Hasan bin Ali: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Irfanmio21 (bicara | kontrib)
kTidak ada ringkasan suntingan
Tag: kemungkinan perlu dirapikan VisualEditor
Irfanmio21 (bicara | kontrib)
kTidak ada ringkasan suntingan
Baris 42:
Hasan lahir pada tanggal 15 [[Ramadhan]] 3 [[tahun Hijriah|AH]], yang bertepatan dengan 1 Desember 624.
Dia adalah putra [[Ali bin Abi Thalib]], sepupu [[Muhammad]], dan [[Fatimah|Fatimah]], putri Muhammad, keduanya dari [[Banu Hasyim]] suku [[Quraisy]].<ref>{{harvnb|Poonawala|Kohlberg|1985}}</ref>
Ali ingin menamainya "Harb", tetapi Muhammad menamainya "Hasan".<ref>{{harvnb|Vaglieri |1971|p=240}}</ref> Ia juga disebut al-Mujtaba (yang terpilih).<ref name="Momen 1985 26">{{harvnb| Momen |1985|p=26}}</ref>
Untuk merayakan kelahirannya, Muhammad mengorbankan seekor domba jantan, dan Fatima mencukur kepalanya dan menyumbangkan perak yang sama dengan berat rambutnya sebagai sedekah.{{sfn|Madelung|2003}}
 
Baris 50:
===Selama Kekhalifahan Abu Bakar, Umar, dan Utsman===
Setelah kematian Muhammad, Hasan dan saudaranya tidak ambil bagian dalam peristiwa penting kekhalifahan tiga khalifah pertama, kecuali mengikuti ayah mereka dalam menentang beberapa tindakan Khalifah ketiga, [[Utsman bin Affan]]; seperti membela [[Abu Dzar Al-Ghifari]] yang telah berkhotbah melawan beberapa kejahatan yang kuat, dan akan diasingkan dari Madinah.<ref>{{harvnb|Vaglieri|1960|p=382}} </ref>
Selama Kekhalifahan Utsman, Hasan dilaporkan menolak saran ayahnya untuk menerapkan [[Hudud]] empat puluh cambukan pada saudara tiri Utsman, [[Walid bin Uqba]], yang dituduh minum alkohol. Ali menegur Hasan karena tidak melakukannya dan meminta keponakannya, [[Abdullah bin Ja'far]] untuk melakukan cambuk.
Menurut beberapa riwayat, Ali meminta Hasan dan Husain untuk membela Khalifah dan membawakan air untuknya. Menurut Vaglieri, ketika Hasan memasuki rumah Utsman, Utsman sudah dibunuh.
Menurut [[Ahmad bin Yahya bin Jabir al-Baladzuri|al-Baladzuri]], Hasan terluka sedikit saat membela Utsman. Dikatakan juga bahwa dia mengkritik ayahnya karena tidak membela Utsman secara lebih keras.
Baris 62:
 
===Perselisihan dengan Muawiyah===
Segera setelah berita tentang pemilihan Hasan sampai ke Muawiyah, yang telah memerangi Ali untuk kekhalifahan, dia mengutuk pemilihan itu, dan menyatakan keputusannya untuk tidak mengakuinya. Pertukaran surat antara Hasan dan Muawiyah sebelum pasukan mereka saling berhadapan tidak berhasil. Karena negosiasi terhenti, Muawiyah memanggil semua komandan pasukannya di [[Bilad asy-Syam|Suriah]]<ref name="Volume 9 1997 halaman 261">Artikel "AL-SHĀM" oleh [[CE Bosworth]], ''[[Encyclopaedia of Islam]]'', Volume 9 (1997), p.&nbsp;261.</ref> dan memulai persiapan perang. Segera, dia menggiring pasukannya yang terdiri dari enam puluh ribu orang melalui [[Mesopotamia]] ke Maskin, sekitar 50 kilometer di utara [[Baghdad]]. Sementara itu, ia berusaha bernegosiasi dengan Hasan melalui surat, memintanya untuk melepaskan klaimnya.<ref name="Madelung 1997 317">{{harvnb|Madelung|1997|p=317}}</ref>
 
