Puisi Gelap: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
MA. Fauzan (bicara | kontrib) Tidak ada ringkasan suntingan |
MA. Fauzan (bicara | kontrib) Tidak ada ringkasan suntingan |
||
Baris 9:
Sajak-Sajak Amir Hamzah yang berjudul sajak Nyanyi Sunyi banyak mengungkapkan majas yang personal. Hal tersebut membuat Chairil menyebutnya sebagai puisi gelap (duistere poezie). Chairil menjelaskan bahwa dalam puisi tersebut, kita sebagai pembaca tidak akan bisa mengerti Amir Hamzah jika hanya membaca Nyanyi Sunyi Sonder dengan bekal pengetahuan tentang sejarah dan agama karena kalimat yang disampaikan amir mengenai misal serta perbandingan dari sejarah dan agama (Jassin, 1959).<ref name=":0" /><ref>{{Cite news|last=Tempo|first=Tempo|date=14 Agustus 2017|title=PUISI GELAP AMIR HAMZAH|url=https://majalah.tempo.co/read/laporan-utama/153806/puisi-gelap-amir-hamzah|work=Tempo|access-date=20 Oktober 2021}}</ref>
== Perkembangan Puisi Gelap di Jawa Timur ==
Perkembangan puisi gelap juga berkembang di kota-kota lain, seperti di Surabaya, Jawa TImur. Dalam tulisan Yoga di Harian Kompas Edisi 22 Juli tahun 2008, Ia menyebutkan bahwa perkembangan puisi gelap di Surabaya dimulai pada tahun 1995-an ketika penyair menggandrungi aliran surealisme. Lalu pada tahun 2004, penyair dari Jawa Timur, yakni Indra Tjahyadi dan W Haryanto mengatakan bahwa penyair jawa timur bekecenderungan apokalipsa, di mana hasrat untuk menunjukkan bahwa zaman kita hidup sekarang ini dipenuhi tanda tanda buruk yang mengisyaratkan hancurnya tatanan kehidupan sosial dan kebudayaan. <ref>{{Cite news|last=S|first=Yoga|date=22 Juli 2008|title=Taman Puisi Gelap Surabaya|url=http://cabiklunik.blogspot.com/2008/12/taman-puisi-gelap-surabaya.html|work=Kompas|access-date=20 Oktober 2021}}</ref>
== Beberapa Penyair yang Beraliran Puisi Gelap ==
# Amir Hamzah
# Kriapur
# Afrizal Malna
# F. Aziz Manna
# Indra Tjahyadi
# W. Haryanto<br />
== Referensi ==
|