Dalem Baturenggong: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
k Sub |
|||
Baris 6:
== Ekspansi Militer ==
Sang Raja pernah diusulkan untuk menikahi putri Sri Juru / Menak Koncar, [[Kerajaan Blambangan|Raja Blambangan]] di [[Jawa Timur]], tetapi sang putri menolak. Tentara Bali kemudian dikirim ke Blambangan, dimana mereka terjebak dan berhasil membunuh Sri Juru. Anak-anak raja yang terbunuh itu melarikan diri ke Pasuruan di pantai utara Jawa, dan Blambangan berada dibawah kekuasaan raja Bali. Selanjutnya, Lombok dan Sumbawa Barat juga menjadi bagian dibawah kekuasaan Dalem Baturenggong.<ref>C.C. Berg, ''De Middeljavaansche Historische Traditie'' (Santpoort: C.A. Mees, 1927), halaman 138-139.</ref> Raja meninggalkan dua putra, [[Dalem Bekung]] dan [[Dalem Seganing]], yang memerintah dengan bergiliran setelah kematiannya.<ref>{{cite book|author= C.C. Berg |title= De middeljavaansche historische traditië. |publisher=Santpoort: Mees |year=1927 |pages=138-44}}</ref>
Rincian pemerintahannya tidak dapat diverifikasi dari sumber-sumber kontemporer. Hanya penulis Mendes Pinto Fernao dari Portugis (c. 1509-1583), dalam karyanya ''Peregrinacam'', menuduh bahwa Bali adalah sebuah pulau kafir yang tergantung pada [[Kesultanan Demak|kerajaan Demak Islam Jawa]], tetapi memberontak pada tahun 1546.<ref>{{cite book|author= Fernão Mendes Pinto |title= The Travels of Mendes Pinto. |url= https://archive.org/details/travelsofmendesp0000pint |publisher= Chicago & London: The University of Chicago Press |year=1989 |pages=[https://archive.org/details/travelsofmendesp0000pint/page/392 392]}}</ref> Informasi ini mungkin tidak cukup dapat dipercaya. Namun, sumber-sumber Eropa dari akhir abad ke-16 dan ke-17 menggambarkan kerajaan Gelgel dalam hal yang mengingatkan pada kronik-kronik, dan tampaknya mengandaikan ekspansi politik yang kuat antara jatuhnya Majapahit (sekitar 1527) dan kunjungan Belanda pertama ke Bali (1597).
|