Pulau Kurudu: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Tidak ada ringkasan suntingan
Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler
Tidak ada ringkasan suntingan
Baris 138:
GEDUNG IBADAH DI PULAU KURUDU
Terdapat 3 gedung ibadah yang terdiri dari 2 gedung ibadah GKI dan 1 gedung ibadah Gereja Advent Masehi. Dua gedung ibadah GKI adalah GKI SILO KAIPURI di kampung Dorei Amini, dan GKI PNIEL KURUDU di kampung Mnukwar. Sedangkan gedung ibadah gereja Advent Masehi terletak di kampung Andesarya.
 
PEMBAGIAN KAWASAN PULAU KURUDU
Pesisir pantai utara pulau Kurudu selalu diterpa ombak besar dari samudera Pasifik sepanjang tahun, sedangkan pesisir pantai selatan merupakan kawasan teduh tanpa ombak. Perbedaan ini ikut mempengaruhi karakter dan pola pikir antara masyarakat suku Kurudu yang berdomisili di pesisir utara dengan yang berdomisili di pantai selatan.
Berdasarkan ada dan tidaknya ombak maka pulau Kurudu dibagi menjadi dua kawasan, yaitu kawasan berombak (Ro mbru) dan kawasan teduh (Ro mbrin). Kawasan Ro mbru dinamakan Kruidu atau Kurudu, sedangkan kawasan Ro mbrin dinamakan Mnupui atau Kaipuri. Selanjutnya kawasan Ro mbru atau Kruidu atau Kurudu dibagi menjadi dua sub kawasan, yaitu Ropui dan Ropon.
 
Orang-orang yang berdomisili di kawasan Kruidu atau Ro mbru disebut Kruidu pe isi (artinya= orang Kurudu), orang Kurudu yang berdomisili di kawasan Ropui disebut Ropui pe isi (artinya= orang ropui), sebaliknya orang Kurudu yang berdomisili di Ropon disebut Ropon pe isi (artinya= orang Ropon); sedangkan orang-orang yang berdomisili di kawasan Mnupui disebut Mnupui pe isi (artinya = orang Mnupui). Sebutan populer terhadap orang Mnupui ialah Kaipuri (orang Kaipuri).
 
Meskipun satu suku, yaitu suku Kurudu, dan satu bahasa, yaitu bahasa Kurudu, namun orang Kurudu dan orang Kaipuri berbeda dalam dialek bahasa dan berbeda dalam beberapa tradisi pemanfaatan tumbuhan. Misalnya pada tradisi membangun rumah, orang Kaipuri membangun rumah di atas air laut menggunakan jenis-jenis tumbuhan tertentu sebagai tiang rumah yang ditancap pada dasar pasir berlumpur, sedangkan orang Kurudu membangun rumah panggung di atas tanah kering dengan menggunakan jenis-jenis tumbuhan tertentu. Demikian pula, meskipun sama-sama orang Kurudu tetapi dialek orang Ropui berbeda dengan orang Ropon, bahkan sebutan nama dari beberapa jenis tumbuhan pun berbeda antara Ropui dan Ropon. Misalnya tumbuhan Waru (Hibiscus tilliaceus), oleh orang Ropui dinamakan Mbaru, sedangkan orang Ropon menamakannya Ampan, sebutan tumbuhan Kepayang atau kenari hutan (Pangium edule) oleh orang Ropui dinamakan Anaweri sedangkan orang Ropon menyebutnya Kawidon.
 
Kawasan Ropui meliputi tiga kampung, yaitu Kirimbri, Kurudu, dan Mnukwar. Kawasan Ropon meliputi dua kampung, yaitu Mnusndu dan Andesarya. Kawasan Kaipuri meliputi tiga kampung, yaitu Mansiesi, Kaipuri, dan Dorei Amini.