Roehana Koeddoes: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler
Baris 74:
Saat Belanda meningkatkan tekanan dan serangannya terhadap kaum pribumi, Roehana bahkan turut membantu pergerakan politik dengan tulisannya yang membakar semangat juang para pemuda. Roehana pun mempelopori berdirinya dapur umum dan badan sosial untuk membantu para gerilyawan. Dia juga mencetuskan ide bernas dalam penyelundupan senjata dari Kotogadang ke Bukittinggi melalui [[Ngarai Sianok]] dengan cara menyembunyikannya dalam sayuran dan buah-buahan yang kemudian dibawa ke [[Payakumbuh]] dengan [[kereta api]].{{cn}}
 
Hingga ajalnya menjemput, dia masih terus berjuang. Termasuk ketika merantau ke [[Lubuk Pakam]] dan [[Medan]]. Di sana dia mengajar dan memimpin surat kabar ''[[Perempoean Bergerak|Perempuan Bergerak]]''. Kembali ke [[Padang]], ia menjadi redaktur surat kabar ''Radio'' yang diterbitkan Tionghoa-Melayu di Padang dan surat kabar ''Cahaya Sumatra''. Perempuan yang wafat pada 17 Agustus 1972 itu mengabdikan dirinya kepada bangsa dan negara, serta menjadi kebanggaan bagi kaum hawa yang diperjuangkannya.
 
Demikianlah Roehana Koeddoes menghabiskan 88 tahun umurnya dengan beragam kegiatan yang berorientasi pada pendidikan, jurnalistik, bisnis dan bahkan politik. Kalau dicermati begitu banyak kiprah yang telah diusung Roehana. Selama hidupnya ia menerima penghargaan sebagai Wartawati Pertama Indonesia (1974), pada [[Hari Pers Nasional]] ke-3, 9 [[Februari]] 1987, [[Menteri]] Penerangan [[Harmoko]] menganugerahinya sebagai Perintis [[Pers]] Indonesia. Dan pada tanggal 6 November 2007 pemerintah Indonesia menganugerahkan [[Bintang Jasa Utama]].