Pompeii: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
InternetArchiveBot (bicara | kontrib)
Rescuing 1 sources and tagging 0 as dead.) #IABot (v2.0.8.2
InternetArchiveBot (bicara | kontrib)
Rescuing 5 sources and tagging 0 as dead.) #IABot (v2.0.8.2
Baris 40:
[[Penulis]] [[Plinius yang Muda|Plinius Muda]] menulis bahwa getaran bumi itu "tidaklah begitu menakutkan karena sering terjadi di Campania".
 
Pada awal Agustus tahun 79, mata air dan sumur-sumur mengering [http://www.mnsu.edu/emuseum/archaeology/sites/europe/pompeii.html] {{Webarchive|url=https://web.archive.org/web/20100213104501/http://www.mnsu.edu/emuseum/archaeology/sites/europe/pompeii.html |date=2010-02-13 }}. Getaran-getaran gempa ringan mulai terjadi pada [[20 Agustus]] 79 [http://www.archaeology.co.uk/cwa/issues/cwa4/pompeii/eruption.htm], dan menjadi semakin sering pada empat hari berikutnya, tetapi peringatan-peringatan itu tidak disadari orang, dan pada sore hari tanggal [[24 Agustus]], sebuah letusan gunung berapi yang mematikan terjadi. Ledakan itu merusakkan wilayah tersebut, mengubur Pompeii dan daerah-daerah permukiman lainnya. Kebetulan tanggal itu bertepatan dengan [[Vulcanalia]], perayaan dewa api Romawi.
 
Laporan saksi mata satu-satunya yang bertahan dan dapat diandalkan tentang peristiwa ini dicatat oleh [[Plinius yang Muda|Plinius Muda]] dalam dua pucuk surat [http://www.eyewitnesstohistory.com/pompeii.htm] kepada sejarahwan [[Gaius Cornelius Tacitus|Tacitus]]. Dari rumah pamannya di [[Misenum]], sekitar 35 km dari gunung berapi itu, Plinius melihat sebuah gejala luar biasa yang terjadi di atas Gn. Vesuvius: sebuah awan gelap yang besar berbentuk seperti pohon pinus muncul dari mulut gunung itu. Setelah beberapa lama, awan itu dengan segera menuruni lereng-lereng gunung dan menutupi segala sesuatu di sekitarnya, termasuk laut yang di dekatnya.
Baris 46:
"Awan" yang digambarkan oleh Plinius Muda itu kini dikenal sebagai [[aliran piroklastik]], yaitu awan gas yang sangat panas, debu, dan batu-batu yang meletus dari sebuah vulkano. Plinius mengatakan bahwa beberapa gempa bumi terasa pada saat letusan itu dan diikuti oleh getaran bumi yang dahsyat. Ia juga mencatat bahwa debu juga jatuh dalam bentuk lapisan-lapisan yang sangat tebal dan desa tempat ia berada harus dievakuasi. Laut pun tersedot dan didorong mundur oleh suatu "gempa bumi", sebuah gejala yang disebut oleh para geolog modern sebagai [[tsunami]].
 
Gambarannya lalu beralih kepada fakta bahwa matahari tertutup oleh letusan itu dan siang hari menjadi gelap gulita. Pamannya, [[Plinius yang Tua|Plinius Tua]] mengambil beberapa kapal untuk meneliti gejala ini dan menyelamatkan orang-orang yang terperangkap di kaki gunung itu. Karena tidak dapat mendarat dekat gunungtersebut karena angin yang tidak menguntungkan dan debu yang dihasilkan letusan itu, Plinius Tua melanjutkan perjalanan ke [[Stabiae]] sekitar 4,5 km dari Pompei. Ia meninggal di sana keesokan harinya. Dalam suratnya yang pertama kepada Tacitus, kemenakannya menduga bahwa ini disebabkan karena pamannya menghirup gas beracun. Namun Stabiae 16 km jauhnya dari tempat kejadian dan rekan-rekannya tampaknya tidak terpengaruh oleh hirupan udara itu, dan karena itu kemungkinan sekali kematiannya disebabkan karena Plinius yang gemuk [http://www.hort.purdue.edu/newcrop/history/lecture19/lec19.html] {{Webarchive|url=https://web.archive.org/web/20120718082232/http://www.hort.purdue.edu/newcrop/history/lecture19/lec19.html |date=2012-07-18 }} meninggal karena [[stroke]] atau [[serangan jantung]] [http://volcanology.geol.ucsb.edu/pliny.htm].
 
=== Penemuan kembali ===
Baris 70:
Kebanyakan penggalian arkeologis di situs itu hanya sampai tingkat jalanan pada peristiwa vulkanik tahun 79. Penggalian-penggalian yang lebih dalam di bagian Pompeii yang lebih tua dan contoh-contoh utama dari pengeboran-pengeboran di dekatnya telah menunjukkan lapisan-lapisan dari berbagai [[sedimen]] yang menunjukkan bahwa peristiwa-peristiwa lain telah melanda kota itu sebelum terjadinya ledakan yang terkenal itu, karena ada tiga lapisan sedimen yang terletak di bawah kota itu yang ditemukan di atas lapisan lava. Bercampur dengan sedimen ini ditemukan pula oleh para arkeolog potongan-potongan kecil dari tulang-tulang binatang, potongan-potongan [[keramik]] dan potongan-potongan tumbuhan. Dengan menggunakan [[penanggalan karbon]], lapisan yang tertua diperkirakan berasal dari abad ke-8 SM, sekitar masa pendirian kota itu. Dua lapisan lainnya dipisahkan dari lapisan-lapisan lainnya dengan lapisan tanah yang dikembangkan dengan baik atau merupakan jalan yang dibuat orang Romawi pada sekitar abad ke-4 SM dan abad ke-2 SM. Teori di balik lapisan-lapisan dari beraneka sedimen ini adalah [[tanah longsor]] yang hebat, yang mungkin didorong oleh hujan yang turun berkepanjangan. (Senatore, ''et al.'', 2004)
 
Pada penggalian-penggalian awal situs ini, sesekali ditemukan lubang di dalam lapisan abu yang berisi sisa-sisa tulang manusia. Giuseppe Fiorelli mengusulkan untuk mengisi ruang-ruang kosong itu dengan semen. Apa yang dihasilkan adalah bentuk-bentuk yang sangat akurat dan mengerikan dari ''Pompeiani'' (warga Pompeii) yang gagal melarikan diri, dalam saat-saat terakhir hidup mereka (lihat [http://www.marketplace.it/pompeiruins/orto.htm] {{Webarchive|url=https://web.archive.org/web/20100611125919/http://www.marketplace.it/pompeiruins/orto.htm |date=2010-06-11 }}, [http://www.marketplace.it/pompeiruins/orto2.htm] {{Webarchive|url=https://web.archive.org/web/20100611134623/http://www.marketplace.it/pompeiruins/orto2.htm |date=2010-06-11 }}, [http://www.marketplace.it/pompeiruins/orto3.htm] {{Webarchive|url=https://web.archive.org/web/20100610150349/http://www.marketplace.it/pompeiruins/orto3.htm |date=2010-06-10 }}). Untuk sebagian dari mereka, ungkapan ketakutan itu cukup jelas kelihatan.
[[Berkas:Pompeii Garden of the Fugitives 02.jpg|jmpl|180px|ka|Para korban letusan]]