiri dari satu jenis bakteri biasa disebut kultur terisolasi, atau kultur murni.<ref>{{Cite journal|last=Jufri|first=Rhezqy Furwati|date=24 Januari 2020|title=Microbial Isolation|url=https://media.neliti.com/media/publications/299345-microbial-isolation-9b361f46.pdf|journal=Journal La Lifesci|volume=01|issue=01|pages=1}}</ref>
 
Baris 270 ⟶ 283:
 
Koch kemudian bereksperimen untuk membuat media tumbuh dengan zat lain. Karena saran dari salah satu asistennya yang suka membuat selai dan jeli, Koch mencoba membuat media dari agar-agar. Ternyata, media dari agar-agar adalah media yang ideal untuk menumbuhkan mikroba. Agar-agar masih digunakan sampai sekarang sebagai media terbaik untuk kultur bakteri.<ref>{{Cite book|last=Goldstein|first=Natalie|date=Oktober 2010|url=https://books.google.co.id/books/about/Germ_Theory.html?id=idAQPQAACAAJ&source=kp_book_description&redir_esc=y|title=Germ Theory|location=New York|publisher=Infobase Publishing|isbn=978-1-4381-3520-5|pages=76|url-status=live}}</ref>
 
=== Joseph Lister ===
Joseph Lister adalah seorang dokter dari Britania Raya yang mengembangkan aplikasi teori kuman penyakit dalam lingkungan medis. Ia mengembangkan penggunaan asam karbol sebagai antiseptik.
 
Praktik bedah pada masa Joseph Lister terbilang primitif berdasarkan standar modern dan memiliki tingkat kematian pasien pascaoperasi yang terbilang tinggi. Hampir 80% dari seluruh operasi diikuti oleh gangren.<ref name=":9">{{Cite journal|last=Jessney|first=Benn|date=2012-08|title=Joseph Lister (1827–1912): a pioneer of antiseptic surgery remembered a century after his death|url=http://dx.doi.org/10.1258/jmb.2011.011074|journal=Journal of Medical Biography|volume=20|issue=3|pages=107–110|doi=10.1258/jmb.2011.011074|issn=0967-7720}}</ref> Pada tahun 1860 di rumah sakit St Bartholomew di London, Inggris, hampir 40% dari seluruh pasien yang menjalani amputasi meninggal dunia. Sementara itu di Paris, pasien meninggal dunia setelah amputasi mencapai 52%.<ref name=":10">{{Cite journal|last=Barr|first=Justin|last2=Podolsky|first2=Scott H|date=2017-03|title=Listerism then and now|url=http://dx.doi.org/10.1016/s0140-6736(17)30652-9|journal=The Lancet|volume=389|issue=10073|pages=1002–1003|doi=10.1016/s0140-6736(17)30652-9|issn=0140-6736}}</ref> Meskipun dugaan bahwa kuman dapat menyebabkan penyakit sudah ada pada saat itu, tidak ada yang mengasosiasikan kuman dengan infeksi pada luka. Kebanyakan orang saat itu tidak menerima peran infeksi sebagai penyebab kematian pasca operasi dan menganggap kematian sebagai sesuatu yang tak terelakkan.<ref name=":9" /> Instrumen bedah saat itu hanya dibersihkan seadanya sebelum disimpan sementara alas tempat tidur dan jas operasi tidak dicuci. Pasien jarang dibersihkan dari kotoran dan ahli bedah jarang mencuci tangannya sebelum menjalankan operasi. Instrumen medis yang sama digunakan bergantian untuk memeriksa luka seluruh pasien tanpa dibersihkan terlebih dahulu. Nanah pada luka pada saat itu dianggap sebagai proses penyembuhan normal.<ref name=":11">{{Cite journal|last=Pitt|first=Dennis|last2=Aubin|first2=Jean-Michel|date=2012-10-01|title=Joseph Lister: father of modern surgery|url=http://dx.doi.org/10.1503/cjs.007112|journal=Canadian Journal of Surgery|volume=55|issue=5|pages=E8–E9|doi=10.1503/cjs.007112|issn=0008-428X}}</ref>
 
Sebagian besar ahli bedah pada masa Lister percaya bahwa infeksi disebabkan oleh miasma.<ref>{{Cite web|title=Bloody hands, dirty knives: The horrors of Victorian medicine|url=https://www.aamc.org/news-insights/bloody-hands-dirty-knives-horrors-victorian-medicine|website=AAMC|language=en|access-date=2021-10-18}}</ref> Bau pembusukkan di rumah sakit diasosiasikan dengan resiko penyakit. Sebagian yang lain percaya penyakit terbentuk secara spontan pada materi organik yang membusuk dan menyebar melalui udara. Karena hal ini, menjaga luka tetap bersih bukanlah sesuatu yang diperhatikan oleh ahli bedah saat itu.<ref name=":9" /><ref name=":11" />
 
