Sejarah Palembang: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler |
Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler |
||
Baris 11:
[[Berkas:Buddha Seguntang Palembang.jpg|jmpl|lurus|Sebuah rupaka Buddha, ditemukan di situs arkeologi Bukit Seguntang, kini dipajang di [[Museum Sultan Mahmud Badaruddin II]] Palembang.]]
Pada tahun 990, pasukan tentara dari [[Kerajaan Medang]] di Jawa menyerang Sriwijaya. Palembang porak-poranda dan istananya dijarah. Namun, [[Cudamani Warmadewa]] meminta perlindungan dari Tiongkok. Pada tahun 1006, invasi itu akhirnya dipukul mundur. Sebagai pembalasan, raja Sriwijaya mengirim pasukannya untuk membantu Raja Wurawari dari Lwaram dalam pemberontakannya terhadap Medang dan berhasil menghancurkan Medang pada serangan yang tiba-tiba. Namun penguasaan Sriwijaya terhadap Medang hanya berlangsung 5 tahun dan dibalas kembali oleh Airlangga (Pewaris tahta Medang yang berada di Vanagiri) yang menghancurkan Kerajaan Lwaram (vassal Sriwijaya) dan menghilangkan semua pengaruh Sriwijaya di Bhumi Jawa. <ref>{{cite book |last=Munoz|title=Early Kingdoms |page=151}}</ref>
Pada tahun 1068, Raja [[Virarajendra Chola]] dari [[Dinasti Chola]] di India menaklukkan wilayah yang sekarang disebut Kedah dari Sriwijaya.<ref>The Cambridge Economic History of India: c.1200-c.1750 herausgegeben by [[Tapan Raychaudhuri]], Irfan Habib, Dharma Kumar p.40</ref> Setelah kehilangan banyak tentara dalam perang dan dengan pundi-pundinya hampir kosong karena gangguan perdagangan selama dua puluh tahun, jangkauan Sriwijaya berkurang. Wilayahnya mulai memerdekakan diri dari kedaulatan Palembang dan mendirikan banyak kerajaan kecil di seluruh bekas imperium.<ref>{{cite book |last=Munoz|title=Early Kingdoms |page=166}}</ref> Sriwijaya akhirnya mengalami kemerosotan karena [[Ekspedisi Pamalayu|ekspedisi militer]] oleh [[Kerajaan Singasari|kerajaan-kerajaan Jawa]] pada abad ke-13.<ref name=":0"/>
|