Komunikasi organisasi: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Lutpiii (bicara | kontrib)
k menambah suntingan, menambah pranala
Nanda Rinjani (bicara | kontrib)
Penambahan pranala kata
Baris 1:
{{rapikan}}
{{wikify}}
'''Komunikasi Organisasi''' merupakan bentuk pertukaran [[pesan]] antara unit-unit komunikasi yang berada di dalam suatu [[organisasi]].<ref name=":0">{{Cite book|url=https://books.google.com/books?id=zaPbqao5i6QC|title=Organizational Communication|last=Pace|first=R. Wayne|last2=Faules|first2=Don F.|date=1993-12-01|publisher=Prentice Hall|isbn=9780136438007|language=en}} p.184</ref> [[Organisasi]] terdiri dari unit-unit [[komunikasi]] dalam hubungan-hubungan [[Hierarki|hirarkis]] antara yang satu dengan yang lainnya dan berfungsi dalam suatu lingkungan.
 
[[Komunikasi organisasi]] melibatkan manusia sebagai subjek yang terlibat dalam proses menerima, menafsirkan, dan bertindak atas informasi.
 
Menurut Wiryanto, komunikasi [[organisasi]] adalah pengiriman dan penerimaan berbagai pesan organisasi di dalam kelompok formal maupun informal dari suatu organisasi. Komunikasi formal adalah komunikasi yang disetujui oleh organisasi itu sendiri dan sifatnya berorientasi kepentingan [[organisasi]]. Isinya berupa cara kerja di dalam [[organisasi]], [[produktivitas]], dan berbagai pekerjaan yang harus dilakukan dalam organisasi.
 
Misalnya memo, kebijakan, pernyataan, jumpa [[pers]], dan surat-surat resmi. Adapun komunikasi informal adalah komunikasi yang disetujui secara sosial. Orientasinya bukan pada [[organisasi]], tetapi lebih kepada anggotanya secara [[Individu|individual.]]
 
Komunikasi [[organisasi]] serupa dengan [[komunikasi internal]]. Pengertian dari komunikasi internal adalah pertukaran gagasan di antara para administrator dan karyawan dalam suatu perusahaan, dalam struktur lengkap yang khas disertai pertukaran gagasan secara horizontal dan vertikal di dalam [[perusahaan]], sehingga pekerjaan dapat berjalan.<ref>{{id}}[jihadi.staff.umm.ac.id/files/2010/01/2_komunikasi_organisasi.pdf]</ref>
 
Komunikasi Organisasi juga dapat dipakai dalam mencapai visi dan misi sebuah organisasi, sehingga organisasi dapat berjalan sesuai dengan peraturan organisasi
Baris 23:
Pihak - pihak yang memakai ''controlling style of communication'' ini, lebih memusatkan perhatian kepada pengiriman pesan dibanding upaya mereka untuk berharap pesan. Mereka tidak mempunyai rasa ketertarikan dan perhatian untuk berbagi pesan. Mereka tidak mempunyai rasa ketertarikan dan perhatian pada umpan balik, kecuali jika umpan balik atau ''feedback'' tersebut digunakan untuk kepentingan pribadi mereka. Para komunikator satu arah tersebut tidak khawatir dengan pandangan negatif orang lain, tetapi justru berusaha menggunakan kewenangan dan [[kekuasaan]] untuk memaksa orang lain mematuhi pandangan-pandangannya.
 
Pesan-pesan yag berasal dari komunikator satu arah ini, tidak berusaha ‘menjual’ gagasan agar dibicarakan bersama namun lebih pada usaha menjelaskan kepada orang lain apa yang dilakukannya. ''The controlling style of communication'' ini sering dipakai untuk mempersuasi orang lain supaya bekerja dan bertindak secara efektif, dan pada umumnya dalam bentuk [[kritik]]. Namun demkian, gaya komunikasi yang bersifat mengendalikan ini, tidak jarang bernada negatif sehingga menyebabkan orang lain memberi respons atau tanggapan yang negatif.
 
=== Gaya Komunikasi Dua Arah ===
Baris 67:
Yaitu komunikasi yang terjadi ketika bawahan (''subordinate'') mengirim pesan kepada atasannya. Fungsi arus komunikasi dari bawah ke atas ini adalah sebagai penyampaian informasi tentang pekerjaan ataupun tugas yang sudah dilaksanakan, penyampaian informasi mengenai persoalan-persoalan pekerjaan ataupun tugas yang tidak dapat diselesaikan oleh bawahan, penyampaian saran-saran perbaikan dari bawahan, penyampaian keluhan dari bawahan tentang dirinya sendiri maupun pekerjaannya.
 
Komunikasi ke atas menjadi terlalu rumit dan menyita waktu dan mungkin hanya segelintir kecil [[Manajer|manajer organisasi]] yang mengetahui bagaimana cara memperoleh informasi dari bawah. Sharma (1979) mengemukakan 4 alasan mengapa komunikasi ke atas terlihat amat sulit:
 
# Kecenderungan bagi pegawai untuk menyembunyikan pikiran mereka
Baris 81:
 
Ada dua kondisi yang harus dipenuhi dalam menggunakan komunikasi lintas-saluran:
# Setiap [[pegawai]] yang ingin berkomunikasi melintas saluran harus meminta izin terlebih dahulu dari atasannya langsung
# Setiap pegawai yang terlibat dalam komunikasi lintas-saluran harus memberitahukan hasil komunikasinya kepada atasannya.