Gedung Sate: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
InternetArchiveBot (bicara | kontrib)
Rescuing 1 sources and tagging 0 as dead.) #IABot (v2.0.8
Tidak ada ringkasan suntingan
Baris 56:
[[D. Ruhl]] dalam bukunya ''Bandoeng en haar Hoogvlakte'' 1952, "Gedung Sate adalah bangunan terindah di [[Indonesia]]".
 
Ir. H.P.Berlage, sewaktu kunjungan ke Gedung Sate April 1923, menyatakan, ''"Gedung Sate adalah suatu karya arsitektur besar, yang berhasil memadukan langgam timur dan barat secara harmonis"''. Seperti halnya gaya arsitektur [[Italia]] pada masa renaiscance terutama pada bangunan sayap barattimur. Sedangkan menara bertingkat di tengah bangunan mirip atap [[meru]] atau [[pagoda]]. Masih banyak lagi pendapat arsitek Indonesia yang menyatakan kemegahan Gedung Sate misalnya [[Slamet Wirasonjaya]], dan [[Ir. Harnyoto Kunto]].
 
Kuat dan utuhnya Gedung Sate hingga kini, tidak terlepas dari bahan dan teknis konstruksi yang dipakai. Dinding Gedung Sate terbuat dari kepingan batu ukuran besar (1 × 1 × 2 m) yang diambil dari kawasan perbukitan batu di Bandung timur sekitar Arcamanik dan [[Gunung Manglayang]]. Konstruksi bangunan Gedung Sate menggunakan cara konvensional yang profesional dengan memperhatikan standar teknik.