Islam di Bengkulu: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Masuknya Islam di Bengkulu: Kerajaan Siguntur ibu negeri Kerajaan Jambu Lipo
Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler
Masuknya Islam di Bengkulu: Pranala pagaruyung, Islam di sumatra barat
Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler
Baris 5:
 
== Masuknya Islam di Bengkulu ==
Masuk dan berkembangnya dakwah Islam di Bengkulu menurut hemat penulis sedikit terlambat dibandingkan dengan masuknya dakwah Islam di daerah-daerah lain di nusantara yang telah tersentuh ajaran Islam pada abad ke-7 Masehi. Hal ini ada kemungkinan disebabkan oleh letak geografis Bengkulu yang berada di tepi Samudera Hindia dan pengislaman di tempat lain. Dengan kondisi tersebut membuat pelayaran mengalami tertunda untuk berlayar menuju Bengkulu. Persentuhan Bengkulu dengan Islam saat Bengkulu masih terbentuk dalam sistem pemerintahan berupa kerajaan yang berada di kawasan dataran tinggi ataupun berada di wilayah pesisir provinsi Bengkulu di dalam sejarah sepertinya masuknya Islam di Indonesia oleh Mujahid keturunan dari anak cucu Sultan Iskandar Zulkarnain yang menjadi salah satu pemimpin pemerintahan monarki kala itu. Dengan pusat pemerintahan di perkirakan daerah [[Kerajaan Siguntur]] dengan ibu kota Negeri [[Kerajaan Jambu Lipo]] pesisir pantai barat Sumatra.
 
Berdasar pada beberapa data yang ada, salah satunya menurut Azra, penyebaran Islam yang berasal dari Timur Tengah dan sekitarnya menuju kepulauan indonesia. Islam tersebar di pulau Asia kemungkinan melaui Al-Mujahid, Mujahid Sriwijaya, lalu menyebar ke daerah-daerah lainnya. Islam juga dibawa ke Aceh dan menyebar ke daerah sekitarnya. Sedangkan [[Islam di Sumatra Barat]] kemungkinan menerima Islam melalui Palembang, Aceh atau pasaiPasai. Bila melihat jalur penyebaran agama Islam di indonesia tersebut, ada kemungkinan Islam masuk ke Bengkulu melalui pagaruyungSumatra Barat (1200) dan pada masa-masa tersebut Bengkulu masihtelah berbentuk dalam tata pemerintahan berupa monarky.
 
Salah satu kerajaan tertua di Bengkulu adalah Kerajaan Sungai limau kenungkinan dengan raja pertamanya pendahulu dari Ratu Agung abad ke-12 hingga ke-15 Masehi yang berasal dari Gunung Bungkuk. Dari sumber lokal yang terhimpun dalam Gelumpai diperoleh keterangan bahwa pada tahun 1417 M seorang dai dari Aceh bernama Malim Mukidim datang ke Gunung Bungkuk Sungai Serut Awi, kawasan Lematang Ulu. Malim Mukidim berhasil mengislamkan Raja dan Ratu Agung penguasa Gunung Bungkuk saat itu.
 
Persentuhan Palembang dengan Islam, kemungkinkan Palembang menjadi salah satu pintu masuknya Islam ke Bengkulu. Hal ini sebagaimana yang di kemukakan oleh Badrul Munir Hamidy: "Masuknya Islam ke Bengkulu melalui lima pintu yaitu ; pintu pertama melalui kerajaan Sungai limau yang dibawa oleh ulama Aceh Tengku Malim Mukidim, pintu kedua melalui perkawinan Sultan Muzafar Syah dengan putri Serindang Bulan, inilah awal masuknya Islam ke tanah Rejang pada pertengahan abad XVII. Pintu ketiga melalui PagarKerajaan uyungSiguntur ibu Negeri [[Pagaruyung, Tanjung Emas, Tanah Datar]] ke kerajaan Sungai Lemau pada abad XIII, pintu keempat melalui dakwah yang dilakukan oleh dai-dai dari Pasai. Pintu kelima masuknya Islam ke Bengkulu melalui daerah Mukomuko setelah menjadi kerajaan. Pagar uyung di Sumatra Barat mempunyai kekuasaan yang luas dari Sikilang Aia Bangih adalah batas Utara, sekarang di daerah Pasaman Barat, berbatasan dengan Natal, Sumatra Utara. Taratak Aia Hitam adalah daerah Bengkulu (daerah pesisir Selatan hingga ke Mukomuko).
 
Pada sekitar abad ke-15 M datang seseorang yang berasal dari Lembak Beliti, dusun Taba Pingin Pucuk Palembang raja Sungai Lemau dengan tujuan untuk meminta suaka. Sedangkan putranya yang tertua bernama Baginda Sana yang bergelar Paduka Baginda Muda. Pada masa pemerintahan Paduka Baginda Muda datang seorang laki-laki dari dusun Taba Pingin yang masih termasuk kerabat Singaran. Abdul Syukur awal mula-mula mengembangkan agama Islam di wilayah Sungai Itam hingga ke Lembak Delapan.