Islam di Indonesia: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
Membalikkan revisi 19286955 oleh 140.213.138.48 (bicara) saya pikir tidak rancu. Yang rancu terkesan murtad, berdirinya kerajaan aceh dan pagaruyung tidak nyambung. Artikel yang berjudul Islam di Sumatra Barat |
Rahmatdenas (bicara | kontrib) -pola suntingan anon serupa dengan DTA, -mengembalikan ke revisi 18959830 oleh AMA Ptk, Tag: Pembatalan |
||
Baris 1:
{{Islam menurut negara}}
'''Islam di Indonesia''' merupakan [[mayoritas]] terbesar umat [[Muslim]] di [[dunia]]. Data Sensus Penduduk 2018 menunjukkan ada sekitar 86,7% atau 231 juta jiwa dari total 266 juta jiwa penduduk beragama Islam. Walau Islam menjadi [[mayoritas]], tetapi [[Indonesia]] bukanlah negara yang berasaskan [[Islam]]. Indonesia sendiri secara konstitusional mengakui 6 agama, yaitu Islam, Katolik, Protestan, Hindu, Buddha dan Konghucu.<ref name="Yang">{{cite journal|last=Yang|first=Heriyanto|title=The History and Legal Position of Confucianism in Post Independence Indonesia|journal=Marburg Journal of Religion|volume=10|issue=1|page=8|date=August 2005|url=http://archiv.ub.uni-marburg.de/mjr/pdf/2005/yang2005.pdf|access-date=2 October 2006}}</ref> Meski tak menerapkan hukum Islam secara menyeluruh sebagaimana halnya Arab Saudi dan Qatar,
== Sejarah awal ==
Baris 7:
=== Penyebaran Islam menurut sejumlah catatan ===
[[Berkas:Islam Indonesia Percentage Sensus2010.svg|jmpl|kiri|300px|Peta persebaran Islam di Indonesia]]
Menurut [[Thomas Walker Arnold]], sulit untuk menentukan bilakah masa tepatnya Islam masuk ke Indonesia. Hanya saja, sejak abad ke-2 [[Sebelum Masehi]] orang-orang Ceylon telah berdagang dan masuk abad
[[File:Map of the Indian Ocean and the China Sea was engraved in 1728 by Ibrahim Müteferrika.jpg|jmpl|300px|Peta Indonesia berkisar tahun 1674-1745 oleh Katip Çelebi seorang geografer asal Turki Utsmani.|al=]]Di Pulau [[Sulawesi]], Islam menyebar melalui hubungan Kerajaan-Kerajaan setempat dengan para Ulama dari Mekkah dan Madinah, yang sebelumnya pula sempat singgah di Hadramaut untuk menyebarkan agama Islam ke seluruh pelosok Nusantara. Selain itu, pengaruh dari Ulama Minang di wilayah Selatan pulau Sulawesi turut mengantarkan [[Kesultanan Gowa]] dan [[Kesultanan Bone]] untuk memeluk agama Islam.<ref>Abdullah, A. (2016). Islamisasi Di Sulawesi Selatan Dalam Perspektif Sejarah. ''Paramita: Historical Studies Journal'', ''26''(1), 86-94.</ref> Sementara itu, pengaruh dari [[Kesultanan Ternate]] turut berperan penting dalam penyebaran agama Islam di pulau Sulawesi bagian tengah dan Utara. Salah satu buktinya adalah eksistensi [[Kesultanan Gorontalo]] sebagai salah satu [[Sejarah Nusantara pada era kerajaan Islam|Kerajaan Islam]] paling berpengaruh di [[Semenanjung Utara, Sulawesi|Semenanjung Utara Sulawesi]] hingga ke Sulawesi bagian Tengah dan Timur.<ref>Mashadi, M., & Suryani, W. (2018). Jaringan Islamisasi Gorontalo (Fenomena Keagamaan dan Perkembangan Islam di Gorontalo). ''Al-Ulum'', ''18''(2), 435-458.</ref> Selain pengaruh Kesultanan Ternate, Ulama-Ulama besar yang hijrah ke wilayah jazirah utara dan tengah Sulawesi pun turut mempercepat penyebaran agama Islam di wilayah ini. Selain itu, [[Kesultanan Tidore]] yang juga menguasai [[Tanah Papua]], sejak abad ke-17, telah berhasil melakukan upaya penyebaran agama Islam hingga mencapai wilayah Semenanjung [[Onin]] di [[Kabupaten Fakfak]], [[Papua Barat]].
