Kabupaten Lombok Utara: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Herryz (bicara | kontrib)
Menambah gambar
Tag: Suntingan visualeditor-wikitext
Merapikan ketikan.
Baris 80:
 
== Demografi ==
[[Berkas:HUT KLU.jpg|jmpl|200x200px|HUT KLU.]]
[[Berkas:TanjungBuddhTemple.JPG|jmpl|ka|200px|Vihara ''Sutta Dhamma Lenek'' di [[Tanjung, Lombok Utara|Tanjung]].]]
 
=== Penduduk ===
Penduduk kecamatan Tanjung sangat heterogen, ada [[Suku Sasak]], [[Suku Bali|Bali]], [[Suku Jawa|Jawa]], [[Suku Bima|Bima]], [[Suku Sumbawa|Sumbawa]] dan suku-suku lainnya. Kecamatan Tanjung menyimpan potensi untuk menjadi sentra perdagangan yang bisa disejajarkan dengan kota-kota lain di [[Nusa Tenggara Barat]].
Baris 88 ⟶ 89:
=== Agama ===
Berdasarkan data [[Kementerian Dalam Negeri]] tahun 2021, mayoritas penduduk kabupaten Lombok Utara memeluk agama [[Islam]], yakni 92,44%. Agama lain yang dianut di Lombok Utara adalah [[Agama Buddha|Buddha]] yakni 4,05%, kemudian [[Agama Hindu|Hindu]] 3,47% dan sebagian kecil beragama [[Kekristenan|Kristen]] yakni 0,04%, di mana [[Protestan]] 0,02% dan [[Katolik]] 0,02%.<ref name="DUKCAPIL"/>
 
Pemeluk agama [[Islam]] umumya adalah orang [[Suku Sasak|Sasak]], [[Suku Jawa|Jawa]], [[Suku Bima|Bima]] dan [[Suku Sumbawa|Sumbawa]]. Sementara agama Buddha, jika umumnya dianut oleh orang [[Tionghoa-Indonesia|Tionghoa]], maka berbeda di kabupaten Lombok Utara. Pemeluk agama Buddha di Lombok Utara merupakan suku asli setempat, yang sudah ada sejak tahun 1970-an.<ref name="SUKU">{{cite web|url=https://indonesia.go.id/ragam/budaya/sosial/inspirasi-toleransi-dari-tebango|title=Inspirasi Toleransi dari Tebango|website=indonesia.go.id|accesstade=12 Oktober 2021}}</ref>. Sementara agama Hindu, kebanyakan dianut oleh penduduk dari suku [[Suku Bali|Bali]].
 
Keharmonisan antar suku dan agama di Lombok Utara terjaga dengan baik. Sebuah dusun yakni dusun Tebango di desa [[Pemenang Timur, Pemenang, Lombok Utara|Pemenang Timur]], kecamatan Pemenang, merupakan contoh dusun toleransi di Lombok Utara. Warga setempat dengan latar belakang agama yang berbeda, saling bergotong royong ketika melakukan pembangunan rumah ibadah. Kegiatan desa juga sering diadakan di sebuah Vihara bernama Vihara Jaya Wijaya, karena fasilitas lahan lebih luas, dan masyarakat setempat tetap saling berbaur dengan baik.<ref name="SUKU"/>
 
== Referensi ==