Surat-surat ini memberikan argumen tentang hak-hak kekhalifahan yang akan mengarah pada asal-usul [[Islam Syiah]]. Dalam salah satu suratnya yang panjang kepada Mu'awiyah di mana Hasan memanggilnya untuk berjanji setia kepadanya, Hasan menggunakan argumen ayahnya, Ali, yang diajukan terakhir kali melawan Abu Bakar setelah kematian Muhammad. Ali pernah berkata; Jika orang Quraisy bisa mengklaim kepemimpinan Ansar karena Muhammad milik orang Quraisy, anggota keluarganya, yang paling dekat dengannya dalam segala hal, akan lebih memenuhi syarat untuk memimpin masyarakat.{{sfn|Jafri|1979|p=135}} Mu'awiyah, sambil mengakui keunggulan keluarga Muhammad, lebih lanjut menegaskan bahwa dia akan dengan senang hati mengikuti permintaan Hasan jika bukan karena pengalamannya yang lebih tinggi dalam memerintah:{{sfn|Jafri|1979|pp=135-136}} {{quote|…Anda meminta saya untuk menyelesaikan masalah ini secara damai dan menyerah, tetapi situasi yang menyangkut Anda dan saya hari ini adalah seperti antara Anda [keluarga Anda] dan Abu Bakar setelah kematian Nabi ... Saya memiliki masa pemerintahan yang lebih lama [mungkin mengacu pada jabatan gubernurnya], dan saya lebih berpengalaman, lebih baik dalam kebijakan, dan lebih tua dari Anda ... Jika Anda masuk ke dalam kepatuhan kepada saya sekarang, Anda akan menyetujui khalifah setelah saya.{{sfn|Jafri|1979|p=136}}}}
Baris 77:
 
Keesokan paginya, Qais bin Sa'ad memimpin pasukan Hasan dan, dalam khotbahnya, mengecam keras Ubaidillah, ayah dan saudaranya. Percaya bahwa desersi Ubaidillah telah mematahkan semangat musuhnya, Muawiyah mengirim Busr dengan pasukan bersenjata untuk memaksa mereka menyerah. Qais, bagaimanapun, menyerang dan mengusirnya kembali. Keesokan harinya Busr menyerang dengan kekuatan yang lebih besar tetapi berhasil dipukul mundur lagi.<ref name="Madelung 1997 321">{{harvnb|Madelung|1997|p=321}}</ref> Muawiyah kemudian mengirim surat kepada Qais menawarkan suap tetapi Qais menolak.<ref name="Madelung 1997 321"/>{{sfn|Wellhausen|1927|p=106}} Ketika berita tentang kerusuhan terhadap Hasan dan tentang dirinya yang terluka tiba, bagaimanapun, kedua belah pihak pantang berperang untuk menunggu kabar selanjutnya.
Menurut Vaglieri, orang Irak tidak ingin berperang dan setiap hari sekelompok dari mereka bergabung dengan Muawiyah.<ref>{{harvnb|Vaglieri|1971|pp=241–242}}<nowiki></ref></nowiki> Tampaknya 8000 orang dari 12000, mengikuti contoh jenderal mereka, Ubaidillah, dan bergabung dengan Muawiyah.{{sfn|Wellhausen|1927|p=106}}
 