Kalau ahli sejarah Barat beranggapan bahwa Islam masuk di Indonesia mulai abad
Pada tahun 30 Hijriyah atau 651 M semasa pemerintahan [[Khilafah]] Islam [[Utsman bin Affan]] (644-656 M), memerintahkan mengirimkan utusannya (Muawiyah bin Abu Sufyan) ke tanah [[Jawa]] yaitu ke [[Jepara]] (pada saat itu namanya [[Kalingga]]). Hasil kunjungan duta Islam ini adalah raja Jay Sima, putra Ratu [[Sima]] dari Kalingga, masuk Islam.<ref>{{cite book|last=H Zainal Abidin Ahmad|title=Ilmu politik Islam V, Sejarah Islam dan Umatnya sampai sekarang; Bulan Bintang, 1979}}</ref> Namun menurut Hamka sendiri, itu terjadi tahun 42 Hijriah atau 672 Masehi.{{sfn|Amrullah|2017|p=3}}
Baris 35:
===Distribusi geografi===
Berikut merupakan persebaran umat Islam per provinsi Indonesia. Sensus dihadirkan pada tahun
{| class="wikitable"
|+
Baris 44:
|{{Flag|Aceh}}
|style="style=background:#FFFFFF; text-align:center;"|4.413.244
|style="style=background:#FFFFFF; text-align:center;"|98
|-
|{{Flag|Sumatra Utara}}
|style="style=background:#FFFFFF; text-align:center;"|
|style="style=background:#FFFFFF; text-align:center;"|
|-
|{{Flag|Sumatra Barat}}
|style="style=background:#FFFFFF; text-align:center;"|
|style="style=background:#FFFFFF; text-align:center;"|97
|-
|{{Flag|Riau}}
|style="style=background:#FFFFFF; text-align:center;"|
|style="style=background:#FFFFFF; text-align:center;"|
|-
|{{Flag|Jambi}}
|style="style=background:#FFFFFF; text-align:center;"|
|style="style=background:#FFFFFF; text-align:center;"|
|-
|{{Flag|Sumatra Selatan}}
|style="style=background:#FFFFFF; text-align:center;"|
|style="style=background:#FFFFFF; text-align:center;"|
|-
|{{Flag|Bengkulu}}
|style="style=background:#FFFFFF; text-align:center;"|1.
|style="style=background:#FFFFFF; text-align:center;"|
|-
|{{Flag|Lampung}}
|style="style=background:#FFFFFF; text-align:center;"|
|style="style=background:#FFFFFF; text-align:center;"|
|-
|{{Flag|Bangka Belitung}}
|style="style=background:#FFFFFF; text-align:center;"|1.
|style="style=background:#FFFFFF; text-align:center;"|89%
|-
|{{Flag|Kepulauan Riau}}
|style="style=background:#FFFFFF; text-align:center;"|1.
|style="style=background:#FFFFFF; text-align:center;"|
|-
|{{Flag|DKI Jakarta}}
|style="style=background:#FFFFFF; text-align:center;"|8.
|style="style=background:#FFFFFF; text-align:center;"|83.
|-
|{{Flag|Jawa Barat}}
|style="style=background:#FFFFFF; text-align:center;"|
|style="style=background:#FFFFFF; text-align:center;"|97
|-
|{{Flag|Jawa Tengah}}
|style="style=background:#FFFFFF; text-align:center;"|
|style="style=background:#FFFFFF; text-align:center;"|96.
|-
|{{Flag|Daerah Istimewa Yogyakarta}}
|style="style=background:#FFFFFF; text-align:center;"|3.
|style="style=background:#FFFFFF; text-align:center;"|
|-
|{{Flag|Jawa Timur}}
|style="style=background:#FFFFFF; text-align:center;"|
|style="style=background:#FFFFFF; text-align:center;"|
|-
|{{Flag|Banten}}
|style="style=background:#FFFFFF; text-align:center;"|10.
|style="style=background:#FFFFFF; text-align:center;"|94
|-
|{{Flag|Bali}}
|style="style=background:#FFFFFF; text-align:center;"|
|style="style=background:#FFFFFF; text-align:center;"|
|-
|{{Flag|Nusa Tenggara Barat}}
|style="style=background:#FFFFFF; text-align:center;"|
|style="style=background:#FFFFFF; text-align:center;"|
|-
|{{Flag|Nusa Tenggara Timur}}
|style="style=background:#FFFFFF; text-align:center;"|
|style="style=background:#FFFFFF; text-align:center;"|9
|-
|{{Flag|Kalimantan Barat}}
|style="style=background:#FFFFFF; text-align:center;"|
|style="style=background:#FFFFFF; text-align:center;"|
|-
|{{Flag|Kalimantan Tengah}}
|style="style=background:#FFFFFF; text-align:center;"|1.
