Jam Gadang: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
Rahmatdenas (bicara | kontrib) |
Rahmatdenas (bicara | kontrib) Tidak ada ringkasan suntingan |
||
Baris 63:
Pada masa [[Pemerintahan Revolusioner Republik Indonesia]] (1958–1961), terjadi pertempuran antara [[Tentara Nasional Indonesia|Tentara Indonesia]] (ketika itu bernama Angkatan Perang Republik Indonesia atau APRI) dengan pasukan PRRI. Di bawah Jam Gadang, APRI pada 1959 membunuh sekitar 187 orang dengan cara ditembak. Hanya 17 orang dari jumlah tersebut yang merupakan tentara PRRI, sedangkan selebihnya merupakan rakyat sipil.<ref name=":3">{{Cite book|last=Syamdani|date=2009|url=https://books.google.co.id/books?id=R9u37gzZMlUC&pg=PA88&dq=PRRI+%22jam+Gadang%22&hl=en&sa=X&ved=2ahUKEwiK6Kn9k9HsAhXGWisKHcEnDeAQ6AEwAHoECAIQAg#v=onepage&q=PRRI%20%22jam%20Gadang%22&f=false|title=PRRI, pemberontakan atau bukan?|publisher=Media Pressindo|isbn=978-979-788-032-3|language=id}}</ref> Para mayat lalu dijejer di halaman Jam Gadang.<ref name=":4">{{Cite book|last=Ilyas|first=Abraham|url=https://books.google.co.id/books?id=zKxiDwAAQBAJ&pg=PA17&dq=PRRI+%22jam+Gadang%22&hl=en&sa=X&ved=2ahUKEwiK6Kn9k9HsAhXGWisKHcEnDeAQ6AEwAXoECAQQAg#v=onepage&q=PRRI%20%22jam%20Gadang%22&f=false|title=Syair Kisah Perjuangan Anak Nagari 1958-1961: Kalah di Ujung Bedil Menang dengan Silat|publisher=Lembaga Kekerabatan Datuk Soda|isbn=978-602-71254-1-4|language=id}}</ref>
Setelah [[Operasi 17 Agustus|operasi penumpasan PRRI]], APRI membangun [[Tugu Pembebasan]] di sekitar Jam Gadang untuk memperingati kemenangan mereka. [[Marthias Dusky Pandoe]] mencatat, terdapat relief di tugu yang melukiskan ''[[ninik mamak]]'' sedang jongkok menyembah kedatangan tentara pusat. Tugu tersebut telah dihancurkan pada masa pemerintahan Gubernur Sumatra Barat [[Harun Al-Rasjid Zain|Harun Zain]].<ref>{{Cite book|last=Pandoe|first=Marthias Dusky|date=2010|url=https://books.google.co.id/books?id=ta05V3dVGlAC&pg=PA94&lpg=PA94&dq=%22relief+%22+%22PRRI%22+bukittinggi&source=bl&ots=INsk163Bp9&sig=ACfU3U0sH1iU0MOpFwvuE8gQ-prxDXuokA&hl=id&sa=X&ved=2ahUKEwjehZ3K2PjzAhVKAXIKHab2Ae0Q6AF6BAgjEAM#v=onepage&q=%22relief%20%22%20%22PRRI%22%20bukittinggi&f=false|title=Jernih melihat cermat mencatat: antologi karya jurnalistik wartawan senior Kompas|publisher=Penerbit Buku Kompas|isbn=978-979-709-487-4|language=id}}</ref>
Pasca-penumpasan PRRI, Sebelum dinamakan Tugu Pahlawan Tak Dikenal, tugu ini awalnya adalah [[Tugu Pembebasan]] yang dibangun pada tahun 1959 untuk memperingati kemenangan tentara pusat dalam menundukkan [[Pemerintahan Revolusioner Republik Indonesia]] (PRRI). PRRI merupakan sebuah gerakan yang menuntut adanya otonomi daerah yang lebih luas. Namun, gerakan ini justru dianggap sebagai sebuah pemberontakan oleh Soekarno sehingga diganjar dengan serangkaian operasi militer (pengerahan pasukan militer sewaktu PRRI ini merupakan yang terbesar yang pernah tercatat di dalam sejarah [[militer Indonesia]]).
Jam Gadang sempat ditutup dengan dibalut kain ''[[marawa]]'' pada malam pergantian tahun baru 2008 dan 2009, saat Wali Kota Bukittinggi oleh [[Djufri]]. Alasan penutupan untuk mengurangi kerumunan pengunjung di pelataran Jam Gadang yang berpotensi terjadinya tindak kriminal dan korban jiwa.<ref>"Djufri, LKAAM dan MUI: Menutup Jam Gadang Sudah Final". ''[[Harian Singgalang]].'' 14 Februari 2008. </ref>
|