Liwa: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Marga Liwa: Marga liwa
Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler
Baris 1:
{{Tanpa referensi|date=Oktober 2021}}{{Commonscat|Liwa, Indonesia}}
'''Liwa''' adalah ibu kota [[Kabupaten Lampung Barat]]. Sebuah kota bersejarah dengan julukan liwa kota berbunga yang berada di tengkuk [[pegunungan Bukit Barisan]] Selatan. Wilayah kota ini meliputi seluruh wilayah [[Balik Bukit, Lampung Barat|Kecamatan Balik Bukit]].
 
Baris 25:
* [[Bahway, Balik Bukit, Lampung Barat|Bahway]]
* [[Sedampah Indah, Balik Bukit, Lampung Barat|Sedampah Indah]]
 
== Posisi strategis ==
Pemilihan Liwa sebagai ibu kota [[Kabupaten]] [[Lampung Barat]] memang tepat. Beberapa alasan memperkuat pernyataan ini.
 
Memiliki sejarah sejak trbangunnya pesanggerahan para sultan Kepaksian tahun 1746 pada tahun tahun 1824 pada saat Colonial Belanda masuk ke liwa pesanggerahan ini dikuasai oleh belanda kemudian pada saat kekalutan marga liwa karena sedang pungguh pesanggerahan tersebut diserahkan kembali oleh Colonial belanda kepada sultan. Hingga sekitar Abad 18-19 Masehi Putra ke dua dari Indra Patih Cakra Negara mendirikan Liwa hingga menjadi tegak jukhai di Batu Brak. Pada Jaman Pra-sejarah mengkutip dari surat Nomor EK.210/937/1977 tanggal 7 November 1977 yang disampaikan seretaris desa kotabesi Mat. Nasir kepada Camat Balik Bukit H. Amoeis putra kedua dari Pangeran H. Suhaimi surat tersebut ditujukan kepada Bupati/Kdh. TK II Lamp. Utara di Kotabumi. Pokok : data lengkap bahwasanya liwa dari berdirinya marga liwa kota ini memang telah dijadikan pusat pemerintahan sejak jaman Colonial Belanda. H. Amoeis adalah Saibatin Marga Liwa adik kandung dari Sultan Pangeran Maulana Balyan. Saat ini pesanggerahan para sultan tersebut dijadikan Wisma Sindalapai sebagai bukti peninggalan Sejarah.
Pertama, tempatnya strategis karena berada di tengah-tengah wilayah Lampung Barat, sehingga untuk melakukan pengawasan terhadap seluruh daerah Lampung Barat oleh pemerintah kabupaten akan relatif efektif.
 
Kedua, Liwa merupakan persimpangan lalu lintas jalan darat dari berbagai arah: [[Sumatra Selatan]], [[Bengkulu]], dan [[Lampung]] sendiri.
 
Kita mulai menjalankan kendaraan dari arah selatan, yaitu dari Bandar Lampung melewati Gunungsugih ([[Lampung Tengah]]), Kotabumi dan Bukitkemuning ([[Lampung Utara]]) memasuki Liwa. Dari Liwa, jika belok kanan ke arah utara, seseorang akan menuju Kotabatu, sebuah kota kecil di tepi [[Danau Ranau]] untuk selanjutnya dapat melanjutkan perjalanan ke [[Baturaja]] dan [[Palembang]].
 
Sedangkan jika belok kiri ke arah barat, seseorang akan menuju [[Krui]], kota pelabuhan Lampung Barat di pantai barat Lampung ([[Samudra Hindia]]). Dari sini, menelusuri pantai barat ke arah utara, seseorang bisa melanjutkan perjalanan memasuki [[provinsi]] [[Bengkulu]].
 
Tapi kalau ingin memilih menelusuri pantai barat ke arah selatan, seseorang akan tembus ke Kotaagung, [[Kabupaten Tanggamus]].
 
== Kondisi alam ==
Baris 46 ⟶ 31:
Sejak dulu, Liwa terkenal sebagai tempat pemukiman yang menyenangkan, aman, dan damai bagi semua orang. Orang [[Belanda]] pada masa Kolonial dahulu pun memanfaatkan kota ini sebagai tempat berlibur, beristirahat, dan bersantai.
 
Beberapa bangunan peninggalan Belanda sebetulnya utuh sebelum gempa tektonik berkekuatan 6,7 sekala Richter menghantam kota ini, [[15 Februari]] [[1994]]. Kini, beberapa peninggalan Belanda serta sejarah Sekala Brak masih dapat kita lihat seperti tangsi yang kini menjadi Kantor Kepolisian Sektor (Polsek) Balik Bukit peninggalan dan [[Pesanggerahan Sultan Sekala Brak]] "kini di jadikan Wisma Sindalapai" peninggalan sejarah [[Sekala Brak]].
 