====Perjanjian dengan Muawiyah====
Baris 101:
Setelah perjanjian damai dengan Hasan, Mu'awiyah berangkat dengan pasukannya ke Kufah dimana dalam upacara penyerahan umum, dia meminta Hasan untuk berdiri dan meminta maaf. Setelah bantahan pertama, Hasan bangkit dan mengingatkan orang-orang bahwa dia dan Husain adalah satu-satunya cucu Muhammad, dan bahwa dia telah menyerahkan kekuasaan kepada Mu'awiya "demi kepentingan terbaik masyarakat": Hasan menyatakan:{{sfn|Donaldson|1933|p=71}}{{sfn|Jafri|1979|p=154}} {{quote|Hai manusia, sesungguhnya Allah yang memimpin kalian oleh kami yang pertama dan Siapa yang telah menyelamatkanmu dari pertumpahan darah oleh yang terakhir dari kami. Aku telah berdamai dengan Mu'awiyah, dan "Aku tidak tahu apakah ini bukan untuk cobaanmu, dan agar kamu bersenang-senang untuk sementara waktu. [Al-Qur'an 21:111]" {{sfn|Donaldson|1933| p=71}}}} Dalam pidatonya sendiri, Mu'awiyah menyangkal semua janjinya sebelumnya kepada Hassan dan lainnya, yang dibuat semata-mata untuk menghentikan pemberontakan. Menurut akun lain, Mu' awiyah mengatakan kepada mereka bahwa alasan mengapa dia memerangi mereka bukan untuk membuat mereka shalat, berpuasa, menunaikan haji, dan bersedekah, mengingat mereka telah melakukannya, tetapi untuk menjadi [[Amir]] (Panglima atau Pemimpin mereka), dan Tuhan telah menganugerahkan itu kepadanya di luar kehendak mereka.{{efn|Lihat juga Ibn Abi l-Hadld, Shark, XVI, 15; Abu al-Faraj, Maqdtil, 70.<ref name="Madelung 325">{{harvnb|Madelung|1997|p=325}}</ref>}}<ref name="Madelung 325"/> Lalu dia berteriak :{{quote|Perlindungan Tuhan dilenyapkan dari siapa saja yang tidak datang dan berjanji setia. Tentunya, saya telah berusaha membalas dendam atas darah Utsman, semoga Tuhan membunuh para pembunuhnya, dan telah mengembalikan pemerintahan kepada mereka yang memilikinya meskipun ada dendam beberapa orang. Kami memberikan jeda tiga malam. Siapa pun yang belum berjanji setia pada saat itu tidak akan memiliki perlindungan dan pengampunan.<ref name="Madelung 1997 324">{{harvnb|Madelung|1997|p=324}}</ref>}} Kemudian orang-orang bergegas dari segala arah untuk bersumpah setia.<ref name="Madelung 1997 324">{{harvnb|Madelung|1997|p=324}}</ref> Saat masih berkemah di luar Kufah, Muawiyah menghadapi pemberontakan Khawarij. Dia mengirim pasukan kavaleri melawan mereka, tetapi mereka dipukul mundur. Muawiyah kemudian mengirim Hasan, yang sudah berangkat ke Madinah, dan memerintahkannya untuk kembali dan berperang melawan Khawarij. Hasan, yang telah mencapai [[Al-Qadisiyah|al-Qadisiyya]], menulis kembali bahwa dia menyerah melawan Muawiyah, meskipun itu adalah haknya yang sah, demi perdamaian dan kompromi di Komunitas, bukan untuk berjuang di pihaknya.<ref>{{harvnb|Madelung|1997|pp=324–325}}</ref>{{sfn|Jafri|1979|pp=157-158}}
 
Dalam kurun waktu sembilan tahun antara Hasan turun tahta pada tahun 41 H (661 M) dan kematiannya pada 50 H (670 M), Hasan pensiun di Madinah,<ref name="Netton">{{cite book|last1=Netton |first1=Ian Richard |title=Encyclopedia of Islam |date=2007 |publisher=Routledge |isbn=978-0700715886 |url=https://books.google.com/books?id=bYtmAgAAQBAJ&q=Al -Hasan+retired+in+Al-Medinah&pg=PA218}}</ref> berusaha menjauhkan diri dari keterlibatan politik untuk mendukung atau menentang Muawiyah. Meskipun demikian, bagaimanapun, ia dianggap sebagai kepala rumah tangga Muhammad, oleh Bani Hasyim sendiri dan pendukung Ali, yang menggantungkan harapan mereka pada suksesi terakhirnya menjadi Muawiyah. Kadang-kadang, orang-orang Syiah, kebanyakan dari Kufah, pergi ke Hasan dalam kelompok-kelompok kecil, dan memintanya untuk menjadi pemimpin mereka, sebuah permintaan yang ditolaknya untuk ditanggapi, karena dia telah menandatangani perjanjian damai dengan Muawiyah.<ref>{{harvnb | Momen |1985|pp=27–28}}</ref>{{sfn|Jafri|1979|p=157}}
Madelung telah mengutip Al-Baladhuri,{{efn| [[Al-Baladhuri]], [[Genealogis of the Nobles|Ansab]], III, 47. }} mengatakan bahwa Hasan, atas dasar perjanjian damai dengan Muawiyah, mengirim pemungut pajaknya ke Fasa dan Darabjird. Namun khalifah telah menginstruksikan [[Abdullah bin Amir]], sekarang gubernur Basra, untuk menghasut Basra untuk memprotes bahwa uang ini milik mereka dengan hak penaklukan mereka, dan mereka mengusir pemungut pajak Hasan dari kedua provinsi. Menurut Madelung, bagaimanapun, bahwa Hasan akan mengirim pemungut pajak dari Medina ke Iran, setelah baru saja menyatakan bahwa dia tidak akan bergabung dengan Muawiyah dalam memerangi Khawarij, sama sekali tidak masuk akal.<ref>{{harvnb|Madelung|1997| p=328}}</ref> Ketika Muawiyah mengetahui bahwa Hasan tidak akan membantu pemerintahannya, hubungan di antara mereka menjadi lebih buruk.{{sfn|Madelung|2003}}