Joseph Lister adalah orang pertama yang menerapkan teori kuman penyakit ke dalam prosedur operasi medis. Ketertarikan Lister pada penyembuhan luka berawal ketika ia bekerja pada Sir Erichsen. Erichsen, seperti ahli bedah lainnya, percaya bahwa luka terinfeksi oleh miasma yang muncul dari luka itu sendiri dan terkonsentrasi di udara. Erichsen mendeduksi 7 orang pada bangsal dengan luka yang terinfeksi menyebabkan tersebarnya udara buruk penyebab gangren. Namun, Lister tidak percaya dan menduga bahwa sesuatu di dalam luka itu sendiri yang menyebabkan gangren. Dugaan ini muncul karena ketika luka dibersihkan, luka tersebut membaik.<ref>{{Cite book|last=Ackerknecht|first=Erwin H.|date=1982|url=https://www.worldcat.org/oclc/8172172|title=A short history of medicine|location=Baltimore|publisher=Johns Hopkins University Press|isbn=0-8018-2726-4|edition=Revised edition|oclc=8172172}}</ref>
 
Lister mengembangkan bedah antiseptik dengan menggunakan larutan asam karbol. Asam karbol berpotensi mengeliminasi kuman yang terdapat pada luka dengan mencuci, membersihkan, dan menyemprot luka. Peralatan, tangan ahli bedah, dan seluruh lingkungan bedah juga dibersihkan dengan asam karbol.<ref>{{Cite journal|last=Toledo-Pereyra|first=Luis H.|date=2010-09|title=Joseph Lister's Surgical Revolution|url=http://www.tandfonline.com/doi/full/10.3109/08941939.2010.520574|journal=Journal of Investigative Surgery|language=en|volume=23|issue=5|pages=241–243|doi=10.3109/08941939.2010.520574|issn=0894-1939}}</ref> Lister pertama kali merancang pengobatan untuk membasmi kuman melalui pembalut yang direndam dalam asam karbol dan menerapkannya pada James Greenlees pada tahun 1865.<ref name=":10" /> James Greenlees, yang pada saat itu berusia 11 tahun, dibawa ke rumah sakit dengan tulang menonjol dari luka pada kaki kiri bawahnya akibat tertabrak gerobak. Lister kemudian memerintahkan stafnya untuk membalut luka dengan pembalut yang dicelupkan ke dalam asam karbol. Luka tersebut kemudian ditutupi kertas timah untuk mencegah penguapan asam karbol. Empat hari kemudian, Lister memeriksa luka tersebut kembali. Bukannya terbentuk gangren, luka tersebut justru bersih.<ref>{{Cite web|last=Hollingham|first=Richard|title=The pioneering surgeons who cleaned up filthy hospitals|url=https://www.bbc.com/future/article/20200812-the-pioneering-surgeons-who-cleaned-up-filthy-hospitals|website=www.bbc.com|language=en|access-date=2021-10-18}}</ref> Mengetahui pembalut dengan asam karbol dapat mencegah infeksi pada Greenlees, Lister melakukan percobaan pada pasien lainya. Sembilan dari 12 percobaan yang Lister lakukan tidak menunjukkan adanya infeksi pada luka.<ref name=":10" /> Jika dibandingkan dari hasil-hasil sebelumnya, hasil yang diperoleh Lister dianggap luar biasa. Hasil ini kemudian dideskripsikan Lister di dalam ''The Lancet.''<ref name=":12">{{Cite journal|last=Cope|first=Zachary|date=1967|title=Joseph Lister, 1827-1912|url=https://www.jstor.org/stable/25411706|journal=The British Medical Journal|volume=2|issue=5543|pages=7–8|issn=0007-1447}}</ref> Pada 20 April 1867, Lister melakukan operasi pengangkatan tumor dari lengan. Lister menggunakan larutan asam karbol sebagai losion pada luka mentah dan mengoleskan pasta karbol antiseptik pada luka yang dijahit. Hasil yang diperoleh Lister terbilang bagus. Empat bulan berikutnya Lister berhasil menggunakan metode antiseptik untuk beberapa amputasi dengan hasil yang baik.<ref name=":12" />
 
Penerapan metode Lister dalam dunia bedah sangat berpengaruh pada perkembangan dunia bedah modern. Sebelum masa Lister, ungkapan yang umum dalam dunia bedah adalah “operasi berhasil akan tetapi pasien meninggal”. Perkembangan dari sistem antiseptik yang dikembangkan oleh Joseph Lister secara signifikan merubah  resiko kematian dari pascaoperasi yang sebelumnya mencapai 40% menjadi kurang dari 3% pada tahun 1910. Keberhasilan Lister ini dipublikasikan secara luas, sehingga praktisi lainnya dapat melihat bagaimana Lister menggunakan keahliannya dalam membangun metode baru dalam dunia bedah. <ref>{{Cite web|title=Lord Lister, 'Father of antiseptic surgery' {{!}} Feature from King's College London|url=https://www.kcl.ac.uk/lord-lister-father-of-antiseptic-surgery-2|website=www.kcl.ac.uk|language=en-GB|access-date=2021-10-18}}</ref>
 
== Lihat pula ==