Pada tanggal 7 Juli 2004, RNI memisahkan unit bisnis produksi [[kulit (produk hewan)|kulit]] dan karung plastik dari PT Rajawali Nusindo menjadi sebuahdua perusahaan tersendiri, masing-masing dengan nama PT Rajawali Tanjungsari dan PT Rajawali Citramass. Pada tanggal 5 November 2014, nama PT Rajawali Tanjungsari diubah menjadi PT Rajawali Tanjungsari Enjiniring. Pada tahun 2017, Rajawali Tanjungsari Enjiniring berekspansi ke bisnis produksi karung plastik.<ref name="rte">{{Cite web|url=https://rajawalitanjungsari.com/index.php?sp|title=Sejarah Perusahaan|publisher= Rajawali Tanjungsari Enjiniring|language=id|access-date=25 Oktober 2021}}</ref> Pada bulan Desember 2010, RNI resmi membeli mayoritas saham PT Laras Astra Kartika yang bergerak di bidang agroindustri kelapa sawit di [[Ogan Komering Ulu Timur]].<ref name="merger"/> Pada tahun 2013, RNI meluncurkan jaringan [[minimarket]] yang diberi nama [[Waroeng Rajawali]]. Minimarket tersebut menjual produk dari RNI, seperti gula, teh, dan daging sapi, serta produk dari BUMN-BUMN lain.<ref name="waroeng2">{{cite news|url = http://www.tribunnews.com/bisnis/2013/08/16/rni-tambah-waroeng-rajawali-ke-25-di-pancoran|title = RNI Tambah Waroeng Rajawali ke-25 di Pancoran|first= Arif |last=Wicaksono|publisher=Tribunnews.com |date = 16 Agustus 2013}}</ref> Pada tahun 2014, dengan sistem [[waralaba]], Waroeng Rajawali menargetkan dapat membuka hingga 1.500 gerai di seluruh Indonesia.<ref name="waroeng3">{{cite news|url = http://www.tribunnews.com/bisnis/2013/08/16/2014-waroeng-rajawali-bakal-jadi-waralaba|title = 2014, Waroeng Rajawali Bakal Jadi Waralaba|date = 16 Agustus 2013|first= Arif |last=Wicaksono|publisher = Tribunnews}}</ref> Pada tahun 2015, RNI resmi menghentikan pengembangan Rajawali Mart dan Waroeng Rajawali, karena kesulitan bersaing dengan merek minimarket lain, seperti [[Indomaret]] dan [[Alfamart]].<ref name="rajawali">{{Cite web|url=https://money.kompas.com/read/2016/05/12/174500326/Kalah.Persaingan.RNI.Stop.Pengembangan.Rajawali.Mart|title=Kalah Persaingan, RNI Stop Pengembangan Rajawali Mart|first=Achmad|last=Fauzi|publisher=Kompas|website=kompas.com|language=id|access-date=31 Agustus 2021}}</ref> Pada tahun 2016, melalui PT Mitra Kerinci, RNI membangun pabrik teh hijau di [[Sangir, Solok Selatan]], [[Sumatera Barat]] dengan kapasitas pengolahan sebesar 60 ton pucuk basah per hari. Kedepannya RNI bertekad dapat memproduksi hingga 80 ton pucuk basah per hari.<ref name=Antara>{{citation |url=http://bisnis.tempo.co/read/news/2016/01/05/090733358/rajawali-nusantara-bangun-pabrik-teh-hijau-terbesar-se-asean |title=Rajawali Nusantara Bangun Pabrik Teh Hijau Terbesar se-ASEAN |date=5 Januari 2016 |publisher=TEMPO.CO}}</ref> SebelumnyaSelama tahun 2015, Mitra Kerinci telah dapat memproduksi pucuk basah sebanyak 18.874 ton pucuk basah, dengan tingkat produktivitas mencapai 3,69 ton per hektar.<ref name=Antara/> Pada tanggal 27 Maret 2019, RNI resmi menjual mayoritas saham [[Phapros]] ke [[Kimia Farma]] dengan harga Rp 1,36 triliun, sebagai bagian dari upaya pemerintah untuk membentuk holding BUMN di bidang farmasi.<ref name="akuisisi">{{cite web|url=https://m.liputan6.com/bisnis/read/3927042/akuisisi-phapros-kimia-farma-rogoh-rp-136-triliun|title=Akuisisi Phapros, Kimia Farma Rogoh Rp 1,36 Triliun|publisher=liputan6.com|accessdate=9 Januari 2019}}</ref>