Pati Unus: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
k Menantu saya ganti anak
Tag: VisualEditor Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler
→‎Ekspedisi Jihad I: Dihapus karena tidak ada sumber referensinya
Baris 87:
{{Main article|Invasi Kerajaan Demak ke Malaka}}
 
Tahun 1512 giliran Samudra Pasai yang jatuh ke tangan [[Portugal|Portugis]]. Hal ini membuat tugas Pati Unus sebagai Panglima Armada Islam tanah jawa semakin mendesak untuk segera dilaksanakan. Maka tahun 1513 dikirim armada kecil, expedisi jihad I yang mencoba mendesak masuk benteng Portugis di Malaka. Pada Januari 1513 [[Pati Unus]] mencoba mengejutkan Malaka, membawa sekitar 100 kapal dengan 5.000 tentara Jawa dari [[Kabupaten Jepara|Jepara]] dan [[Kota Palembang|Palembang]]. Sekitar 30 dari mereka adalah [[jung Jawa]] besar seberat 350-600 ton (pengecualian untuk kapal utama Pati Unus), sisanya adalah kapal jenis [[Lancaran (kapal)|lancaran]], [[penjajap]], dan [[kelulus]]. Jung-jung itu sendiri membawa 12.000 orang.<ref name="Apilan2">{{Cite book|title=A Descriptive Dictionary of the Indian Islands and Adjacent Countries|last=Crawfurd|first=John|publisher=Bradbury and Evans|year=1856|isbn=|location=|pages=}}</ref> Kapal-kapal itu membawa banyak artileri yang dibuat di Jawa.<ref group="catatan">Menurut Horst H. Liebner, sebagian besar meriam tersebut berjenis meriam putar (''swivel'' ''gun''), kemungkinan dari jenis [[cetbang]] atau [[rentaka]], yaitu sejenis meriam ukuran kecil dan sedang yang biasa dipasang di pinggir kapal. Meriam tetap yang ukurannya lebih besar pada kapal-kapal Melayu biasanya dipasang di [[Apilan dan kota mara|apilan]] (''gunshield'' atau perisai meriam).</ref> Meskipun dikalahkan, Patih Unus berlayar pulang dan mendamparkan kapal perangnya sebagai monumen perjuangan melawan orang-orang yang disebutnya paling berani di dunia. Ini memenangkannya beberapa tahun kemudian dalam tahta Demak.<ref>Winstedt. ''A history of Malay.'' p.70.</ref> Dalam sebuah surat kepada Alfonso de Albuquerque, dari Cannanore, 22 Februari 1513, Fernão Pires de Andrade, Kapten armada yang menghalau Pate Unus, mengatakan:<ref name=":02">Pires, Tome. ''Suma Oriental.'' London: The Hakluyt Society.</ref>{{quote|"Jung milik Pati Unus adalah yang terbesar yang dilihat oleh orang-orang dari daerah ini. Ia membawa seribu orang tentara di kapal, dan Yang Mulia dapat mempercayaiku ... bahwa itu adalah hal yang sangat luar biasa untuk dilihat, karena Anunciada di dekatnya tidak terlihat seperti sebuah kapal sama sekali. Kami menyerangnya dengan ''bombard'', tetapi bahkan tembakan yang terbesar tidak menembusnya di bawah garis air, dan (tembakan) ''esfera'' (meriam besar Portugis) yang saya miliki di kapal saya berhasil masuk tetapi tidak tembus; kapal itu memiliki tiga lapisan logam, yang semuanya lebih dari satu koin tebalnya. Dan kapal itu benar-benar sangat mengerikan bahkan tidak ada orang yang pernah melihat sejenisnya. Butuh waktu tiga tahun untuk membangunnya, Yang Mulia mungkin pernah mendengar cerita di Malaka tentang Pati Unus, yang membuat armada ini untuk menjadi raja Malaka."|Fernão Pires de Andrade, Suma Oriental.}}Kegagalan ini karena kurang persiapan menjadi pelajaran berharga untuk membuat persiapan yang lebih baik. Maka direncanakanlah pembangunan armada besar sebanyak 375 kapal perang di tanah Gowa, [[Sulawesi]] yang masyarakatnya sudah terkenal dalam pembuatan kapal. Pada tahun 1518 Raden Patah, Sultan Demak I bergelar Alam Akbar Al Fattah mangkat, beliau berwasiat supaya mantu beliau Pati Unus diangkat menjadi Sultan Demak berikutnya. Maka diangkatlah Pati Unus atau Raden Abdul Qadir bin Yunus, Adipati wilayah Jepara yang garis nasab (Patrilineal)nya adalah keturunan Arab dan [[Kekaisaran Persia|Parsi]] menjadi Sultan Demak II bergelar Alam Akbar At-Tsaniy.
 
== Ekspedisi Jihad II ==