Suku Karo: Perbedaan antara revisi
[revisi tidak terperiksa] | [revisi terperiksa] |
Konten dihapus Konten ditambahkan
Tidak ada ringkasan suntingan Tag: Dikembalikan kemungkinan perlu dirapikan Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler |
Tag: Pengembalian Dikembalikan |
||
Baris 4:
{{redirect|Karo}}
{{infobox ethnic group
|group = Orang Karo<br /><br />''Kalak Karo''<br />{{batk|ᯂᯞᯂ᯳ ᯂᯒᯭ}}
|image = <table border=0 align="center" style="font-size:90%;">
<tr>
Baris 65:
|region10 = {{nbsp|7}}[[Kabupaten Aceh Tenggara]]
|pop10 = ?
|langs = [[Bahasa Karo|Karo]], [[bahasa Indonesia|Indonesia]], [[Bahasa Melayu|Melayu]], [[Bahasa Batak Simalungun|Simalungun]], [[Bahasa Batak Toba|Toba]], [[Bahasa Batak Pakpak|Pakpak]]
|rels = {{hlist|[[Kristen Protestan]] (77%) <ref>{{Cite journal|last=Ginting|first=Ray Brema|date=2016|title=Kristen di Dataran Tinggi Karo Tahun 1890-1906|url=http://repositori.usu.ac.id/handle/123456789/17540|journal=Kristen di Dataran Tinggi Karo Tahun 1890-1906|language=id|publisher=Repositori Institusi Universitas Sumatera Utara (RI-USU)}}</ref>|[[Islam]] (14,3%)<ref>{{Cite journal|last=Ginting|first=Dewi|date=2012-08-08|title=SEJARAH BERKEMBANGNYA AGAMA ISLAM DI TANAH KARO SUMATERA UTARA PADA TAHUN 1980- 2010|url=http://digilib.unimed.ac.id/17575/|journal=Ginting, Dewi (2012) SEJARAH BERKEMBANGNYA AGAMA ISLAM DI TANAH KARO SUMATERA UTARA PADA TAHUN 1980- 2010. Undergraduate thesis, UNIMED.|language=id|publisher=UNIMED}}</ref>|[[Kristen Katolik]] (5,7%)<ref>{{Cite web|first=Ranika Br Ginting|date=Oktober 2014|title=Katolik di Tanah Karo: Kabanjahe, 1942-1970an|url=https://jurnal.ugm.ac.id/lembaran-sejarah/article/view/23810|website=jurnal.ugm.ac.id|publisher=Jurnal Lembaran Sejarah, Vol. 11, No. 2, Oktober 2014 {{!}} Mahasiswa S1 Jurusan Sejarah Universitas Gadjah Mada|access-date=}}</ref>|[[Agama Buddha|Buddha]] (1.4)<ref>{{Cite journal|last=Rasmamana|first=Edi Putra|date=2016-09-03|title=PENYEBARAN AGAMA BUDDHA PADA MASYARAKAT KARO DI KABUPATEN LANGKAT|url=http://digilib.unimed.ac.id/20042/|journal=Rasmamana, Edi Putra (2016) PENYEBARAN AGAMA BUDDHA PADA MASYARAKAT KARO DI KABUPATEN LANGKAT. Undergraduate thesis, UNIMED.|language=id|publisher=UNIMED}}</ref><ref>{{cite book|title=Voice of Nature, Volumes 85-95|year=1990|publisher=Yayasan Indonesia Hijau|page=45}}</ref>|Lainnya (2.6%)
}}
Baris 72 ⟶ 71:
}}
'''Suku Karo''' ([[Surat Batak|Karo]]: {{batk|ᯂᯒᯨ}} atau {{batk|ᯂᯒᯭ}}, Latin: ''Karo'') atau lazim juga disebut '''[[Suku Batak|Batak Karo]]''' ([[Surat Batak|Karo]]: {{batk|ᯆᯗᯂ᯳ ᯂᯒᯨ}} atau {{batk|ᯆᯗᯂ᯳ ᯂᯒᯭ}}, Latin: ''Batak Karo'') adalah [[suku bangsa]] atau kelompok etnik yang mendiami wilayah [[Sumatra Utara]] dan sebagian [[Aceh]]; meliputi [[Kabupaten Karo]], sebagian Kabupaten [[Kabupaten Aceh Tenggara|Aceh Tenggara]], sebagian [[Kabupaten Langkat]] (Langkat Hulu), Sebagian [[Kabupaten Dairi]], sebagian [[Kabupaten Simalungun]], dan sebagian [[Kabupaten Deli Serdang]] serta juga dapat ditemukan di [[kota Medan]] & [[Kota Binjai]]. Suku ini merupakan salah satu suku terbesar dalam Sumatra Utara. Nama suku ini dijadikan sebagai nama salah satu Kabupaten di Sumatra Utara yaitu Kabupaten Karo. Suku ini memiliki bahasa yang disebut [[Bahasa Karo]] atau ''Cakap Karo''. Pakaian adat suku Karo didominasi dengan warna [[merah]] serta [[hitam]] dan penuh dengan perhiasan [[emas]]. Konon, Kota Medan didirikan oleh seorang tokoh Karo yang bernama [[Guru Patimpus Sembiring Pelawi]].▼
▲ᯆᯗᯂ᯳ ᯂᯒᯭ}}, Latin: ''Karo'') adalah [[suku bangsa]] atau kelompok etnik yang mendiami wilayah [[Sumatra Utara]] dan sebagian [[Aceh]]; meliputi [[Kabupaten Karo]], sebagian Kabupaten [[Kabupaten Aceh Tenggara|Aceh Tenggara]], sebagian [[Kabupaten Langkat]] (Langkat Hulu), Sebagian [[Kabupaten Dairi]], sebagian [[Kabupaten Simalungun]], dan sebagian [[Kabupaten Deli Serdang]] serta juga dapat ditemukan di [[kota Medan]] & [[Kota Binjai]]. Suku ini merupakan salah satu suku terbesar dalam Sumatra Utara. Nama suku ini dijadikan sebagai nama salah satu Kabupaten di Sumatra Utara yaitu Kabupaten Karo. Suku ini memiliki bahasa yang disebut [[Bahasa Karo]] atau ''Cakap Karo''. Pakaian adat suku Karo didominasi dengan warna [[merah]] serta [[hitam]] dan penuh dengan perhiasan [[emas]]. Konon, Kota Medan didirikan oleh seorang tokoh Karo yang bernama [[Guru Patimpus Sembiring Pelawi]].
== Sejarah & etimologi ==
|