|style="style=background:#FFFFFF; text-align:center;"|74.
|-
|{{Flag|Kalimantan Selatan}}
|style="style=background:#FFFFFF; text-align:center;"|3.
|style="style=background:#FFFFFF; text-align:center;"|
|-
|{{Flag|Kalimantan Timur}}
|style="style=background:#FFFFFF; text-align:center;"|3.
|style="style=background:#FFFFFF; text-align:center;"|
|-
|{{Flag|Sulawesi Utara}}
|style="style=background:#FFFFFF; text-align:center;"|
|style="style=background:#FFFFFF; text-align:center;"|30.9%
|-
|{{Flag|Sulawesi Tengah}}
|style="style=background:#FFFFFF; text-align:center;"|2.
|style="style=background:#FFFFFF; text-align:center;"|77.7%
|-
|{{Flag|Sulawesi Selatan}}
|style="style=background:#FFFFFF; text-align:center;"|
|style="style=background:#FFFFFF; text-align:center;"|
|-
|{{Flag|Sulawesi Tenggara}}
|style="style=background:#FFFFFF; text-align:center;"|2.
|style="style=background:#FFFFFF; text-align:center;"|
|-
|{{Flag|Gorontalo}}
|style="style=background:#FFFFFF; text-align:center;"|1.017.396
|style="style=background:#FFFFFF; text-align:center;"|97
|-
|{{Flag|Sulawesi Barat}}
|style="style=background:#FFFFFF; text-align:center;"|
|style="style=background:#FFFFFF; text-align:center;"|
|-
|{{Flag|Maluku}}
|style="style=background:#FFFFFF; text-align:center;"|
|style="style=background:#FFFFFF; text-align:center;"|49
|-
|{{Flag|Maluku Utara}}
|style="style=background:#FFFFFF; text-align:center;"|
|style="style=background:#FFFFFF; text-align:center;"|74
|-
|{{Flag|Papua Barat}}
|style="style=background:#FFFFFF; text-align:center;"|
|style="style=background:#FFFFFF; text-align:center;"|
|-
|{{Flag|Papua}}
|style="style=background:#FFFFFF; text-align:center;"|
|style="style=background:#FFFFFF; text-align:center;"|15
|-
|style="style=background:#FFFFFF; text-align:center;"|'''TOTAL'''
|style="style=background:#FFFFFF; text-align:center;"|'''
|style="style=background:#FFFFFF; text-align:center;"|'''
|}
Baris 200:
Dengan mayoritas berpenduduk [[Muslim]], [[politik]] di [[Indonesia]] tidak terlepas dari pengaruh dan peranan umat [[Islam]]. Kebangunan akan kesedaran berpolitik ini diawali kalangan kaum [[haji]] yang membawa kabar-kabar akan serangan Prancis terhadap Maroko, umat [[Islam]] [[Libya]] diserang, dan gerakan nasionalis [[Mesir]] melawan [[imperialis]] [[Inggris]]. Ini juga membentuk perasaan setia kawan sesama kaum Muslimin, dan membangkitkan ketidaksukan terhadap kolonialisme dan imperialisme Eropa.{{sfn|Anwar|2011|p=19}} Walau demikian, Indonesia bukanlah negara yang berasaskan Islam, tetapi ada beberapa daerah yang diberikan keistimewaan untuk menerapkan [[syariat Islam]], seperti [[Aceh]].
Seiring dengan [[reformasi]] [[1998]], di Indonesia jumlah partai politik Islam kian bertambah. Pada [[Pemilihan umum legislatif Indonesia 1999|Pemilu 1999]], 17 partai Islam—yaitu 12 partai Islam dan 5 partai lain berazaskan Islam dan Pancasila—ikut berlaga dalam pemilihan tersebut. Kesiapan mereka dalam hal administrasi—terkecuali PPP yang memang sudah tua—mengagumkan mengingat mereka dapat mengikuti segala syarat pemilu yang cukup ketat, serupa bahwa setiap partai harus punya cabang sekurangnya di 14 provinsi. Namun demikian, seluruh partai Islam itu kalah jauh dari PDI yang meraup sekitar 34% suara.{{sfn|Usman|2001|p=67}} Dalam Pemilu tersebut, PPP meraih 11.329.905 suara (10,7 persen) dan bercokol pada peringkat ketiga
== Referensi ==
|