== Asal usul nama ==
Tentang asal usul nama, Liwa berasal dari kata Panji Al-Liwa (bahas arab: Bendera), Panji Al Liwa ini adalah simbol dari pada pemberian Sultan Usmani [[Abd-ul-Hamid II]] kepada [[Pangeran Dalom Merah Dani]] Gelar Sultan Makmur Dalom Natadiraja, ini menandakan bahwasanya Sekala Brak adalah kerajaan Penyebar Agama Islam Sejak dahulu kala dari tahun 1289 Masehi Rajab 688 Hijriah. Panji ini Sebagai Simbol penguasa, berjaya, perkasa untuk memperlihatkan salah satu dari identitas Kebesarannya yaitu Kepaksian. Panji Al-Liwa ini disebut Bendera Sekala Brak. Bendera Lama Kepaksian Sekala Brak berwarna hitam dan terdapat tulisan Syahadatin, allah dan Muhammad. Menurut sejarah secara turun temurun, setelah kemenangan [[Paksi Pak|Kerajaan Adat Paksi Pak Sekala Brak]] melawan penguasa Sekala Brak kuno, para 4 (empat) putra-putra Al-Mujahid [[Kepaksian Sekala Brak]] dari keempat putra Al-Mujahid kepaksian sekala brak tersebut disebut (Paksi Buay Belunguh, Kepaksian Pernong Sekala Brak, Paksi Buay Bejalan Diway, dan Kepaksian Nyerupa) menancapkan bendera kemenangan di puncak [[Gunung Pesagi]] dengan sebutan kuno nya Bukit Sulang (Humatang Sulang/Bukit Humatang Sulang). Bendera kemenangan yang dimaksud Bendera Lama Kepaksian Sekala Brak berwarna hitam dan terdapat tulisan Syahadatin, allah dan Muhammad, bendera ini disebut Panji Syahadatain dan bukalah Panji Al-Liwa sebagai simbol asal-usul nama, Liwa.
 
 
== Potensi budaya ==
 
== Potensi budaya ==
Di samping memiliki potensi alamiah seperti pertanian, perikanan, perkebunan, kehutanan, pariwisata, dan pertambangan, Liwa juga menyimpan sejarah Adat yang budaya Kepaksian atau sebutan pada jaman Pra-sejarah saat ini adalah Kerajaan.
 
Beberapa [[kebiasaan]] ([[tradisi]]-[[budaya]]) yang masih kita temui di Liwa, antara lain upacara-upacara adat seperti ''nayuh'' (pesta pernikahan), ''nyambai'' (acara bujang-gadis dalam rangka resepsi pernikahan), ''bediom'' (menempati rumah baru), sunatan, ''sekura'' (pesta topeng rakyat), Ngumbai, tradisi setelah ada yang meninggal dunia, Bedu'a tradisi sastra lisan (seperti ''segata, wayak, hahiwang,'' dll), ''buhimpun'' (bermusyawarah), ''butetah'' (upacara pemberian adok atau gelar adat), dan berbagai upacara adat lainnya.
 
== Potensi wisata ==
Kota Liwa mempunyai tempat wisata yang cukup menarik, di antaranya air terjun Kubuperahu yaitu sepapa kiri dan sepapa kanan, Taman Nasional Bukit Barisan Selatan yang termasuk sebagian kecil wilayahnya, Pulau Dewa (kuburan yang panjangnya mencapai hampir 3 meter) di desa Jejawi, Lembah Sekala Brak, Pelippuhan Way Semaka Way Tippon, , Batu Brak, dan Prasasti Hujung Langit (Batu Tulis Hara Kuning) di pekon harakuning, suasana sejuk karena alam yang masih hijau, dan adat-istiadat setempat (seni-budaya lokal).
 
Namun Kabupaten Lampung Barat mempunyai belasan tempat wisata seperti lumbok seminung resort (danau ranau), wisata budaya pekon Kenali, (Belalau) dan Batu Brak, dan pantai sepanjar Pesisir Barat Samudera Indonesia yang dapat diandalkan terutama pantai dan tempat bersejarah.
 
==Gallery==
<gallery>
Sindalapai 1.jpg|Gambar 1 Wisma Sindalapai Peninggalan Sejarah Sekala Brak
Sindalapai 2.jpg|Gambar 2 Wisma Sindalapai Peninggalan Sejarah Sekala Brak
Sindalapai 3.jpg|Gambar 3 Wisma Sindalapai Peninggalan Sejarah Sekala Brak
Sindalapai 4.jpg|Gambar 4 Wisma Sindalapai Peninggalan Sejarah Sekala Brak
Sindalapai 5.jpg|Gambar 5 Wisma Sindalapai Peninggalan Sejarah Sekala Brak
Sindalapai 6.jpg|Gambar 6 Wisma Sindalapai Peninggalan Sejarah Sekala Brak
Sindalapai 7.jpg|Gambar 7 Wisma Sindalapai Peninggalan Sejarah Sekala Brak
</gallery>
== Lihat pula ==
* [[Balik Bukit, Lampung Barat]]
* [[Tuan Guru Pangeran Dalom Merah Dani]]
* [[Kepaksian Sekala Brak]]
* [[Gunung Pesagi]]
* [[Sejarah Lampung]]
* [[Lampung]]
* [[Istana Gedung Dalom]]
 
== Referensi ==